Find Us On Social Media :

Mari Mengintip Kandungan Kimia yang Ada Dalam Pil KB, Apa Saja?

Dikutip dari Kompascom (27/9/2018), kontrasepsi pertama kali ditemukan pada tahun 1882 oleh Aletta Jacobs, seorang dokter perempuan yang membuat kontrasepsi mekanik berupa diafragma.

Keduanya sama-sama berfungsi untuk mencegah kehamilan, bedanya hanya terletak pada kandungan zat di dalamnya. Namun, tidak semua orang bisa menggunakan pil KB yang sama, sebab biasanya dokter akan memilihkan pil KB sesuai dengan kondisi masing-masing pasiennya.

 

Pil Mini

Pil mini merupakan pil dengan kandungan progresteron dosis rendah, dengan kandungan 0,03-0,05 mg per tablet.

Meski kadarnya rendah, pil ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu kemasan 28 pil dengan kandungan 75 mikrogram desogestrel dan kemasan 35 pil dengan 300 mikrogram levonogestrel.

Kedua pil ini dikonsumsi satu tablet setiap hari di waktu yang sama tanpa terkecuali. Tingkat keberhasilannya didasarkan pada konsistensi serta ketepatan waktu konsumsi dengan efektivitas 98,5%.

Pil ini kemudian bekerja dengan cara mengubah kekentalan lendir serviks dan dinding uterus untuk menghambat penetrasi sperma, ini juga memperlambat atau mempengaruhi siklus ovulasi.

Pil mini juga memiliki berbagai manfaat, diantaranya yaitu cocok digunakan bagi penderita diabetes yang tidak mengalami komplikasi, tidak memengaruhi kualitas ASI, hingga mengurangi anemia dan jumlah darah haid.

Baca Juga: Meski 3 Kue Nastar Kalorinya Setara Sepiring Nasi, Tetap Favorit di Hari Lebaran, Tambahkan Bahan Ini Sebagai Polesan Agar Nastar Jadi Kinclong

Baca Juga: 'Quarantine 15', Berat Badan Melonjak Karena di Rumah Saja Selama Pandemi Covid-19, Ini Cara Mengatasinya

Baca Juga: Viral, Eksperimen Sosial Tunjukkan Bagaimana Virus Corona Menyebar di Restoran

Meski begitu, pil mini juga memiliki kekurangan. Tak jarang perempuan tidak mengalami menstruasi sama sekali atau menstruasi dengan jadwal tidak teratur.