Find Us On Social Media :

Alasan Ilmiah Mengapa Kecanduan Gula dan Bagaimana Cara Mengendalikan

Kecanduan gula dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

 

GridHEALTH.id - Mendengar berita sedih atau bahagia yang tak terduga, melihat iklan kue atau cokelat yangmenggiurkan, tiba-tiba membangkitkan keinginan untuk makan manis. Sungguh sangat tidak tertahankan.

Sayangnya, mengidam gula yang kuat ini seringkali dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak diinginkan dan mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan.

Ketika kita makan gula, tubuh kita mulai mengeluarkan serotonin (hormon kebahagiaan) dan endorfin (hormon perasaan-baik), yang memberi kita perasaan bahagia sementara. Karenanya banyak dari kita beralih ke permen di saat-saat ketidakbahagiaan.

Tetapi jika kita melihat bagian label botol cokelat kita mungkin akan menyesal melihat kalori yang tercantum.

Gula adalah salah satu sumber energi yang dibutuhkan manusia. Walaupun sekilas tampak menyehatkan, konsumsi gula per hari dari makanan dan minuman sehari-hari yang berlebihan dapat menyebabkan  kita rentan mengalami berbagai gangguan kesehatan.

Selain menyebabkan gigi rentan berlubang, kelebihan konsumsi gula per hari bisa menyebabkan penambahan berat badan secara cepat. Dengan demikian, kita bisa saja mengalami obesitas.

Baca Juga: 3 Penyebab Pusing Saat Puasa, Waspadai Turunnya Gula Darah Tiba-tiba

Baca Juga: Ada Rencana Kelas Standar, BPJS Wacanakan Tak Ada Lagi Kelas 1 Hingga Kelas 3 

Asupan gula yang berlebih juga menjadi penyebab utama sejumlah penyakit, seperti jantung, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, hingga penyakit liver. Maka dari itu, penting untuk selalu mengontrol konsumsi gula per hari.

Batas konsumsi gula per hari yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah 10% dari total energi.

Ini berarti jika kita makan 2,000 kalori per hari maka batas konsumsi gula per harinya, yakni kurang dari 200 kilo kalori atau setara dengan 50 gram gula atau sama dengan 4 sendok makan per orang setiap harinya.

 

Sementara, American Heart Association (AHA) merekomendasikan batas asupan gula per hari setiap orang tidak lebih dari setengah kalori harian. AHA membagi batas konsumsi gula per hari berdasarkan pria, wanita, dan anak-anak sebagai berikut:

1. Batas konsumsi gula per hari untuk pria

AHA menganjurkan agar batas konsumsi gula per hari pria sebaiknya tidak lebih dari 150 kalori setiap harinya. Ini artinya setara dengan 38 gram atau 9 sendok teh gula.

2. Batas konsumsi gula per hari untuk wanita

Wanita dianjurkan mengonsumsi gula tidak lebih dari 100 kalori per harinya, atau hanya sekitar 25 gram dan setara dengan 6 sendok teh gula.

Baca Juga: Siap-siap di Karantina Pakai Uang Pribadi Jika Nekat Masuk Jakarta Selama PSBB

Baca Juga: Mal di Jakarta Mulai Dibuka 8 Juni, Usia dan Jumlah Pengunjung Akan Dibatasi

3. Batas konsumsi gula per hari untuk anak-anak

Anak-anak berusia 2-18 tahun disarankan tidak mengonsumsi lebih dari 25 gram atau setara dengan 6 sendok teh gula.

Ahli gizi Büşra Mutlu dari Memorial Hospital di Ankara, Turki mengatakan bahwa mengidam gula tidak sulit diatasi asalkan dikelola dengan benar.

Penelitian telah menunjukkan bahwa banyak faktor yang dapat menyebabkan ngidam gula. Menurut Mutlu inilah beberapa hal yang menyebabkan orang selalu ingin menikmati gula alias makanan/minuman manis;

1. Hipoglikemia: Hipoglikemia adalah penurunan cepat gula darah ke tingkat di bawah yang dianggap normal.

Mengidam gula tidak bisa dihindari dalam kasus kelaparan yang berkepanjangan tanpa makanan ringan di antaranya. Pada pasien hipoglikemik, dokter merekomendasikan untuk mengonsumsi makanan ringan setiap tiga jam.

2. Polycystic ovary syndrome (PCOS): Kebanyakan wanita dengan kelainan hormon yang umum ini juga menderita diabetes laten.

Mereka yang memiliki PCOS cenderung memiliki kadar insulin tinggi yang dapat membuat mereka menginginkan makanan manis bahkan setelah makan.

Mengidam seperti itu dapat dicegah dengan rencana perawatan yang dibuat oleh ahli gizi, dokter kandungan dan dokter kandungan.

Baca Juga: Banyak Pemalsuan Daging Babi Menjadi Daging Sapi, Ternyata Ini Risikonya Mengonsumsi Daging Babi Menurut Ahli Gizi

Baca Juga: Virus Corona di Sekitar Kita, Ini Kiat Aman ke Puskesmas atau Rumah Sakit di Tengah Pandemi Covid-19

3. Kekurangan mineral: Diketahui bahwa orang dengan kekurangan zat besi, kromium dan magnesium cenderung mengalami lebih banyak mengidam gula.

Karena kekurangan mineral ini dapat mengurangi respons terhadap gula (glukosa) dalam darah. Karena itu, defisiensi vitamin dan mineral harus dievaluasi dengan kontrol dokter.

4. Premenstrual syndrome (PMS): Walaupun sebagian besar wanita biasanya tidak memiliki keinginan untuk sesuatu yang manis, mereka dapat mengalami mengidam makanan yang intens satu atau dua minggu sebelum menstruasi.

Hal ini disebabkan oleh penurunan hormon estrogen dan fluktuasi serotonin, yang dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah.

5. Keadaan emosional: Keinginan untuk hidangan penutup yang lezat dapat meningkat pada periode depresi.

Orang yang depresi dikenal karena mencoba mengobati sendiri dengan gula dan karbohidrat, meskipun sebaliknya mungkin juga berlaku untuk beberapa orang.

Insulin, hormon yang memungkinkan jaringan tubuh kita untuk menggunakan gula yang kita konsumsi, adalah prekursor untuk serotonin, jadi setelah makan camilan manis kadar insulin kita naik, dan ini menyebabkan peningkatan sementara kadar serotonin.

Namun, gula telah terbukti menyebabkan peradangan dalam tubuh dan meningkatkan risiko atau memperburuk depresi.

Baca Juga: Amerika Serikat Krisis Campak, Orangtua Bakal Dihukum Bila Anaknya Tak Imunisasi

Baca Juga: Hari Imunisasi Dunia, 12% Anak Indonesia Belum Imunisasi Lengkap! 

Penelitian juga menunjukkan bahwa wanita yang tidak bahagia dalam pernikahan mereka mengalami lebih banyak mengidam gula daripada mereka yang puas.

6. Akibat kebiasaan: Jika keluarga atau teman-teman menawarkan permen dan cokelat sebagai hadiah di masa kecil kita, ini bisa tertanam di otak sebagai nilai yang dirasakan sebagai hadiah di masa depan, bahkan ketika kita puas dengan hidup dan sukses.

Sementara satu kotak cokelat hitam mungkin tidak menjadi masalah, mengatakan pada diri sendiri "Saya akan memperlakukan diri sendiri dengan sesuatu yang manis" dapat memicu keinginan gula.

Mengatasi kecanduan gula dapat dilakukan dengan mudah, asalkan disiplin dan punya kemauan kuat. Berikut beberapa saran dari Mutlu:

- Makan lebih sedikit tetapi sering: Kurangi jumlah makanan yang dimakan dalam makanan utama hari itu dan camilan secara teratur dengan alternatif ringan, yang pada gilirannya dapat membantu kita menyeimbangkan kadar gula darah dan mencegah serangan hipoglikemia.

- Pertahankan batas 150 kalori: Mengkonsumsi makanan penutup yang tidak melebihi 150 kalori per hari akan kurang berbahaya bagi tubuh daripada mengonsumsi makanan manis sepanjang hari.

Jika masih ingin makan makanan penutup, pilih makanan penutup seperti susu atau buah daripada opsi sirup dan karbohidrat berat.

Baca Juga: Catat, 5 Hal Seputar Alat Kontrasepsi IUD Ini Ternyata Hanya Mitos!

Baca Juga: Hamil 'Bayi Pelangi', Antara Gembira dan Waswas, Ini yang Perlu Dilakukan Agar Kehamilan Sehat

- Campurkan makanan penutup: Alih-alih memakan satu batang cokelat sendiri, pisang atau beberapa stroberi yang dicelupkan ke dalam cokelat telah terbukti mengurangi keinginan mengidam.

Mengkonsumsi sedikit cokelat drage dengan hazelnut atau almond juga dapat mengekang keinginan untuk manisan.

- Makan buah: Buah segar dan kering dapat memenuhi kebutuhan akan sesuatu yang manis. Menambahkan sumber kalsium (seperti yoghurt, kacang-kacangan atau sayuran berdaun hijau) ke buah juga dapat meningkatkan rasa kenyang.

- Temukan fokus baru: Ketika ide makan sesuatu yang manis datang ke pikiran, lakukan kegiatan yang dapat diselesaikan dalam 10 menit untuk mengalihkan pikiran dari gula.

Membersihkan rumah dengan cepat, bangun dan berjalan di sekitar kantor, menelepon teman untuk mengobrol cepat, atau membaca koran dapat membuat kita melupakan keinginan itu.

- Hindari karbohidrat sederhana: Karbohidrat sederhana seperti produk pastry meningkatkan kecenderungan kita untuk makan sesuatu yang manis.

Alih-alih tepung dan nasi putih, cobalah mengonsumsi bulgur, roti gandum, produk gandum utuh dan polong-polongan kering bersama dengan sumber protein untuk meningkatkan rasa kenyang sekaligus mengurangi keinginan untuk hidangan penutup.

- Mencari dukungan: Jika perubahan kondisi emosional seperti stres dan kesedihan menyebabkan kita mengidam, kita dapat mempertimbangkan untuk mendapatkan dukungan profesional dari seorang psikolog.

Kita harus ingat bahwa tidak ada makanan atau makanan penutup yang akan memecahkan masalah dalam hidup.

Baca Juga: Sedang Tren, Penggunaan Obat Aspirin Untuk Mengatasi Jerawat

Baca Juga: Fakta Tentang Obat Diet, Bikin Kekurangan Gizi Hingga Menguras Kantong

Puaskan mata terlebih dahulu: Persepsi visual dikenal untuk meningkatkan indera perasa. Cobalah untuk membuat resep sehat dan menarik yang dapat kita persiapkan di rumah. (*)

#berantasstunting #hadapicorona