Find Us On Social Media :

Inilah Psikopat Paling Sadis se Nusantara Hingga Saat Ini, Reynhard Sinaga Tidak Ada Apa-apanya Dibandingkan Dukun AS

Suradji ketika divonis mati, masih sempat tersenyum

GridHEALTH.idPsikopat adalah sebuah gangguan jiwa.

Mereka yang mengidap psikopat harus mendapatkan penanganan serius dokter kejiwaan.

Dalam kasus kriminal, seorang psikopat adalah sosok pembunuh sadis, pemerkosa, hingga koruptor.

Baca Juga: Radang Tenggorokan Tak Kunjung Sembuh Bisa Jadi Awal Penyakit Jantung

Karenanya Reynhard Sinaga disebut sebagai psikopat dan predator seks tersadis dalam sejarah Inggris.

Di Indoensia ada beberapa psikopat yang kasusnya sempat membuat gempar.

Ryan Jombang di 2008, Robot Gedek di 1996, hingga Dukun AS alias Ahmad Suradji di era 1980-an.

Very Idham Henyansyah alias Rian Jombang membunuh dan memutilasi 11 korbannya dan sebagian jasad mereka dikubur di kolam belakang rumahnya.

Sebelum itu publik tanah air sempat dibuat heboh juga pada 1996 ketika Siswanto alias Robot Gedek membunuh dan memutilasi 12 orang anak dibawah umur yang sebelumnya disodomi olehnya

Baca Juga: Jangan Suka Berlama-lama di Kantor, Bahaya Hipertensi Mengintai

Baca Juga: Asam Lambung Sering Kumat Coba Konsumsi 4 Jenis Buah-buahan Ini

Namun sebelum 'era' mereka berdua ada satu orang pembunuh berantai yang dinobatkan benar-benar bengis di Indonesia, yakni Ahmad Suradji.

Kini namanya memang agak asing terdengar di telinga masyarakat Indonesia.

Ahmad Suradji lahir 10 Januari 1949, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Nama aslinya ialah Nasib dan kerap dipanggil Nasib Kelewang, karena sering mencuri Lembu menggunakan Kelewang hingga akhirnya dipenjara.

Ketika bebas dari penjara baru Nasib menyandang nama Ahmad Suradji.

Dirinya kemudian mendapat julukkan baru 'Datuk' setelah ia menikahi tiga wanita kakak beradik kandung dan tinggal serumah dengan mereka hingga dikaruniai sembilan orang anak.

Baca Juga: Lakukan Dua Gerakan Ini Sebelum Tidur Malam Demi Ginjal Sehat

Kegilaannya dimulai pada 1986.

Suatu malam saat Suradji tidur ia bermimpi didatangi mendiang ayahnya.

Dalam mimpi tersebut ayahnya yang dulu berprofesi sebagai dukun mewariskan sebuah ilmu sakti kepadanya.

Namun ada syarat untuk menguasai ilmu ini.

Suradji harus menumbalkan 72 nyawa wanita.

Bukan hanya itu, ia juga harus melakukan ritual meminum air liur korbannya yang hendak ditumbalkan.

Memang Suradji sejak usia 12 tahun sangat terobsesi dengan ilmu perdukunan, hingga kemudian menggunakan kedok sebagai Dukun AS (Ahmad Suradji) untuk mempermulus aksinya.

Suradji kemudian segera melaksanakan syarat tersebut walau awalnya bimbang.

Satu persatu wanita ditumbalkan oleh Suradji, dibunuh secara keji.

Cara membunuhnya pun beragam tapi yang pasti ia selalu melakukan ritual menjijikkan sebelum menghabisi nyawa korbannya, yaitu dengan meminum air liur dan mempreteli harta benda mereka.

Sebelas tahun sudah Suradji melakukan kegilaan biadab itu dan berhasil menyembunyikan segala perbuatannya dari masyarakat maupun pihak berwajib.

Hingga akhirnya tibalah suatu sore di tanggal 27 April 1997.

Desa Sei Semayang, Deli Serdang tempat Suradji tinggal mendadak gempar ketika ditemukan sosok mayat wanita tanpa busana di kebun tebu.

Warga kemudian berbondong-bondong datang untuk melihat mayat siapakah itu.

Keadaan semakin memanas ketika ada seorang wanita desa bernama Sri Kemala Dewi (21) hilang sejak tiga hari terakhir.

Benar saja, ternyata mayat itu adalah Sri Dewi.

Mendapati kasus tersebut, Kepolisian Mapolsek Sunggal segera menerjunkan para aparatnya untuk mengendus apa, siapa dan bagaimana mayat Dewi bisa sampai disitu.

Sebelum menghilang Dewi sempat dikabarkan bertengkar dengan suaminya, Tumin.

Orang tua Dewi dan warga menuding Tumin pelaku pembunuhan istrinya sendiri.

Polisi lantas menahan sementara Tumin untuk dimintai keterangan.

Polisi tidak serta merta langsung menetapkan Tumin sebagai tersangaka.

Polisi masih melakukan penyelidikan karena beberapa tahun sebelumnya pernah ditemukan juga mayat wanita di ladang tebu.

Kasus sempat dihentikan karena tidak adanya bukti kuat.

Akan tetapi secercah titik terang datang ketika seorang warga desa bernama Andreas berujar dirinya mengantarkan Dewi ke rumah dukun Ahmad Suradji, untuk berkonsultasi dihari menghilangnya wanita itu.

BACA JUGA: Implan Payudara Mantan Bintang Film Dewasa Mia Khalifa Pecah Terkena Bola Hoki Es, Begini Kondisinya Setelah Operasi Payudara

Polisi kemudian menindaklanjuti laporan itu dan mendatangi rumah Suradji untuk menanyainya perihal Dewi.

Suradji mengakui bahwa Dewi memang datang ke rumahnya untuk berkonsultasi dan selepas maghrib wanita itu pulang ke rumahnya.

Tak cukup bukti untuk menangkap Suradji, kasus dihentikan.

Polisi tak menyerah, satu persatu laporan orang hilang mereka dalami beberapa tahun terakhir.

Nyatanya banyak orang dilaporkan hilang yang kebanyakan pasien Suradji.

BACA JUGA: Viral Video Pembuatan Saus Tomat Menggunakan Kaki, Produsen Sebut Ada Kandungan Vitamin E Padahal Bisa Mengancam Nyawa

Tak tunggu waktu lama polisi langsung menggerebek dan menggeledah rumah Suradji.

Disana mereka menemukan pakaian dan perhiasan wanita yang salah satunya milik Dewi.

Suradji dan ketiga istrinya kemudian dibekuk untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Lewat proses interogasi panjang, Suradji mengaku dirinya memang membunuh Dewi, didesak lagi oleh polisi ia mengakui sudah membunuh 16 wanita, didesak lagi Suradji berujar dia sudah menghabisi nyawa 42 orang wanita!

BACA JUGA: Produk Organik Cirinya Bukan dari Label, Mengkonsumsi Juga Ada Syaratnya

BACA JUGA: Jelajah Gizi 2019, Makanan Organik; Memengaruhi Kesehatan Kita dan Planet Bumi

Dalam aksi koboinya membunuhi para wanita itu, Suradji dibantu oleh salah satu istrinya yang bernama Tumini.

Dalam pengadilan, Suradji dijatuhi vonis hukuman mati dan Tumini divonis penjara seumur hidup.

10 Juli 2008 pukul 22.00, dukun AS dieksekusi mati.

Tiga buah peluru dilesakkan ke dada Suradji, mengakhiri riwayat pembunuh paling bengis di Indonesia itu.(*)

BACA JUGA: Barbie Kumalasari Mengalami Gangguan Makan, Masih Suka Ngedot Hingga Usia 7 Tahun, pun Suka Makan Tembok; 'Tembok Dicongkel-congkel, Entar Dimakanin'

 #berantasstunting

Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul Lebih Bengis dari Ryan Jombang dan Robot Gedek, Pria ini Jadi Pembunuh Berantai Selama 11 Tahun

Kesal dengan Kehaluan Sang Ibunda, Anak Barbie Kumalasari Hampir Menangis Kala Sebut Nama Nikita Mirzani, Awas Bikin Anak Kecil Depresi!

BACA JUGA: Sempat Tuding Ibu Kandungnya Alami Gangguan Mental, Barbie Kumalasari Ceritakan Perjuangan Melahirkan Namun Sang Anak Hanya Bertahan 5 Menit: 'Aku Ngerasain Gimana Perjuangan Seorang Ibu'

BACA JUGA: Penyebab Gagal Tumbuh Pada Anak dan Cara Mengatasinya

BACA JUGA: Berita Kesehatan Demam: Obat Ibuprofen Lebih Ampuh Atasi Demam Pada Anak Ketimbang Paracetamol

BACA JUGA: Begini Kondisi Bayi yang Diambil Sang Ayah dari Rahim Ibunya Setelah Dibunuh Menggunakan Parang di Bengkulu

BACA JUGA: Pembunuhan Melinda Zidemi, Korban Tetap Diperkosa Saat Tengah Haid, Pelaku Bisa Terinfeksi Balantis juga Hukuman Setimpal