GridHEALTH.id - Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi yang berbahaya yang dapat menyebabkan stroke, serangan jantung, kegagalan jantung atau penyakit ginjal.
Masalahnya, banyak yang tidak menyadari bahwa seseorang mengidap hipertensi hingga akibatnya bisa fatal, makanya hipertensi sering disebut silent killer.
Mereka yang dinyatakan hipertensi harus rajin kontrol ke dokter untuk diberi pengobatan yang tepat.
Tujuan utama dari pengobatan hipertensi adalah menurunkan tekanan darah dan melindungi organ-organ penting seperti otak, jantung dan ginjal dari kerusakan.
Pengobatan dari hipertensi telah diasosiasikan dengan penurunan kejadian stroke (menurun sampai 35%-40%), serangan jantung (20%-25%), dan gagal jantung (lebih dari 50%), menurut para peneliti.
Untuk mencegah tekanan darah, setiap orang perlu didorong untuk membuat modifikasi didalam hidupnya seperti makan lebih sehat, berhenti merokok dan lebih banyak berolahraga.
Baca Juga: Waspadai Kencing Berbusa, Bisa Jadi Gejala Awal Gagal Ginjal
Baca Juga: Mau Nonton ke Bioskop, 11 Protokol Kesehatan Covid-19 Wajib Dipatuhi
Terapi dengan obat-obatan direkomendasikan untuk menurunkan tekanan darah dari 140/90 pada orang muda dan 150/90 untuk orang yang lebih tua.
Mengobati tekanan darah melibatkan kombinasi dari gaya hidup sehat dan kemungkinan terapi obat-obatan.
Perubahan gaya hidup untuk mengobati hipertensi adalah dengan menurunkan tekanan darah bila kegemukan, berhenti merokok, makan makanan sehat, termasuk melakukan diet DASH (makan lebih banyak buah, sayuran dan produk rendah lemak, kurangi konsumsi makanan yang mengandung lemak saturasi tinggi).
Mengurangi konsumsi sodium menjadi kurang dari 1.500mg perhari jika menderita hipertensi. Orang dewasa sehat harus membatasi asupan sodium tidak lebih dari 2.300 mg (kurang lebih 1 sendok teh garam perhari)
Melakukan olahraga secara teratur, yang paling baik adalah aerobik (misalnya jalan cepat selama 30 menit perhari, beberapa kali seminggu) serta membatasi konsumsi alkohol.
Obat-obatan yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah, termasuk Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors, Angiotensin II receptor blockers (ARBs), Diuretics, Beta-blockers, Calcium channel blockers, Alpha-blockers, Alpha-agonists, Renin inhibitorsdan obat kombinasi.
Diuretik merupakan obat yang paling sering direkomendasikan sebagai lini pertama untuk terapi orang dengan hipertensi.
Tetapi dokter mungkin dapat mengawali pengobatan dengan obat selain diuretik sebagai lini pertama jika si pasien memiliki masalah kesehatan lainnya.
Baca Juga: Wabah Virus Corona Belum Berakhir, Ini 5 Kesalahan yang Bisa Bikin Tertular
Baca Juga: Studi: Produk Susu dan Olahan Susu Bisa Turunkan Risiko Diabetes
Sebagai contoh ACE inhibitor banyak digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita diabetes. Jika satu obat tidak dapat menurunkan tekanan darah sampai ke angka yang diharapkan maka diperlukan alternatif obat lain atau kombinasi beberapa jenis obat. (*)
#berantasstunting #hadapicorona