Find Us On Social Media :

Anak SD Dihukum Push Up Ratusan Kali, Ini Bahayanya Bagi Pertumbuhan Tulang

Seorang anak SD dihukum push-up ratusan kali karena belum membayar SPP.

Kekuatan otot ini sifatnya membangun massa otot atau membentuk otot sedemikian rupa, sehingga menjadi besar yang disebut sebagai body building. Nah gerakan push up dan sit up termasuk aktivitas yang membangun massa otot.

Baca Juga : Kebiasaan Remeh Penyebab Berat Badan Susah Turun, Apa Saja?

Kalau sebelum remaja (di bawah 15 tahun) maka faktor penutupan tulang lebih cepat sehingga pertumbuhan anak, khususnya tinggi badan akan terhambat, dan nantinya tidak akan setinggi anak-anak seusianya (kuntet).

Lantas usia berapa yang dibolehkan? Secara medis penutupan bentuk tulang akan terjadi sekitar usia 17-18 tahun pada laki-laki biasanya sampai usia 19 tahun maksimalnya. Maka olahraga yang sifatnya membangun kekuatan otot, bisa dilakukan setelah penutupan bentuk tulang selesai. 

Apabila dipaksakan, bahkan dalam satu waktu melakukan ratusan kali seperti yang dilakukan terhadap siswa SD yang dihukum, dapat menimbulkan risiko cedera di tulang maupun otot.

Meskipun dikatakan tulang dan otot anak masih fleksibel tetapi beberapa literatur mengatakan resiko cedera lebih tinggi dibanding orang dewasa, karena sistem otot tulang anak-anak berbeda.

Ketika cedera terjadi pada tulang di dekat dimana titik tulang pertumbuhannya terjadi maka  penyembuhannya akan lebih lama, komplikasinya pun akan kemana-mana.

Bahaya yang paling buruk, anak bisa cacat, yang tentu saja di samping menghambat gerak tubuhnya, anak akan depresi bila melihat teman-temannya bisa aktif bermain dan berolahraga.

Baca Juga : Proses Kuret Ternyata Dilakukan Seperti Ini, Tidak Banyak yang Tahu

Maka, jangan paksakan anak melakukan olahraga atau menghukum dengan aktivitas fisik yang tidak sesuai dengan tumbuh kembangnya.

Di usia anak-anak, ajaklah anak-anak untuk olahraga yang ringan seperti sepak bola, basket, badminton serta olahraga-olahraga ringan yang lainnya. (*)