Find Us On Social Media :

29.1 Persen Anak dari 2700 Ibu Mengalami Gizi Kurang, Minum Susu Kental Manis Lebih dari 1 Kali Sehari

Ilustrasi: Anak mengalami gizi kurang karena diberi susu kenyal manis oleh orangtua.

Jadi, jika ingin menekan stunting, gizi kurang, dan gizi buruk, masyarakat pun harus diedukasi dan ditegakannya aturan dengan baik dan benar prihal sus kental manis.

Mengenai hal tersebut, menurut dr. Hj Erna Soefihara – Ketua VII PP Muslimat NU di acara yang sama, meski sejak 2018 yang lalu BPOM telah melarang penggunaan kental manis untuk anak dan juga mengatur tentang label dan promosinya melalui PerBPOM NO 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan, faktanya masih banyak masyarakat yang mengaku tidak terinformasi mengenai hal ini.

Baca Juga: Fix, Menteri Muhajir Ingin Indonesia Terapkan Herd Immunity, Tapi Ini Syaratnya

Maka tidak heran masih ditemukan balita-balita dengan gizi buruk yang juga mengkonsumsi kental manis.

“Karena kurangnya pengetahuan dan tingkat ekonomi menjadi alasan anak-anak diberikan kental manis. Seperti kejadian yang kami temukan saat turun ke masyarakat, anak dari umur 2 bulan dikasih susu kental manis dan jadi ketergantungan. Kalau nggak dikasih marah dan ngamuk-ngamuk,” papar dr. Hj Erna Soefihara.

Karena itu, PP Muslimat NU sebagai organisasi perempuan memiliki kewajiban untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat melalui edukasi gizi.

Lebih lanjut, dr. Hj Erna Soefihara berharap ada perhatian lebih dari pemerintah dan juga pihak-pihak terkait terutama produsen, untuk dapat berperan memberikan edukasi gizi dan informasi produk yang tepat kepada masyarakat luas.

Baca Juga: Pemerintah Dikritik Pentingkan Ekonomi Ketimbang Kesehatan, Menko PMK; Ekonomi Justru Bikin Sehat

Edukasi mengenai gizi prihal susu kental manis dan atau krimer kental manis ini penting bagi masyarakat, juga masa depan negara.

Sebab, menurut Ranti Astria Hannah, Sp.A, di acara tersebut, bayi memiliki preferensi rasa manis dan juga asin.

“Jadi bila sudah diberikan makanan dengan gula berlebihan sejak dini, semakin besar akan menyukai rasa yang lebih manis lagi sehingga seiring anak bertambah besar semakin tinggi gula yang dikonsumsi,” jelas ibu 2 anak ini.

Karenanyalah tidak heran, dokter anak senior Dr. dr. TB. Rachmat Sentika, Sp.A(K)., MARS, dalam acara yang sama, tegas mengingatkan dalam slidenya; Susu Kental Manis:

Baca Juga: Hari Kelima PSBB Ketat, Pemprov DKI Kantongi Rp 2,4 Miliar Hasil Denda Administrasi Pelanggar Protokol Kesehatan