GridHEALTH.id - Wabah virus corona Covid-19 membuat masyaraat dunia, tak terkecuali di Indonesia panik dan ketakutan.
Bagaimana tidak takut dan panik, virus corona Covid-19 menginfeksi tidak panang bulu, usia, kasta, strata sosial dan ekonomi, juga jawabatan dan profesi.
Semua yang imunitasnya lemah, dan semua orang yang berdekatan dengan manusia yang terinfeks bisa tertular virus corona Covid-19 ini.
Karenanyalah tak heran di Indonesia saja, hingga Selasa (17/3/2020), tercatat sudah lebih dari 170 pasien positif terinfeksi virus corona.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona mengatakan jumlahnya mungkin meningkat.
Pagi ini redaksi GridHEALTH.id mendapat kabar melali WA jika salah seorang karyawati BNI di salah satu kantor di Jakarta, tadi malam meninggal dunia.
Disinyalir karena virus corona Covid-19.
Almarhum berinisial DE, beberapa hari sebelum meningal pernah dinyatakan suspek virus corona Covid-19.
Tapi tahu kah ternyata ada mausia yang kebal terhadap virus ini.
Ya, virus corona Covid-19 ini katanya tidak bisa menginfeksi orang seperti ini.
Belum lama peneliti di China mengumumkan hasil penelitiannya tentang virus corona Covid-19.
Mengutip dari Express.co.id, peneliti mengungkapkan mereka yang kebal terhadap virus corona Covid-19 adalah yang bergolongan darah O.
Mereka yang rentan terinfeksi virus corona Covid-19 adalah mereka yang bergolongan darah A.
Hal itu terungkap setelah diteliti dari 2.000 sampel pasien virus corona di China, ditemukan bahwa pemilik golongan darah A disebut lebih rentan terkena virus corona.
Itu disampaikan oleh Wang Xinghuan, ahli medis dari Zhongnan Hospital of Wuhan University.
Xinghuan mengatakan, "pemilik golongan darah A perlu lebih memperkuat perlindungan pribadi untuk mengurangi kemungkinan terjangkit infeksi."
Baca Juga: 6 Tanda Dini Serangan Stroke, Tekanan Darah Tinggi Salah Satunya
Baca Juga: Virusnya Menyebar Begitu Cepat, Ternyata Begini Cara Kerja Covid-19
Hal ini karena pamilik golongan darah A memiliki tingkat infeksi yang lebih tinggi dan memiliki gejala yang lebih parah.
Ia juga mengatakan bila, "Orang yang bergolongan darah A perlu mendapat pengawasan lebih ketika terinfeksi virus corona."
Sementara itu, Xinghuan justru mengatakan bila pemilik golongan darah O lebih rendah risikonya terkena virus Covid-19.
Mengapa demikian?
Baca Juga: Koma Diabetes Paling Ditakuti Penderita Diabetes, Apa Penyebabnya?
"Pemilik golongan darah O pada dasarnya lebih rendah risiko terkena virus corona bila dibandingkan pemilik golongan darah lain," jelasnya penelitian yang dipublikasikan di Medrvix.org.
Meski begitu, penelitian tersebut menyebutkan kondisi ini tidak serta merta pemilik golongan darah O akan terbebas dari infeksi virus corona Covid-19.
"Pemilik golongan darah O tidak berarti aman dari virus. Tetap perlu cuci tangan dan mengikuti anjuran yang berlaku," ujar penelitian tersebut.
Mengutip dari Tribun Timur, di sisi lain, sebuah makalah yang diterbitkan di situs pracetak untuk Ilmu Kesehatan di bawah lembaga penelitian dan pendidikan, Cold Spring Harbor Laboratory, di New York, AS, mengungkapkan golongan darah O memiliki resistensi terhadap virus corona dibandingkan dengan golongan darah non-O.
Hal itu bisa dilihat dari 206 pasien yang meninggal karena Covid-19 di Wuhan, 85 di antaranya mempunyai golongan darah A.
Jumlah itu adalah 63 persen lebih banyak dari golongan darah O yang dimiliki 52 orang Pola seperti ini juga ada pada kelompok usia dan jenis kelamin yang berbeda.
Baca Juga: 6 Kesalahan Menyikat Gigi yang Masih Banyak Dilakukan, Membuat Gigi Cepat Berlubang
"Mungkin bermanfaat untuk memperkenalkan golongan darah A-B-O pada pasien dan tenaga medis untuk membantu menentukan opsi manajemen dan menilai tingkat paparan risiko orang," ujar Wang.
Studi ini dilakukan oleh para ilmuwan dan dokter dari kota-kota di seluruh China, termasuk Beijing, Wuhan, Shanghai, dan Shenzen.
Baca Juga: Nasib Bayi dalam Kandungan Vanessa Angel yang Ditangkap Polisi kasus Psikotropika
Baca Juga: Pemerintah Perpanjang Status Darurat Bencana Covid-19 Hingga 29 Mei
Penulis mengingatkan, mungkin ada risiko dalam menggunakan penelitian untuk memandu praktik klinis saat ini.
Tapi penelitian tersebut masih terus dikaji dan dianalisis keakuratannya.(*)
#berantasstunting