GridHEALTH.id – Nasi makanan pokok Indonesia. Karenanya di Indonesia belum makan jika belum makan nasi.
Tapi tahu kah, jika nasi itu sumber penyakit berat?
Studi Trusted dalam British Medical Journal menemukan, orang yang makan nasi putih tingkat tinggi (banyak dan sering) mungkin memiliki peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2.
Ingat, nasi kaya karbohidrat memiliki skor indeks glikemik (GI) tinggi.
Indeks glikemiks sendiri adalah standar yang dipakai untuk mengukur seberapa cepat makanan tertentu meningkatkan kadar gula di dalam darah.
Nah, hal inilah yang menjadi biang keladi risiko diabetes. Juga rasa kantuk muncul jika kita makan nasi banyak.
Untuk diketahui, melansir newhealthadvisor.org, memecah komponen karbohidrat nasi yang dimakan supaya bisa dimanfaatkan oleh seluruh sel kita, tubuh membutuhkan tenaga yang sangat besar untuk memprosesnya.
Proses tersebut dapat memicu peningkatan gula darah dalam tubuh. Supaya kadar gula tidak terlalu banyak dalam tubuh, secara otomatis pankreas menghasilkan hormon insulin.
Insulin meningkatkan kadar triptofan di otak. Selanjutnya, triptofan meningkatkan kadar hormon serotonin dan melatonin yang berkaitan erat dengan munculnya rasa mengantuk.
Jadi bisa dibayangkan jika kita makan banyak nasi maka pankreas bekerja lebih berat lagi untuk bisa menghasilkan hormon insulin lebih banyak.
Jadi, masih bolehkah mengonsumsi nasi setiap hari? Jawabannya boleh. Tapi harus tahu porsinya yang tepat.
Baca Juga: Sebagai Negara Riset Kelas Dunia, Singapura Prediksi Akhir Pandemi Corona Indonesia 1 Bulan Kedepan
Mengena hal ini, melansir healthline.com, metode Create Your Plate yang digunakan oleh Departemen Pertanian AS adalah cara yang baik untuk memastikan makanan kita tidak berlebih. Khususnya nasi.
Jika menggunakan rumus Create Your Plate, maka; piring makan kita harus mengandung 25 persen protein, 25 persen biji-bijian dan makanan bertepung, dan 50 persen sayuran tanpa tepung. Plus satu porsi buah atau susu di samping.
Nah, masukan nasi pada kelompok 25 persen biji-bijian dan makanan bertepung. Itulah porsi makan ideal untuk nasi.
Tepatnya, hanya makan nasi dalam porsi kecil. Yaitu, hanya 1/2 cangkir nasi. Itu sudah mengandung 15 gram karbohidrat.
Baca Juga: Mengerikan! Brigjen Pol Krishna Murti Unggah Penampakan Lendir Corona Pasien Covid-19
Baca Juga: WHO Ingatkan Covid-19 Belum Capai Puncak Pandemi, Kebijakan Buka Lockdown Bisa Berbahaya
Jenis nasi yang dimakan pun harus dipilih yang baik bagi kesehatan, seperti; nasi basmati, nasi dari beras merah, dan nasi dari beras huma.
Untuk diketahui, beras merah, beras huma, dan beras basmati (beras putih panjang), mengandung lebih banyak serat, nutrisi, dan vitamin daripada nasi putih pendek.
Beras basmati, beras merah, dan beras huma memiliki skor GI dalam kisaran sedang. Kira-kira memiliki GI 56-69. Tapi tetap baiknya dikonsumsi dalam jumlah sedang.
Beras putih pendek memiliki GI tinggi, 70 atau lebih tinggi, pun nilai gizinya lebih rendah dari jenis beras lainnya. Jadi nasi dari beras jenis ini baiknya dihindari
Bagaimana dengan penderita diabetes?
Baca Juga: Jangan Sedih, Kesuburan Wanita Menurun Akibat Menopause Dini Bisa Diatasi dengan Cara Ini
Baca Juga: Wajib Ada saat Sahur, 6 Buah-buahan Bernutrisi Ini Berikan Cadangan Energi selama Puasa
Jika menderita diabetes, masih bisa makan, tapi dalam porsi yang sedikit dan tidak sering.
Pilih jenis nasi yang berasal dari beras yang skor GI-nya rendah.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona