Find Us On Social Media :

TNI yang Ketahuan LGBT Bakal Dipecat, Studi Mengatakan Tak Ada 'Gen Gay' yang Menyebabkan Seseorang Jadi Homoseksual

Bagi prajurit TNI melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis, persetubuhan di luar nikah yang sah, hidup bersama dengan wanita/pria tanpa dasar perkawinan yang sah sangat dilarang.

GridHEALTH.id - Pengadilan Militer II-09 Bandung memecat Pratu H karena melakukan hubungan sejenis. Sebelumnya, Pengadilan Militer Semarang juga memecat Praka P karena kasus serupa.

Bagi prajurit TNI melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis (homoseksual/lesbian), persetubuhan di luar nikah yang sah, hidup bersama dengan wanita/pria tanpa dasar perkawinan yang sah sangat dilarang.

Gagasan tentang 'gen gay' sempat jadi perbincangan yang berpendapat gen tertentu bisa menentukan orientasi seksual seseorang menjadi gay, dibantah oleh sebuah penelitian.

"Tidak ada gen yang menyatakan seseorang bakal homoseksual, dan tes genetik untuk mengetahui apakah Anda akan memiliki hubungan sesama jenis tidak akan berhasil," kata Ben Neale, seorang profesor di Analytic and Translational Genetics Unit di Massachusetts General Hospital, penulis studi tersebut dikutip dari BBC.

David Curtis, profesor kehormatan di UCL Genetics Institute, University College London, mengatakan studi ini dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada yang namanya 'gen gay'.

 "Tidak ada varian genetik dalam populasi yang memiliki efek substansial pada orientasi seksual," katanya.

Hasil penelitian mereka yang baru-baru ini diterbitkan di Journal of Science telah membantah gagasan tentang adanya “gen gay” tunggal yang menentukan seseorang untuk memiliki perilaku.

Baca Juga: Ancaman Penyakit Menular Seksual, Satu Peserta Pesta Gay Terciduk di Kuningan Suite Ternyata Pengidap HIV/AIDS

Baca Juga: Survei : Warga Pilih Vaksin Covid-19 Merah Putih Produksi Indonesia Dibanding Sinovac Buatan Cina

Sebuah studi ilmiah yang meneliti dasar biologis perilaku seksual telah mengkonfirmasi tidak ada istilah gen gay.

Penelitian mereka ini melibatkan 477.522 orang. Dalam riset ini, para ilmuwan itu memindai genom para peserta riset untuk mengungkap apakah ada gen yang berkaitan dengan sesama jenis.

 

Dalam penelitian ini, mereka menggunakan pendekatan yang dikenal sebagai studi asosiasi lintas genom (genome-wide association study/GWAS).

Semua responden telah memberikan sampel DNA dan informasi gaya hidup ke Biobank Inggris serta pengujian genetika Amerika Serikat.

Berdasarkan penelitian yang menganalisis data tentang DNA dan pengalaman seksual dari hampir setengah juta orang, terdapat ribuan varian genetik yang terkait dengan perilaku seksual sesama jenis, sebagian besar dengan efek yang sangat kecil.

Lima dari penanda genetik secara signifikan dikaitkan dengan perilaku sesama jenis. Hanya saja sejumlah peneliti berpendapat hal itu masih jauh dari prediksi tentang preferensi seksual seseorang.

"Kami memindai seluruh genom manusia dan menemukan lokasi yang jelas terkait dengan apakah seseorang melaporkan terlibat dalam perilaku seksual sesama jenis atau tidak," kata Ahli Biologi di Institute of Molecular Medicine di Finlandia, Andrea Ganna, yang juga ikut memimpin penelitian tersebut sebagaimana dilansir dari Reuters, Jumat (30/08/2020). 

