Baca Juga: 4 Cara Mengolah Kayu Manis untuk Menurunkan Gula Darah, Ini yang Paling Efektif
Hiperglikemia meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Kondisi ini dapat memicu hipertensi, pengerasan arteri (aterosklerosis), hingga serangan jantung dan stroke.
3. Gangguan Ginjal
Tingginya gula darah menyebabkan ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring darah, yang pada akhirnya bisa merusak fungsi ginjal.
Dalam jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan gagal ginjal, sehingga penderita harus menjalani cuci darah atau transplantasi ginjal.
4. Kerusakan Mata
Gula darah tinggi yang dibiarkan tanpa penanganan berisiko menyebabkan retinopati diabetik, yaitu kondisi di mana pembuluh darah di retina mengalami kerusakan. Jika tidak diobati, retinopati diabetik bisa menyebabkan kebutaan.
5. Ketoasidosis Diabetik (KAD)
Ketika gula darah sangat tinggi, tubuh dapat mulai memproduksi keton, yaitu asam berbahaya yang terbentuk karena pembakaran lemak sebagai sumber energi alternatif.
Kondisi ini dikenal sebagai ketoasidosis diabetik, yang bisa menyebabkan dehidrasi berat, ketidakseimbangan elektrolit, hingga koma.
Gula darah yang mencapai angka 400 mg/dL adalah kondisi serius yang membutuhkan perhatian segera. Tingginya gula darah dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk kerusakan organ vital seperti jantung, ginjal, dan mata.
Langkah pencegahan dan pengelolaan yang baik sangat penting bagi penderita diabetes untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil. Dengan memahami risikonya, serta melakukan pencegahan yang tepat, komplikasi yang berbahaya bisa dihindari, dan kualitas hidup bisa tetap terjaga. (*)
Baca Juga: Olahraga Apa yang Paling Cocok untuk Menurunkan Gula Darah? Coba Ini
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar