Find Us On Social Media :

Santap Makanan Khas Lebaran Ada Tekniknya, Supaya Lebih Sehat dan Baik Bagi Tubuh

Jangan takut makan enak saat lebaran.

GridHEALTH.id - Saat hari raya Idul Fitri, tak lengkap rasanya jika tidak menyantap segala macam makanan khas lebaran.

Mulai dari ketupat sayur, rendang, opor ayam hingga semur biasanya semuanya sudah tersaji. Belum lagi, kue-kue kering yang menjadi pelengkap.

Tapi tak bisa dipungkiri, banyak juga dari kita yang khawatir akan konsumsi makanan khas lebaran tersebut.

Pasalnya semua makanan yang ada biasanya memiliki jumlah kalori dan lemak yang cukup tinggi, yang tentunya juga berisiko bagi kesehatan tubuh kita.

Melihat persoalan ini, dokter spesialisi gizi klinik Eva Kurniawati, M.Gizi memberikan tips agar kita masih bisa makan enak saat merayakan lebaran.

Sebelum berbicara lebih jauh, dokter Eva telah memberikan gambaran terkait jumlah kalori dari setiap makanan khas lebaran yang biasanya ada di rumah.

Baca Juga: Lontong Vs Ketupat, Manakah yang Lebih Baik Bagi Kesehatan Tubuh?

Baca Juga: Update Covid-19; Prediksi Kasus Virus Corona Melonjak Tajam Usai Lebaran

Berikut ulasannya;

1. Kue Kering 

- Kalori kue nastar 75 kal/pcs.

- Kue semprit keju per 5 gram terdapat 27 kalori.

- Kue kaastengels terdapat 20,5 kal/pcs.

- Kue putri salju per 6 gram terdapat 22,5 kalori.

Baca Juga: Pasien Positif Covid-19 di Pamekasan Ancam Bunuh Diri Karena Ingin Lebaran di Rumah

2. Makanan utama

- Opor ayam per 100 gram terdapat 415 kalori.

- Rendang per 100 gram terdapat 518 kalori.

- Semur daging per 100 gram terdapat 515 kalori.

- Ketupat sayur 1 porsi sekitar 400 gram kalorinya 389 kalori, belum termasuk opor/rendang.

Baca Juga: Dari Jawara Indosian Idol Hingga Menjadi Politisi, Menikah dengan Pengusaha Malah Mengalami KDRT dan Diselingkuhi

Setelah mengatahui gambaran jumlah kalori dari setiap makanan, selanjutnya kita harus mengetahui kebutuhan kalori harian kita masing-masing.

Namun sebagai contoh biasanya rata-rata kalori harian bagi pria dewasa adalah 2.500 kalori. Sedangkan, wanita dewasa sekitar 2.000 kalori.

Eva mengingatkan, saat lebaran, aktivitas olahraga cenderung akan berkurang.

Oleh karena itu, jika asupan kalori berlebih, risikonya adalah tentu terjadinya kenaikan berat badan.

Lalu, jika asupan lemak jenuh dan karbohidrat berlebih, maka dapat terjadi peningkatan kolesterol, trigliserida, gula darah dalam darah bisa meningkat.

Baca Juga: Punya Hutang Tidur Meningkatkan Risiko Hipertensi dan Penyakit Jantung

Untuk itu, Eva mengatakan bahwa kita perlu bijaksana dalam mengonsumsi hidangan khas Lebaran.

Hal yang pertama dilakukan adalah mengetahui kebutuhan kalori, kemudian membuat perencanaan makanan.

“Misal, hari ini jadwal berkunjung ke lima rumah saudara, maka mulai direncanakan berapa banyak hidangan yang akan disantap, jenisnya apa yang akan disantap di masing-masing rumah.”

Selain itu, menurut Eva, kita perlu mengimbangi asupan makanan dengan minuman yang tepat.

Baca Juga: 6 Manfaat Kantung Teh Celup yang Dipercaya Masyarakat Untuk Kesehatan, Hilangkan Mata Panda Hingga Bisul

Mengingat kalori dari makanan yang diasup sudah cukup banyak, maka Eva menganjurkan mengonsumsi minuman yang sesedikit mungkin kandungan kalorinya.

Adapun minuman tersebut seperti air putih, air putih dingin, infused water, teh tawar, es teh tawar, lemon tea tanpa gula, kopi tanpa gula, kopi dengan susu segar sebagai pengganti creamer.

Sementara itu, untuk menyiasati kalori dari santan, dapat digunakan pengganti santan seperti susu kedelai dan krimer pengganti santan.

Jika sudah terlanjur mengasup makanan berlebih, menurut Eva, perbaikan pola makan dimulai dari kesadaran diri yang menimbulkan niat.

Baca Juga: Silaturahmi The New Normal Vs Normal, Pilih Mana? Ini Solusi Amannya

Setelah itu diikuti dengan usaha untuk kembali ke pola makan sehat seimbang dengan memperhatikan porsi atau jumlah makanan hingga jadwal dan jenis makanan yang dikonsumsi.

“Usahakan dalam setiap kali makan ada karbohidrat, protein rendah lemak, lemak (utamakan lemak baik) dan tak lupa serat,” ujar Eva yang kini praktek di RS Pelni.

Sementara, untuk olahraga dianjurkan 15-30 menit setiap harinya, mulai dari yang sederhana seperti jalan kaki, bersepeda, berenang, yoga, senam dan lain-lain.

“Intinya, usahakan untuk selalu bergerak aktif,” tutup Eva.(*)

Baca Juga: Operasi Plastik Dokter China Selamat Nenek Usia 15 Tahun dari Jahatnya Bullying

 #berantasstunting #hadapicorona