Find Us On Social Media :

Gula Berbahaya di Masa Pandemi Covid-19, SKM dan KKM Turunkan Imunitas Tubuh

Ingin imunitas kuat di masa pandemi Covid-19? Jauhi gula, terlebih SKM.

GridHEALTH.id – Untuk bisa survive di masa pandemi Covid-19, imunitas tubuh harus ditingkatkan. Ini tidak bisa ditawar lagi.

Supaya imunitas tubuh kuat dan stabil, bisa terhindar dari infeksi Covid-19 dan komplikasinya.

Baca Juga: Angka Kematian Covid-19 Lebih dari 10 Ribu, Ahli Epidemiologi: Angka Sebenarnya di Lapangan Lebih Tinggi 3 Kali Lipat dari Laporan Pemerintah

Maka dari itu, hindari semua hal, tanpa kecuali, yang dapat menurunkan imunitas tubuh.

Gula adalah satu yang bisa menurunkan imunitas tubuh.

Dilansir dari The Hufftington Post, ahli penyakit dalam dan gastroenterologi, Niket Sonpal, mengatakan terlalu banyak gula dapat memengaruhi sel-sel dalam sistem imun.

"Gula memengaruhi cara sel darah putih kita menyerang penyebab infeksi," sebutnya.

Baca Juga: Dihitung Secara Statistik, Guru Besar UGM Sebut Pandemi Infeksi Covid-19 Berakhir Februari 2021

Hal yang sama diutarakan oleh Meida Octarina, MCN, Asisten Deputi Ketahanan Gizi, KIA dan Kesling, Kemenko Kesra/PMK (2010-2019), pada saat acara Webnar Nasional I Bidang Kesehatan PP Muslimat NU, yang mengangkat topik ‘Mencetak Ibu Milenial Pembangun Generasi Emas 2045 di Era Pandemi Covid-19’ (11 Agustus 2020).

Menurutnya, gula terkait imunitas, “Gula menghalangi masuknya vitamin C ke dalam sel. Gula akan menyebabkan mikrobanegatif meningkat. Melemahkan mikroba positif. Sehingga melemahkan kerja sel darah putih dalam fagositosis,” papar Meida.

Fagositosis ini adalah penghancuran mikroorganisme dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh manusia oleh sel-sel fagosit polimorfonuklear/neu-trofil.

Baca Juga: Siap-siap Pasien Covid-19 Jalani Isolasi Mandiri Berbayar di Hotel, Dinkes DKI: 'Kami Membantu Ekonomi Hotel'

Melansir, childrenallergyclinic.wordpress.com, proses fagositosis adalah sebagian dari respons imun non spesifik dan yang pertama kali mempertemukan tuan rumah dengan benda asing.

Istilah endositosis lebih umum dan mempunyai dua arti, yaitu fagositosis (pencernaan partikel) dan pinositosis (pencernaan nonpartikel, misalnya cairan).

Sel yang berfungsi menelan dan mencerna partikel atau substansi cairan disebut sel fagositik, terdiri dari sel fagosit mononuklear dan fagosit polimorfonuklear.

Baca Juga: Khasiat Susu Sebagi Pelengkap Gizi Seimbang, Juga Mencegah Covid-19

Karenanya, gegara gula, papar Meida melanjutkan, ada 8 juta anak berisiko tidak mungkin menjadi generasi emas di Indonesia.

Ini harus menjadi catatan penting ita semua, terkhusus orangtua juga pemerintah.

Apalagi makanan dengan kadar gula rafinasi tinggi biasanya kurang bernutrisi.

Nah, saat kekurangan nutrisi, kita menjadi sangat rentan terkena infeksi.

"Gula memicu peradangan tingkat rendah di dalam tubuh dan meningkatkan massa. Ini dapat berkontribusi pada penyakit bersifat kronis, seperti kardiovaskular dan diabetes," jelas Sonpal.

Baca Juga: Cara Meracik Daun Kumis Kucing Sebagai Obat Herbal Kencing Batu

Lantas apakah kita harus tidak menyentuh gula sama sekali?

Menurut Sonpal, "Penelitian menunjukkan, mengonsumsi 75-100 gram larutan gula dapat menghambat fungsi kekebalan tubuh."

Mengenai hal ini, Arif Hidayat Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), saat menjadi pembicara dalam acara Webnar Nasional I Bidang Kesehatan PP Muslimat NU bersama Meida, mengingatkan jika susu kental manis (SKM) itu kandungan gulanya tinggi sekali.

Baca Juga: Seolah Situasi Sudah Normal, Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Gelar Konser Dangdut di Masa Pandemi Covid-19

“Satu gelas SKM/hari, sudah memenuhi target kecukupan gula per hari manusia dewasa. Bayangkan bagaimana dengan anak, yang minum SKM lebih dari satu gelas sehari, karena ketidaktahuan orangtua jika SKM itu bukanlah susu,” papar Arif.

Meida menambahkan, “SKM itu kalorinya kosong. 1/3 gelas kandungan gulanya kurang lebih 54gr. Satu sendok makan gula pasir saja hanya kurang lebih 13gr.”

Sedihnya, dari hasil survey yang dilakukan oleh PP Aisyiyah terhadap 2.700 ibu yang memiliki anak usia 0-59 bulan (0-5 tahun) pada 2019, di 9 kota/kabupaten di 3 Provinsi; Aceh, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Utara, menunjukan fakta:

* 26% ibu memberikan susu kental manis/krimer kental manis pada anaknya, dengan takaran lebih dari tiga sendok makan untuk satu gelas penyajian.

Baca Juga: Pasien Covid-19 Habiskan Rp 63 Juta untuk Obat Infus dalam Sehari, Rupanya Gammaraas Berikan Efek Kekebalan Kuat dalam 3 Minggu

* 22% ibu memberikan susu kenyal manis/kromer kental manis pada anaknya dengan porsi satu gelas per hari.

* 26.7% ibu memberikan susu kental manis/krimer kental manis kepada anaknya setiap hari.

* 37% ibu beranggapan susu kental manis/krimer kental manis adalah susu dan produ minuman yang menyehatkan anak.

Karenanya tidak heran, anak yang suka diberikan SKM oleh orangtuanya, walaupun gemuk, gemuknya tida sehat. Tapi umumnya kurus, dan masuk dalam ketegori gizi kurang.

Baca Juga: Keanehan yang Dirasakan Dokter Tirta Soal Rapid Test, Dari Disamakan Sebagai SKCK Sampai Permainan Bisnis

Buktinya, dari hasil survey yang juga dilakukan oleh PP Aisyiyah dengan jumlah ibu yang sama dilokasi yang sama, memberikan faktanya menyedihkan ini:

* 14.5% Anak dengan gizi buruk mengonsumsi SKM/KKM lebih dari satu kali dalam sehari.

* 29.1% anak dengan status gizi kurang mengonsumsi SKM/KKM lebih dari satu kali dalam sehari.

* 56.4% anak dengan gizi cukup tidak mengonsumsi susu kental manis.

Walau faktanya seperti itu, di masa pandemi Covid-19 sekarang ini, pembelian dan penjualan susu kental manis di 2020, mengalami kenaikan yang menggembirakan bagi pelaku industri yang memproduksi susu kental manis dan krimer kental manis.

Baca Juga: Kapasitas Rumah Sakit Makin Menipis, Pemprov DKI Perbolehkan Pasien Covid-19 Isolasi Mandiri di Rumah dengan Sayarat Ini..

Bagaimana tidak, data yang dibuat oleh Kantar menunjukan, total vol growth di 2020 mencapai plus 6%.

Sementara tahun sebelumnya, 2019, minus 16%.

Sedangan total vol/buyer growth di 2019 minus 15%, di 2020 mengalami perbaikan hingga plus 5%.

Memang SKM/KKM boleh dibeli, tapi bukan untuk diminum, apalagi dberikan pada anak.

Jika kondisinya seperti sekarang, SKM/KKM diberikan kepada anak untuk diminum, akankah imunitas bangsa ini dan generasi penerusnya bisa jauh lebih baik dari saat ini?

Akankah terjadi 8 juta anak Indonesia tidak bisa menjadi generasi emas bangsa ini?(*)

Baca Juga: Klaster Keluarga Nunung Srimulat, 5 Anggota Keluarganya Positif Covid-19, Mungkin Juga Temannya di Lokasi Syuting

#berantasstunting

#HadapiCorona