Find Us On Social Media :

Cokelat untuk Obat yang Diwariskan Nenek Moyang Bangsa Spanyol Benar Adanya, Tapi Cokelatnya Beda, Bukan Warna Warni Apalagi Ada Isinya

Ilustrasi cokelat

GridHEALTH.id – Siapa yang tidak kenal produk cokelat?

Sepertinya hampir semua di antara kita pernah merasakan atau bahkan menyukainya. Ya, minimal saat kecil suka sekali dengan makanan yummy satu ini.

Baca Juga: Minum 4 Gelas Jamu Sekaligus, Ussy Sulistiawaty Hamil Lagi Padahal Tak Berencana Tambah Momongan

Tahukah jika makanan yang bernama cokelat ini berasal dari mana?

Spanyol memperkenalkan bubuk kakao di Eropa pada abad ke-16 dan sejak saat itu, bubuk ini menjadi populer sebagai obat untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Nah, cokelat yang kita kenal sekarang ini dari sinilah asal usulnya, yaitu dari buah pohon kakao.

Baca Juga: Waspada Predator Seks di Indonesia dari Kelompok Penyuka Sesama Jenis, Kelompok Mereka Solid dan Satu Komunitas Anggotanya Ratusan

Buah kakao yang dipanen, bijinya dibuat menjadi powder, lalu diolah menjadi cokelat, yang seterusnya di buat menjadi aneka makanan yummy seperti cokelat batangan yang kita kenal, atau minuman cokelat.

Untuk diketahui, tidak semua cokelat itu kualitasnya sama.

Kualitas cokelat tergntug dari bahan bakunya, yaitu jenis buah kakao yang digunakan.

Hingga sekarang ini ada tiga varietas tanaman kakao, yaitu: Forastero, Criollo, dan Trinitario.

Baca Juga: Menyesal Tak Curiga Saat Istrinya Selalu Menggunakan Pelumas Saat Berhubungan Intim, Bule Belgia yang Menikahi Orang Indonesia ini Berujung Menjalani Perawatan Psikis

Asal tahu saja, varietas Forastero adalah yang paling banyak digunakan.

Varietas Forasteroi ini terdiri menguasai 80-90 persen produksi kakao dunia.

Adapun cokelat dari varietas Criollo, disebut sebagai cokelat yang paling lezat.

Jadi jika mencari cokelat lezat kelas dunia dan preium, carilah yang berbahan dasar dari varietes ini. Kita tidak akan tertipu.

Baca Juga: Demi Mendalami Peran, Aktris Mawar De Jongh Menjadi Ibu Hamil

Sedangkan cokelat dari varietas Trinitario adalah hibrida dari Forastero dan Criollo.

Nenek moyang bangsa Spanyol yang mengangkat cokelat ini, mengenalkan cokelat untuk obat kesehatan.

Hal tersebut terhadi tidak heran. Karena setelah diteliti cokelat murni, belum ditambah ini itu apalagi gula, mengandung zat gizi;

* 3 g air,

* energi 228 kkal

* 19,6 g protein

Baca Juga: Pentingnya Komunikasi antar Anggota Keluarga Untuk Kesehatan Mental, Al Ghazali Mengaku Pernah Mengalami yang Buruk

* 13,7 g lemak

* 57,9 g karbohidrat

* 37 g serat

* 1,75 g gula

* 128 mg kalsium

* 13,86 mg besi,

* 499 mg besi,

* 499 mg magnesium,

Baca Juga: Bukan Pasta Gigi, Begini 4 Cara Atasi Kulit Terbakar Akibat Tersiram Air Panas

* 734 mg fosfor

* 1524 mg kalium

* 21 mg natrium

* 6,81 mg seng

* 3,788 mg tembaga

* 3,837 mg mangan

* 14,3 mcg selenium

* 0,078 mg thiamin

Baca Juga: Merasa Sakit Padahal Tidak Sakit, 'Worried Well' Akibat Gangguan Jiwa?

* 0,241 mg riboflavin

* 2,185 mg niacin

* 0,254 mg asam pantotenat

* 0,118 mg vitamin B6

* 32 mcg folat 12 mg vitamin

* 0,1 mg vitamin K vitamin K

Baca Juga: Berantas Stunting: Takut Anak Tumbuh Pendek? Coba Berikan 9 Makanan Penambah Tinggi Badan

Karenanya tidaklah heran dan masuk akal jika cokelat bisa menjauhkan penggemarnya dari stres dan depresi.

Bisa dilihat di atas, dari kandungan yang dimiliki cokelat, melansir laman The Telegraph, penelitian yang dilakukan oleh University College London, Universitas Calgary dan Layanan Kesehatan Alberta Kanada, mengungkapkan jika hanya dengan mengonsumsi cokelat gelap atau dark chocolate, tanpa tambahan perasa pun pemanis, dapat menurunkan sebanyak 4% risiko depresi.

Jadi inilah alasan ilmiahnya anggapan atau kepercayaan publik yang menyatakan cokelat sangat baik dikonsumsi saat sedih ataupun ketika suasana hati galau.

