Find Us On Social Media :

Selama Pandemi Virus Corona Indonesia Hadapi Lonjakan Kehamilan, Wanita Amerika Malah Menunda Punya Anak

Indonesia menghadapi lonjakan kehamilan akibat di rumah saja selama pandemi Covid-19. Amerika Serikat sebaliknya menahan laju kehamilan.

 

 

GridHEALTH.id - Ketika dunia tengah menghadapi pandemi Covid-19, Indonesia dikabarkan menghadapi ledakan kehamilan baru. 

Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN), Selasa (19/5/2020), ada lebih dari 400.000 kehamilan tak direncanakan. 

Selama dilangsungkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran Covid-19, sejumlah klinik kesehatan dan kandungan ditutup. Menurut BKKBN, hal ini membuat masyarakat sulit mengakses alat kontrasepsi. 

"Banyak juga orang yang mematuhi peraturan pemerintah untuk tinggal di rumah kecuali ada keadaan darurat yang mengharuskan ke luar rumah," kata Hasto Wardoyo, kepala BKKBN dikutip dari AFP (19/05/20).  "Saya kira banyak orang tidak menggunakan alat kontrasepsi dalam keadaan ini," imbuhnya.

Dengan penambahan angka kehamilan itu, di awal tahun depan mungkin ada lebih dari 420.000 bayi baru lahir. Perkiraan angka itu didasarkan pada 10% dari 28 juta keluarga mengalami kesulitan dalam mengontrol kelahiran. 

Padahal seperti kita tahu, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Badan Pusat Statistik memproyeksi pada 2020 ini jumlah penduduk Indonesia akan meningkat sebanyak 271.066.000 jiwa. 

Baca Juga: Studi: Ibu Hamil Terinfeksi Virus Corona Berpotensi Alami Pneumonia

Baca Juga: Demi Cegah Komplikasi, Ini 5 Minuman Terbaik Untuk Penderita Diabetes

Setidaknya ada sekitar 4,8 juta kelahiran baru setiap tahunnya di Indonesia. Indonesia pun masih berhadapan dengan banyaknya kasus stunting, hingga kasus kematian ibu dan bayi.

“Jika Anda berencana hamil, sekarang bukan waktu yang tepat. Tolong gunakan alat kontrasepsi," imbau  Wardoyo.

BKKBN tak tinggal diam melihat lonjakan angka kehamilan baru. BKKBN pun memberikat alat kontrasepsi (IUD) dan lainnya ke rumah-rumah.

Wardoyo mengatakan, sekitar 95%  pengguna kontrasepsi di Indonesia adalah wanita, sementara hanya sedikit pria yang mau menggunakan kondom. 

Berbanding terbalik dengan situasi di Indonesia yang menghadapi lonjakan kehamilan, banyak wanita di Amerika Serikat memutuskan untuk 'mengambil kebijakan' dengan menunda kehamilan selama pandemi virus corona Covid-19. 

Dalam sebuah survei terhadap 2.000 wanita yang aktif secara seksual yang dilakukan pada awal Mei, organisasi hak-hak reproduksi Institut Guttmacher menemukan 34% responden ingin menunda kehamilan atau menambah anak karena pandemi. 

Survei juga menemukan sepertiga wanita mengalami kesulitan mengakses layanan kesehatan atau alat kontrasepsi. Presentase ini lebih tinggi di antara komunitras minoritas dan berpenghasilan rendah. 

"Gangguan mengakses perawatan yang dibutuhkan ini dapat mengakibatkan hambatan berkelanjutan untuk mendapatkan kontrasepsi yang diinginkan, peningkatan kehamilan di antara wanita yang ingin menghindarinya serta menunda pemeriksaan dan pengobatan kanker serviks dan IMS," kata penulis studi ini.

Baca Juga: Nyeri Punggung Ganggu Aktivitas, Ini Tips Untuk Mengatasinya

Baca Juga: Gemar Minum Kopi Benarkah Membahayakan Ginjal, Ini Faktanya 

"Semua hasil ini membawa konsekuensi kesehatan, sosial dan ekonomi yang negatif," sambung penulis dikutip dari Insider.

Keinginan untuk menunda kehamilan atau menambah anak dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti kehilangan pekerjaan, klinik kesehatan yang ditutup, kekhawatiran paparan virus corona di klinik atau rumah sakit, dan ketidaktahuan pengaruh virus corona pada wanita hamil dan calon buah hati mereka.

Haley Neidich, seorang terapis di Florida, mengatakan bahwa ia dan suaminya berhenti berusaha menambah anak sejak akhir Maret karena kurangnya dukungan langsung (dari segala aspek) yang ia miliki jika hamil.

Baca Juga: Wow, Tidur Tanpa Celana Dalam Selain Seksi Ternyata Juga Bikin Sehat

Baca Juga: Makanan Keasinan, Begini Cara Mengurangi Kelebihan Garam dalam Makanan

"Kehamilan itu sulit, terutama trimester pertama, dan saya membutuhkan sistem pendukung saya di sini dengan fisik saya untuk bisa melewatinya dan masih menjadi ibu yang baik bagi putri saya," katanya. (*) 

#berantasstunting #hadapicorona