Melansir, childrenallergyclinic.wordpress.com, proses fagositosis adalah sebagian dari respons imun non spesifik dan yang pertama kali mempertemukan tuan rumah dengan benda asing.
Istilah endositosis lebih umum dan mempunyai dua arti, yaitu fagositosis (pencernaan partikel) dan pinositosis (pencernaan nonpartikel, misalnya cairan).
Sel yang berfungsi menelan dan mencerna partikel atau substansi cairan disebut sel fagositik, terdiri dari sel fagosit mononuklear dan fagosit polimorfonuklear.
Baca Juga: Khasiat Susu Sebagi Pelengkap Gizi Seimbang, Juga Mencegah Covid-19
Karenanya, gegara gula, papar Meida melanjutkan, ada 8 juta anak berisiko tidak mungkin menjadi generasi emas di Indonesia.
Ini harus menjadi catatan penting ita semua, terkhusus orangtua juga pemerintah.
Apalagi makanan dengan kadar gula rafinasi tinggi biasanya kurang bernutrisi.
Nah, saat kekurangan nutrisi, kita menjadi sangat rentan terkena infeksi.
"Gula memicu peradangan tingkat rendah di dalam tubuh dan meningkatkan massa. Ini dapat berkontribusi pada penyakit bersifat kronis, seperti kardiovaskular dan diabetes," jelas Sonpal.
Baca Juga: Cara Meracik Daun Kumis Kucing Sebagai Obat Herbal Kencing Batu
Lantas apakah kita harus tidak menyentuh gula sama sekali?
Menurut Sonpal, "Penelitian menunjukkan, mengonsumsi 75-100 gram larutan gula dapat menghambat fungsi kekebalan tubuh."
Mengenai hal ini, Arif Hidayat Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), saat menjadi pembicara dalam acara Webnar Nasional I Bidang Kesehatan PP Muslimat NU bersama Meida, mengingatkan jika susu kental manis (SKM) itu kandungan gulanya tinggi sekali.
“Satu gelas SKM/hari, sudah memenuhi target kecukupan gula per hari manusia dewasa. Bayangkan bagaimana dengan anak, yang minum SKM lebih dari satu gelas sehari, karena ketidaktahuan orangtua jika SKM itu bukanlah susu,” papar Arif.
Meida menambahkan, “SKM itu kalorinya kosong. 1/3 gelas kandungan gulanya kurang lebih 54gr. Satu sendok makan gula pasir saja hanya kurang lebih 13gr.”
Sedihnya, dari hasil survey yang dilakukan oleh PP Aisyiyah terhadap 2.700 ibu yang memiliki anak usia 0-59 bulan (0-5 tahun) pada 2019, di 9 kota/kabupaten di 3 Provinsi; Aceh, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Utara, menunjukan fakta:
* 26% ibu memberikan susu kental manis/krimer kental manis pada anaknya, dengan takaran lebih dari tiga sendok makan untuk satu gelas penyajian.