Baca Juga: Berantas Stunting: Ini 4 Dampak Stunting Bagi Tumbuh Kembang Anak

Penelitian lain membuktikan, penyuka cokelat murni dan selalu mengonsumsi cokelat 2 kali sehari, ternyata 70% lebih rendah terkena gejala depresi, dibandingkan dengan mereka yang sama sekali tidak mengonsumsi cokelat.

Hasil penelitian lainnya malah bisa sampai mengungkapkan jika colekat, ingat ya yang murni, bagus untuk menyehatkan jantung, sirkulasi darah, dan otak.

Karenanya, beberapa pihak yang percaya diri menyatakan jika cokelat, sekali lagi yang murni, sangat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penyandang autisme, penderita obesitas, hingga penderita diabetes, yang selama ini justru kita ketahui harus menjauhi cokelat.

Tak sampai disitu, banyak media yang kerap mengulas kesehatan, seperti boldksy,dan lainnya rutin mengulas manfaat cokelat yang tidak kita duga, seperti halnya untuk penderita diabetes.

Baca Juga: 7 Tanda Suami Mulai Melirik Wanita Lain, Dari Ganti Penampilan Hingga Kerap Bohong!

Penelitian telah menghubungkan asupan flavanol yang lebih tinggi dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah.

Flavanol membantu meningkatkan kadar gula darah, mengurangi peradangan dan menurunkan sensitivitas insulin.

Konsumsi kakao memiliki dampak positif pada pencegahan dan pengendalian diabetes tipe 2.

Bahkan di wartakan juga jika manfaat bubuk kakao adalah membantu dalam mengelola berat badan dengan mengurangi nafsu makan, mengatur penggunaan energi, dan meningkatkan oksidasi lemak dan perasaan kenyang.

Baca Juga: Kantung Mata Hilang dalam 3 Hari, Cukup Pakai Alat Ini Tanpa Beli Skincare Mahal

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Archives of Internal Medicine menunjukkan bahwa orang yang makan lebih banyak cokelat sering memiliki IMT (Indeks Massa Tubuh) lebih rendah. dibandingkan dengan orang yang makan lebih sedikit cokelat.

Karenanya tidak heran jika cokelat ini dipercaya dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan meningkatkan kadar oksida nitrat dalam darah.

Ini karena adanya flavanol, yang dapat meningkatkan fungsi pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah.

Baca Juga: Tidak Perlu Sulam Bibir, Berikut 7 Cara Mudah Agar Bibir Merah Alami

Kandungan flavanol antara 30 hingga 1.218 mg dalam kakao dapat secara signifikan mengurangi tekanan darah dengan rata-rata 2 mmHg.

Kandungan flavanol  ini pun dalam kakao telah ditemukan untuk mengurangi kolesterol LDL (buruk) yang selanjutnya menurunkan risiko serangan jantung, gagal jantung, stroke dan penyakit jantung lainnya.

Flavanol melemaskan dan melebarkan pembuluh darah, yang meningkatkan aliran darah ke jantung.

Baca Juga: Mirip dengan Gejala Flu, Pengobatan Penyakit SARS Akibat Virus Corona Belum Ditemukan

Senyawa pelindung kanker pun ternyata dikaitkan dengan flavanol dalam coklat.

Efek antioksidan pada flavanol melawan peradangan, melindungi sel terhadap kerusakan oksidatif, menghentikan pertumbuhan sel kanker, dan menginduksi kematian sel kanker.

Bahkan flavanol dipercaya bisa menurunkan risiko penyakit neurodegeneratif.

sebab Flavanol dalam kakao dapat membantu meningkatkan fungsi otak dan aliran darah dengan meningkatkan produksi oksida nitrat.

Ini melemaskan otot-otot pembuluh darah, sehingga meningkatkan pasokan darah ke otak.

Baca Juga: Hanya di Indonesia, Ada Cara Sunat Laser Bukan dengan Sinar, Melainkan Electrical Cauter

Sedangkan senyawa theophilin dan theobromine dalam cokelat adalah anti asma, yang dapat bermanfaat bagi penderita asma.

Theophilin membantu melebarkan paru-paru dengan membuka saluran udara dan mengurangi peradangan.

Theobromine membantu mengatasi batuk terus-menerus.

Nah, karena cokelat mempunyai sifat anti-enzimatik, antibakteri dan perangsang kekebalan dalam kakao dapat berkontribusi pada kesehatan mulut; memerangi bakteri yang menyebabkan gigi berlubang dan gusi.

Baca Juga: Sedahsyat Apakah Tangisan Rey Utami Hingga Pembuluh Darah Matanya Pecah? Bagamana dengan Mereka yang Kejer

Polifenol sendiri dyang ada dalam cokelat, terbukti bermanfaat bagi kulit; meningkatkan sirkulasi darah di kulit, melindungi kulit dari sinar UV, meningkatkan hidrasi kulit dan meningkatkan tekstur kulit.

Makan cokelat yuk, tapi yang murni yaaaa....(*)

#berantasstunting