GridHEALTH.id - Gula darah 400 apakah berbahaya? Ini yang akan terjadi pada tubuh.
Gula darah tinggi atau hiperglikemia merupakan kondisi yang serius, terutama bagi penderita diabetes.
Normalnya, kadar gula darah berada di kisaran 70-140 mg/dL tergantung waktu dan kondisi, namun pada penderita diabetes, kadar gula darah bisa meningkat drastis hingga di atas 400 mg/dL.
Jika gula darah mencapai angka 400 mg/dL, kondisi ini memerlukan perhatian segera karena dapat menyebabkan dampak serius bagi kesehatan tubuh.
Artikel ini akan membahas apa yang terjadi pada tubuh ketika gula darah mencapai angka tersebut, serta tindakan yang perlu dilakukan.
Ketika kadar gula darah mencapai 400 mg/dL, tubuh mengalami stres luar biasa.
Beberapa gejala yang sering muncul pada kondisi hiperglikemia ini meliputi:
1. Rasa haus berlebihan dan mulut kering
Kondisi gula darah tinggi menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan, sehingga penderita merasa haus terus-menerus.
2. Sering buang air kecil
Tubuh berusaha menyingkirkan kelebihan glukosa melalui urine, yang mengakibatkan peningkatan frekuensi buang air kecil.
3. Kelelahan dan lemah
Baca Juga: Apakah Susu Bisa Menyebabkan Gula Darah Naik? Ini Penjelasannya
Tingginya gula darah mengganggu proses penyerapan energi oleh sel-sel tubuh. Akibatnya, tubuh merasa lemas dan lesu.
4. Penglihatan kabur
Gula darah tinggi bisa menyebabkan cairan di dalam mata mengental, yang mengganggu kemampuan mata untuk fokus.
5. Sakit kepala dan kesulitan berkonsentrasi
Tingginya kadar gula darah juga mempengaruhi aliran darah ke otak, sehingga menyebabkan sakit kepala dan sulit berkonsentrasi.
Kondisi gula darah yang mencapai 400 mg/dL bukan hanya menimbulkan gejala langsung, tetapi juga berpotensi menyebabkan komplikasi jangka panjang yang serius.
Berikut adalah beberapa dampaknya:
1. Kerusakan Pembuluh Darah dan Saraf
Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah dan saraf di seluruh tubuh, terutama di bagian kaki dan tangan.
Jika dibiarkan, ini bisa menyebabkan neuropati diabetik, yaitu gangguan saraf yang menyebabkan mati rasa, kesemutan, dan bahkan luka yang sulit sembuh di ekstremitas tubuh.
2. Komplikasi Jantung dan Pembuluh Darah
Baca Juga: 4 Cara Mengolah Kayu Manis untuk Menurunkan Gula Darah, Ini yang Paling Efektif
Hiperglikemia meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Kondisi ini dapat memicu hipertensi, pengerasan arteri (aterosklerosis), hingga serangan jantung dan stroke.
3. Gangguan Ginjal
Tingginya gula darah menyebabkan ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring darah, yang pada akhirnya bisa merusak fungsi ginjal.
Dalam jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan gagal ginjal, sehingga penderita harus menjalani cuci darah atau transplantasi ginjal.
4. Kerusakan Mata
Gula darah tinggi yang dibiarkan tanpa penanganan berisiko menyebabkan retinopati diabetik, yaitu kondisi di mana pembuluh darah di retina mengalami kerusakan. Jika tidak diobati, retinopati diabetik bisa menyebabkan kebutaan.
5. Ketoasidosis Diabetik (KAD)
Ketika gula darah sangat tinggi, tubuh dapat mulai memproduksi keton, yaitu asam berbahaya yang terbentuk karena pembakaran lemak sebagai sumber energi alternatif.
Kondisi ini dikenal sebagai ketoasidosis diabetik, yang bisa menyebabkan dehidrasi berat, ketidakseimbangan elektrolit, hingga koma.
Gula darah yang mencapai angka 400 mg/dL adalah kondisi serius yang membutuhkan perhatian segera. Tingginya gula darah dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk kerusakan organ vital seperti jantung, ginjal, dan mata.
Langkah pencegahan dan pengelolaan yang baik sangat penting bagi penderita diabetes untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil. Dengan memahami risikonya, serta melakukan pencegahan yang tepat, komplikasi yang berbahaya bisa dihindari, dan kualitas hidup bisa tetap terjaga. (*)
Baca Juga: Olahraga Apa yang Paling Cocok untuk Menurunkan Gula Darah? Coba Ini
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar