GridHealth.id - Musim hujan lebat membawa dampak yang cukup besar terhadap kesehatan masyarakat.
Cuaca yang lembap, ditambah dengan genangan air, menjadi lingkungan yang subur bagi berbagai jenis vektor penyakit, seperti nyamuk dan bakteri.
Selain itu, hujan yang sering menyebabkan banjir juga dapat membawa kotoran, sampah, dan limbah ke dalam lingkungan, meningkatkan risiko penyebaran penyakit.
Dalam artikel ini, kita akan membahas penyakit-penyakit yang sering muncul selama musim hujan dan bagaimana cara mengatasinya untuk menjaga kesehatan tubuh.
Salah satu penyakit yang paling umum muncul selama musim hujan adalah demam berdarah dengue (DBD).
Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang aktif terutama pada pagi dan sore hari.
Genangan air yang terjadi akibat hujan lebat menciptakan tempat yang ideal bagi nyamuk ini untuk berkembang biak, terutama di tempat-tempat yang tertutup seperti tampungan air, bak mandi, atau kaleng bekas.
Cara Mengatasi: Pencegahan demam berdarah dapat dilakukan dengan mengurangi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Pastikan untuk menutup rapat tempat penampungan air seperti drum, ember, atau bak mandi. Selain itu, gunakan obat nyamuk dan pakaian yang menutupi tubuh untuk menghindari gigitan nyamuk.
Fogging (penyemprotan insektisida) juga dapat dilakukan oleh pihak berwenang untuk mengurangi jumlah nyamuk.
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles.
Baca Juga: Sudah Musim Hujan, Ini Pencegahan DBD yang Bisa Dilakukan di Rumah
Nyamuk ini lebih aktif pada malam hari dan berkembang biak di tempat-tempat yang tergenang air, seperti rawa, sungai, atau kubangan air yang terbentuk akibat hujan.
Malaria menyebabkan demam tinggi, menggigil, dan gejala lainnya yang dapat membahayakan kesehatan jika tidak segera ditangani.
Cara Mengatasi: Pengendalian malaria dapat dilakukan dengan cara mengurangi habitat nyamuk dengan membuang atau mengeringkan genangan air.
Menggunakan kelambu yang dirawat dengan insektisida saat tidur di malam hari juga sangat dianjurkan.
Selain itu, pengobatan malaria harus segera dilakukan dengan obat antimalaria sesuai dengan resep dokter.
Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Leptospira.
Penyakit ini umumnya menyebar melalui kontak dengan air yang terkontaminasi urine hewan, terutama tikus.
Banjir yang sering terjadi saat musim hujan dapat mencemari lingkungan dengan air yang terkontaminasi, meningkatkan risiko infeksi leptospirosis.
Gejala penyakit ini meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, dan dalam kasus berat bisa menyebabkan kerusakan ginjal atau hati.
Cara Mengatasi: Untuk mencegah leptospirosis, hindari kontak langsung dengan air banjir, terutama jika air tersebut tercemar.
Menggunakan sepatu boot atau pelindung kaki ketika berada di area banjir dapat mengurangi risiko terinfeksi.
Baca Juga: Risiko Sakit Saat Musim Hujan namun Cuaca Panas: Waspadai Efek Perubahan Iklim
Penting juga untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah dan limbah dengan benar, serta mengendalikan populasi tikus.
Musim hujan lebat juga sering menyebabkan terjadinya diare, terutama yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit.
Banjir dan genangan air membawa kotoran dan limbah yang dapat mencemari air bersih, sehingga memperburuk kualitas air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Jika air yang dikonsumsi tercemar, maka risiko diare menjadi sangat tinggi, terutama pada anak-anak dan orang tua yang memiliki sistem imun yang lebih rentan.
Cara Mengatasi: Untuk mencegah diare, pastikan untuk selalu mengonsumsi air yang telah dimasak atau disaring dengan benar.
Hindari minum dari sumber air yang tidak terjamin kebersihannya, terutama jika terdapat genangan air banjir.
Selain itu, menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan secara rutin, terutama sebelum makan, sangat penting untuk mencegah penularan penyakit.
Cuaca dingin dan lembap selama musim hujan juga dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Penyakit ini meliputi flu, pilek, batuk, dan pneumonia, yang disebabkan oleh virus atau bakteri.
Sistem kekebalan tubuh yang menurun akibat cuaca yang tidak menentu dan kelembapan tinggi menjadi faktor risiko bagi munculnya ISPA.
Cara Mengatasi: Untuk menghindari ISPA, pastikan tubuh tetap hangat dan kering.
Baca Juga: Apa Pencegahan DBD yang Bisa Dilakukan di Rumah? Segera Lakukan Ini
Hindari berada terlalu lama di tempat yang lembap dan dingin.
Menjaga kebersihan tangan dan menggunakan masker saat berada di tempat umum juga dapat membantu mencegah penularan virus.
Jika gejala ISPA muncul, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Seperti demam berdarah, penyakit ini lebih sering muncul saat musim hujan karena adanya genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk pembawa virus.
Gejala chikungunya antara lain demam, nyeri sendi, dan ruam kulit.
Cara Mengatasi: Untuk mencegah chikungunya, selain mengurangi tempat berkembang biak nyamuk, penggunaan lotion anti nyamuk dan kelambu sangat dianjurkan.
Jika terinfeksi, pengobatan umumnya bersifat simptomatik, yakni untuk meredakan demam dan nyeri sendi.
Infeksi kulit seperti dermatitis atau impetigo lebih mudah terjadi saat musim hujan karena kulit lebih lembap dan lebih rentan terhadap infeksi.
Selain itu, genangan air yang tercemar bakteri atau kuman juga dapat menyebabkan luka yang terinfeksi.
Kondisi ini sering terjadi pada mereka yang tinggal di daerah yang rawan banjir.
Baca Juga: Penyakit yang Sering Kambuh di Musim Hujan dan Cara Mencegahnya
Cara Mengatasi: Untuk mencegah infeksi kulit, pastikan kulit tetap kering dan bersih.
Setelah kontak dengan air banjir, segera mandi dan ganti pakaian yang basah.
Hindari menyentuh atau menggaruk kulit yang terluka agar tidak terinfeksi.
Tipes adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi, yang umumnya ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi kuman.
Banjir yang membawa limbah ke lingkungan dapat memperburuk kualitas air dan makanan, meningkatkan risiko terjadinya tipes.
Gejala tipes meliputi demam tinggi, sakit perut, dan gangguan pencernaan.
Cara Mengatasi: Untuk mencegah tipes, konsumsi makanan dan minuman yang bersih dan dimasak dengan baik.
Hindari membeli makanan atau minuman dari tempat yang tidak higienis, terutama selama musim hujan.
Mencuci tangan secara teratur juga sangat penting.
Anak-anak lebih rentan terhadap berbagai penyakit saat musim hujan karena sistem imun mereka yang belum sepenuhnya kuat.
Penyakit seperti batuk pilek, diare, atau ISPA sering menyerang anak-anak yang tinggal di lingkungan yang kurang bersih selama musim hujan.
Baca Juga: Kenapa Badan Mudah Sakit Saat Musim Hujan? Ini Penyebab dan Cara Mencegahnya
Kondisi ini lebih parah jika anak tidak mendapatkan perawatan yang tepat.
Cara Mengatasi: Pastikan anak-anak tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Selalu berikan mereka makanan yang bergizi, perbanyak minum air putih, dan pastikan mereka cukup istirahat.
Jika gejala penyakit muncul, segera bawa anak ke dokter.
Saat musim hujan, sanitasi yang buruk menjadi masalah yang lebih besar.
Banjir dapat membawa sampah dan limbah ke pemukiman, yang mengakibatkan pencemaran lingkungan dan meningkatkan risiko penyakit berbasis sanitasi seperti kolera dan disentri.
Kualitas air yang buruk juga memperburuk keadaan.
Cara Mengatasi: Untuk mengatasi masalah sanitasi, pastikan saluran drainase tetap bersih dan lancar.
Hindari membuang sampah sembarangan, dan pastikan limbah rumah tangga dibuang pada tempatnya.
Jika terjadi banjir, pastikan sumber air minum aman dan terjaga kebersihannya.
Baca Juga: Hati-hati Jalan di Genangan Air Saat Hujan, Bisa Tertular Penyakit Ini
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Komentar