Gejala alergi telur bisa meliputi ruam kulit, gangguan pencernaan, sesak napas, hingga anafilaksis, yang memerlukan penanganan medis segera.
Jika Anda atau keluarga memiliki alergi telur, sebaiknya hindari konsumsi berlebihan atau berkonsultasi dengan dokter.
Terlalu sering makan telur, terutama jika tidak diolah dengan benar, dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti kembung, mual, atau sembelit.
Telur yang digoreng atau dimasak dengan minyak berlebih juga bisa menambah beban pada sistem pencernaan.
Mengonsumsi telur rebus atau diolah dengan sedikit minyak dapat membantu mengurangi dampak ini.
Telur mengandung kalori yang cukup, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.
Terlalu banyak makan telur dapat berkontribusi pada peningkatan kalori yang berlebihan, terutama jika dikombinasikan dengan bahan makanan lain yang tinggi kalori.
Hal ini bisa menyebabkan peningkatan berat badan yang tidak diinginkan, terutama bagi mereka yang kurang beraktivitas.
Meskipun telur adalah makanan bergizi, konsumsinya perlu dibatasi untuk menghindari efek samping seperti peningkatan kolesterol, gangguan pencernaan, dan risiko penyakit jantung.
Sebaiknya makan telur dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, serta mengimbanginya dengan pola makan yang sehat dan beragam.
Jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter mengenai jumlah telur yang ideal untuk dikonsumsi. (*)
Baca Juga: Apakah Putih Telur Mengandung Kolesterol? Ini Fakta dan Tips Aman Konsumsinya
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar