- Segera ganti pakaian basah atau basah kuyup setelah kehujanan.
- Gunakan bedak tabur atau krim antijamur pada area tubuh yang cenderung lembap, seperti selangkangan, kaki, dan lipatan tubuh.
Cuaca yang tidak stabil, dengan hujan disertai panas, juga dapat menyebabkan masalah pada sistem pencernaan.
Perubahan suhu yang mendadak dapat memengaruhi keseimbangan bakteri dalam saluran pencernaan, yang pada gilirannya dapat menyebabkan gangguan seperti diare, mual, atau muntah.
Ini terutama berlaku jika Anda mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri akibat suhu yang berubah-ubah.
- Keracunan makanan: Makanan yang tidak disimpan dengan baik di cuaca panas dan lembap berisiko terkontaminasi bakteri.
- Gangguan pencernaan: Perubahan suhu yang drastis dapat mempengaruhi proses pencernaan, menyebabkan diare atau gangguan perut lainnya.
- Hindari makan makanan yang tidak terjaga kebersihannya, terutama di luar ruangan atau di tempat-tempat yang tidak higienis.
- Pastikan air yang Anda konsumsi sudah matang dan aman.
- Cuci tangan sebelum makan untuk mencegah penyebaran bakteri.
Kondisi cuaca yang tidak stabil dengan hujan disertai panas dapat mempengaruhi tekanan udara dan kelembapan, yang dapat memicu sakit kepala atau migrain pada beberapa orang.
Baca Juga: Mengapa Hidung Mudah Nyeri Saat Dingin? Ternyata Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Selain itu, stres akibat ketidaknyamanan cuaca juga bisa memperburuk gejala ini.
- Nyeri berdenyut pada dahi, pelipis, atau belakang kepala.
- Sensitivitas terhadap cahaya dan suara.
- Mual atau pusing.
- Jaga tubuh tetap terhidrasi untuk mencegah sakit kepala akibat dehidrasi.
- Cobalah untuk menghindari aktivitas berat dan beri waktu bagi tubuh untuk beristirahat jika cuaca terasa sangat panas atau lembap.
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Komentar