Baca Juga: Apakah Terinfeksi Covid-19 Atau Hanya Flu Biasa, Ini Cara Ceknya

Baca Juga: Meski Sudah Minum Obat Jantung dan Pengencer Darah, Jangan Hentikan Kebiasaan Berolahraga

Artinya, menurut dia penelitian tersebut menunjukkan faktor-faktor non genetik yang menyebabkan terjadinya perilaku menyukai sesama jenis.

Faktor-faktornya antara lain lingkungan, pengasuhan, kepribadian, dan pengasuhan yang jauh lebih signifikan dalam mempengaruhi pilihan pasangan seksual seseorang.

Hal ini layaknya dengan kebanyakan kepribadian, perilaku, dan sifat fisik manusia lainnya. 

“Tentu saja tidak ada penentu genetik tunggal atau yang disebut dengan ‘gen gay’. Temuan kami memberikan wawasan tentang genetika yang mendasari perilaku seksual sesama jenis dan menggarisbawahi kompleksitas seksualitas,” tulis para peneliti itu seperti diberitakan Newsweek (01/09/2020).

Menurut para peneliti, seperti kebanyakan sifat dan perilaku lainnya pada manusia, seksualitas dipengaruhi oleh berbagai varian genetik yang tidak bisa diteliti berdasarkan sampel tunggal.

Mereka sekali lagi memberikan kesimpulan bahwa  gay, lesbian, dan biseksual bisa terjadi karena lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti lingkungan, sekolah, dan keluarga.

Melinda Mills, Profesor Sosiologi di University of Oxford yang tidak terlibat dalam riset ini, berkomentar bahwa penelitian ini menunjukkan bahwa lokus-lokus genetik yang diduga terkait dengan ketertarikan terhadap sesama jenis memiliki efek yang sangat kecil terhadap perilaku homoseksual seseorang.

Baca Juga: 1000 Hari Pertama Kehidupan, Hak Tumbuh Kembang Anak yang Wajib Dipenuhi Orangtua

Baca Juga: Jahe Sebagai Antihistamin Alami, Manfaatnya Pereda Gatal Saat Biduran

Jadi klaim kelompok LGBT bahwa ada gen dalam perilaku mereka dipatahkan dengan temuan ini.

"Meskipun mereka menemukan lokus-lokus genetik tertentu yang terkait dengan perilaku sesama jenis, ketika mereka menggabungkan efek dari lokus-lokus ini bersama-sama menjadi satu skor komprehensif, efeknya sangat kecil, di bawah 1%.

Sehingga skor genetik ini tidak dapat diandalkan untuk memprediksi perilaku seksual sesama jenis pada seseorang." ujar Mills.

Adapun perusahaan yang mendanai penelitian itu, 23andMeInc, saat ditanya mengapa mereka ingin melakukan penelitian seperti itu, tim mengatakan kepada wartawan pada konferensi jarak jauh bahwa studi sebelumnya tentang topik ini kebanyakan terlalu kecil untuk memberikan kesimpulan yang kuat. "Studi sebelumnya kecil dan kurang kuat," kata Ganna. 

Untuk itu pihaknya memutuskan untuk membentuk konsorsium internasional yang besar dan mengumpulkan data untuk (hampir) 500 ribu orang yang kira-kira 100 kali lebih besar dari penelitian sebelumnya tentang topik tersebut. 

Baca Juga: Jangan Ditunda, 7 Pemeriksaan Kesehatan Tetap Harus Dilakukan di Masa Pandemi Covid-19

Baca Juga: Waspadai Trikomoniasis, Penyakit Menular Seksual yang Bisa Bikin Mandul

Hasilnya tidak ditemukan pola yang jelas di antara varian genetik yang dapat digunakan untuk memprediksi atau mengidentifikasi perilaku seksual seseorang secara bermakna. 

"Kami telah mengklarifikasi bahwa ada banyak keragaman di sana," Anggota di Broad Institute MIT dan Harvard yang bekerja dengan Ganna, Benjamin Neale. (*)

#berantasstunting #hadapicorona