* 22% ibu memberikan susu kenyal manis/kromer kental manis pada anaknya dengan porsi satu gelas per hari.
* 26.7% ibu memberikan susu kental manis/krimer kental manis kepada anaknya setiap hari.
* 37% ibu beranggapan susu kental manis/krimer kental manis adalah susu dan produ minuman yang menyehatkan anak.
Karenanya tidak heran, anak yang suka diberikan SKM oleh orangtuanya, walaupun gemuk, gemuknya tida sehat. Tapi umumnya kurus, dan masuk dalam ketegori gizi kurang.
Buktinya, dari hasil survey yang juga dilakukan oleh PP Aisyiyah dengan jumlah ibu yang sama dilokasi yang sama, memberikan faktanya menyedihkan ini:
* 14.5% Anak dengan gizi buruk mengonsumsi SKM/KKM lebih dari satu kali dalam sehari.
* 29.1% anak dengan status gizi kurang mengonsumsi SKM/KKM lebih dari satu kali dalam sehari.
* 56.4% anak dengan gizi cukup tidak mengonsumsi susu kental manis.
Walau faktanya seperti itu, di masa pandemi Covid-19 sekarang ini, pembelian dan penjualan susu kental manis di 2020, mengalami kenaikan yang menggembirakan bagi pelaku industri yang memproduksi susu kental manis dan krimer kental manis.
Bagaimana tidak, data yang dibuat oleh Kantar menunjukan, total vol growth di 2020 mencapai plus 6%.
Sementara tahun sebelumnya, 2019, minus 16%.
Sedangan total vol/buyer growth di 2019 minus 15%, di 2020 mengalami perbaikan hingga plus 5%.
Memang SKM/KKM boleh dibeli, tapi bukan untuk diminum, apalagi dberikan pada anak.
Jika kondisinya seperti sekarang, SKM/KKM diberikan kepada anak untuk diminum, akankah imunitas bangsa ini dan generasi penerusnya bisa jauh lebih baik dari saat ini?
Akankah terjadi 8 juta anak Indonesia tidak bisa menjadi generasi emas bangsa ini?(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona