Find Us On Social Media :

Sudah Dipesan 100 Juta Unit, Vaksin Produksi Inggris Ini Tunjukkan Hasil Positif, Pengamat Pertanyakan Vaksin China Pesanan Indonesia, 'Jangan Sampai WNI Jadi Kelinci Percobaan'

Inggris telah memesan 1 juta unit vaksin virus corona yang menunjukkan hasil positif, sementara Indonesia memesan dari China yang masih dalam taraf uji coba.

GridHEALTH.id- Vaksin potensial yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca Plc menunjukkan hasil yang menjanjikan setelah dilakukan uji klinis yang melibatkan 1.077 orang.

Dikutip dari Reuters (20/07/20), dari uji klinis ini, 90% dari responden menghasilkan antibodi terhadap virus COVID-19 setelah menerima satu dosis vaksin yang diberi nama ChAdOx1 nCoV-19. Karena hasil awal yang menjanjikan ini, Pemerintah Inggris telah memesan 100 juta dosis. 

Hasil uji coba Fase I/II yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah The Lancet, menunjukkan tidak ada masalah pada keamanan tahap awal dan menginduksi respons kekebalan yang kuat di kedua bagian sistem kekebalan. 

Vaksin ini memicu respons sel T dalam waktu 14 hari setelah vaksinasi (sel darah putih yang dapat menyerang sel yang terinfeksi virus SARS-CoV-2).

Kemudian respons antibodi dalam 28 hari (antibodi mampu menetralkan virus sehingga tidak dapat menginfeksi sel ketika awalnya berkontraksi). 

Selama penelitian, peserta yang menerima vaksin memiliki antibodi penetral yang terdeteksi, yang telah disarankan oleh para peneliti sebagai perlindungan.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Telah Siap di Depan Mata, Tapi WHO Minta 3 Kelompok Ini Diutamakan Dulu

Baca Juga: Hasil Investigasi AS dan Sajikan Bukti, Virus Corona Hasil Kebocoran Laboratorium di Wuhan

Baca Juga: Senyawa Bioaktif Pada Jamu Bisa Tingkatkan Imunitas Tubuh di Masa Pandemi Virus Corona

Tanggapan ini paling kuat setelah diberikan dosis penguat, dengan 100% darah peserta memiliki aktivitas netralisasi terhadap virus corona. 

Langkah selanjutnya dalam mempelajari vaksin tersebut adalah, memastikan bahwa vaksin itu dapat melindungi secara efektif terhadap infeksi Sars-CoV-2. 

"Kami melihat respons kekebalan terkuat pada 10 peserta yang menerima dua dosis vaksin. Menunjukkan bahwa ini mungkin strategi yang baik untuk vaksinasi," kata Profesor Pollard, dikutip University of Oxford, Selasa 21 Juli 2020. 

 

Percobaan Inggris Tahap I/II dimulai pada bulan April untuk menguji vaksin Oxford untuk virus corona yang bernama ChAdOx1 nCoV-19.

Selama uji coba Fase I/II vaksin telah dievaluasi pada lebih dari 1.000 sukarelawan dewasa sehat, berusia antara 18 dan 55 tahun, dalam uji coba terkontrol secara acak.

Sebagian dari sukarelawan ini (10 orang) menerima dua dosis vaksin. Antara 23 April dan 21 Mei 2020, sebanyak 1077 relawan, menerima vaksin ChAdOx1 nCoV-19 atau vaksin MenACWY plasebo. Hasilnya menunjukkan, tidak ada masalah kesehatan serius yang terkait dengan ChAdOx1 nCoV-19. 

Universitas Oxford bekerja sama dengan perusahaan biofarmasi global yang berbasis di Inggris, AstraZeneca, untuk pengembangan lebih lanjut, pembuatan berskala besar, dan distribusi potensial vaksin Covid-19, dengan rencana klinis dan produksi vaksin Oxford, yang mengalami kemajuan secara global.

Baca Juga: 5 Jenis Penyakit Kanker Hilang dengan Bunga Kol, Ini Cara Mengolahnya

Baca Juga: Tambah Imunitas di Masa Pandemi, Siapkan Campuran Susu dan Kunyit 

Proyek ini didukung dengan dana pemerintah sebesar 84 juta poundsterling atau sekitar Rp1,5 triliun, untuk mempercepat pengembangan vaksin. 

"Hasil ini sangatlah menjanjikan. Ini akan membawa kita satu langkah lebih dekat dalam menemukan vaksin yang dapat menyelamatkan jutaan nyawa di Inggris dan seluruh dunia.

Didukung oleh dana sebesar GBP84 juta dari Pemerintah Inggris untuk pengembangan dan produksi vaksin ini, kecepatan dari kerja Universitas Oxford sangatlah mengagumkan.

"Saya sangat bangga akan apa yang mereka telah capai sampai saat ini," kata Menteri Urusan Bisnis Pemerintahan Inggris, Alok Sharma. 

Sedangkan Ketua Gugus Tugas Vaksin Inggris Kate Bingham mengatakan, Inggris beruntung memiliki peneliti-peneliti luar biasa yang bekerja sama dengan tim berpengalaman dari AstraZeneca. 

"Melalui kerja sama ini, mereka telah bekerja dengan sangat cepat untuk menunjukkan hasil uji klinis dari vaksin chadox ini yang terbukti aman dan efektif dalam melindungi publik dari infeksi Covid-19," tuturnya.

Sementara itu, awal pekan ini (20/07/20),  Pelaksana tugas (Plt) Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan bahwa Vaksin Covid-19 dari perusahaan asal China, Sinovac, sudah tiba di Indonesia. 

 

Namun demikian, kabar gembira itu langsung mendapat kritikan dari anggota Ombudsman RI, Alvin Lie. Dengan tegas dia mempertanyakan kehebatan dari Sinovac yang telah diserahkan Kemlu ke PT Bio Farma. 

Kehebatan yang dimaksud adalah uji klinis dari China dan sertifikasi yang menegaskan vaksin itu ampuh. 

“Apakah vaksin ini sudah lolos uji klinis negaranya dan mendapat sertifikasi?” tulis Alvin di akun Twitter pribadi Senin (20/07/20). 

Pertanyaan ini, menurut Alvin Lie menjadi penting lantaran dia tidak ingin warga Indonesia dijadikan percobaan atas vaksin temuan China tersebut.  “Jangan sampai WNRI jadi kelinci percobaan,” tulis Alvin lagi. 

Kemlu sendiri mengakui bahwa vaksin ini belum siap edar. Vaksin masih harus melalui uji klinis tahap III yang akan dilakukan PT Bio Farma, Universitas Padjadjaran, dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes). Ditargetkan bisa mulai digunakan untuk keadaan darurat mulai kuartal pertama 2021. 

Untuk diketahui, posisi China kini digeser oleh Indonesia dalam hal penambahan kasus positif virus corona.

Dengan penambahan sebanyak 1.752 kasus, Indonesia menggeser posisi China di urutan tertinggi kasus virus corona ke 25.

Baca Juga: Hasil Penelitian: Pare Efektif Jadi Obat Diabetes dan Hentikan Sel Kanker Payudara

Baca Juga: Sering Buang Gas, Lakukan Hal Ini Agar Terhindar dari Perut Kembung

Dengan demikian, Indonesia saat ini berada di posisi ke 25 kasus tertinggi virus corona di dunia, sedangkan China berada di posisi ke 26.

Seperti diketahui, kasus virus corona di Indonesia belakangan ini terus menunjukkan peningkatan.

Angka penambahan kasus baru virus corona hariannya pun tak main-main, sejak 23 Juni penambahan kasus yang dilaporkan melampaui angka 1.000 dan terus bertambah jumlahnya.

Baca Juga: Gemuk Pemicu Psoriasis, Turun Berat Badan Akan Perbaiki Kualitas Hidup 

Baca Juga: Angka Trigliserida Jarang Ditengok, Padahal Sama Bahayanya Dengan Tekanan Darah Tinggi dan Kolesterol 

Bahkan, pada 9 Juli lalu, penambahan kasus virus corona mencapai 2.657 kasus. Angka itu jadi jumlah tertinggi sejak awal kemunculannya di Indonesia pada 2 Maret lalu .(*)

#berantasstunting #hadapicorona