Find Us On Social Media :

Harga Bahan Baku Kedelai Naik, Masyarakat Kehilangan Tahu Tempe, Padahal Ini Manfaatnya Untuk Kesehatan

Tahu dan tempe berbahan baku kedelai yang kaya senyawa untuk kesehatan tubuh.

GridHEALTH.id -  Sekitar 5.000 pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tergabung Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta menghentikan sementara proses produksi pada 1-3 Januari 2021. Tetapi diperkirakan pada Senin, 04 Januari 2020, mereka berjanji akan kembali berproduksi.

Sebelumnya, Sekretaris Puskopti DKI Jakarta, Handoko Mulyo mengatakan aksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap kenaikan harga bahan baku kedelai dari Rp7.200 menjadi Rp9.200 per kilogram (kg).

"Mulai hari ini, tanggal 1 Januari 2021 sampai 3 Januari 2021 para pengrajin tahu dan tempe, berhenti produksi," kata Handoko, Jumat (01/01)/2021), seperti diberitakan Antara.

Handoko mengatakan aksi mogok produksi itu telah disampaikan kepada sekitar 5.000 produsen maupun pedagang tahu dan tempe di DKI Jakarta melalui surat nomor 01/Puskopti/DKI/XII/2020 yang dikeluarkan Puskopti DKI Jakarta pada 28 Desember 2020.

Seruan mogok kerja itu juga disampaikan Handoko kepada jajaran pengurus di wilayah Provinsi Jawa Barat.

Keputusan untuk menghentikan sementara proses produksi kata Handoko, disepakati jajaran pengurus Puskopti pada Kamis (31/12/2020)).

Baca Juga: 5 Manfaat Edamame, Kacang dari Jepang yang Hindari Serangan Jantung

Baca Juga: Covid-19 Masuk Dalam 'Disease X', Ilmuwan Prediksi Masih Banyak Lagi Penyakit yang Bakal Muncul

Setelah pedagang kembali berjualan, Puskopti mengimbau kepada seluruh anggota untuk menaikkan harga jual tahu dan tempe minimal 20% dari harga awal untuk mengantisipasi kerugian.

Mau tidak mau masyarakat harus menerima kembalinya tahu dan tempe dengan harga baru karena tahu tempe sudah menjadi bagian dari menu sehari-hari sebagian besar masyarakat Indonesia. 

 

Ini karena tahu dan tempe bukan hanya sebatas bahan makanan yang enak dan dapat mengenyangkan. Di balik kelezatannya, ada segudang manfaat tahu dan tempe untuk kesehatan.

Karena tahu dan tempe berbahan dasar kacang kedelai yang kaya akan gizi. Tahu dan tempe sudah dikenal sebagai salah satu sumber protein.

Selain itu, tahu dan tempe juga mengandung banyak nutrisi seperti vitamin, mineral, asam lemak tak jenuh, serat pangan, isoflavon dan sebagainya.

Karena tahu dan tempe sama-sama bernutrisi tinggi, kedua makanan ini bisa dijadikan sebagai menu harian untuk mendapatkan manfaat tahu dan tempe.

Baca Juga: WHO Resmi Menerima Pendaftaran Vaksin Covid-19 Pfizer - BioNTech untuk Penggunaan Darurat

Baca Juga: Fase Menopause Akan Dihadapi Semua Wanita, Perubahan Ini yang Bakal Terjadi Pada Organ Intim

Pastikan untuk mengolah keduanya dengan cara sehat seperti direbus atau dikukus guna mendapatkan kesehatan yang lebih maksimal.

Journal of National Cancer Institute belum lama ini menemukan adanya keterkaitan antara kedelai dengan menghindari risiko-risiko gangguan kesehatan berikut;

1. Mengurangi risiko kanker

Tahu dan tempe mengandung senyawa isoflavon yang antioksidan yang dapat menghambat pertumbuhan kanker.

Beberapa penelitian juga telah menunjukkan bahwa mengonsumsi kacang kedelai dan produk olahannya termasuk tahu dapat menurunkan risiko kanker, terutama kanker prostat, kanker usus besar atau kolorektal, dan kanker payudara.

2. Meringankan gejala menopause

Manfaat tahu dan tempe selanjutnya dapat meringankan gejala menopause. Hal ini dikarenakan adanya senyawa organik di dalam tahu, isoflavon.

Senyawa inilah yang sangat berperan dalam membantu mengatasi gejala menopause pada perempuan.

Baca Juga: Meski Ditentang Berbagai Kalangan, Argentina Tetap Legalkan Aborsi

Baca Juga: Memakai Celana Jins yang Jarang Dicuci, Risiko Kesehatan Ini Siap Datang

Baca Juga: Akhir Pekan di Rumah, Mari Membuat Roti 'O yang Populer dan Lezat

Isoflavon merupakan senyawa berbasis tanaman yang meniru hormone estrogen dalam tubuh. Isoflavon menstabilkan kadar estrogen saat menopause dan juga memberikan kelegaan dari hot flashes atau perasaan demam panas tiba-tiba yang bisa muncul pada gejala menopause.

3. Menurunkan risiko gangguan jantung

Tahu memiliki kandungan protein yang tidak kalah tinggi dari tempe. Tak heran kalau tahu bisa menggantikan sumber protein hewani dalam menu makanan.

Kandungan protein nabati pada tahu juga berperan untuk menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) di dalam tubuh, tekanan darah tinggi, dan risiko aterosklerosis.

Selain itu, zat aktif di dalam kedelai dan tahu juga dapat meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL).

Oleh karena itu, mengonsumsi produk kedelai secara teratur seperti tahu dipercaya bisa menurunkan kadar kolesterol dan lemak jenuh di dalam tubuh. Hal inilah yang bisa mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

4. Menghindari gangguan ginjal

Protein yang terkandung di dalam kedelai penting untuk yang sedang menjalani cuci darah atau transplantasi ginjal. Manfaat tahu juga dapat meningkatkan fungsi ginjal.

Pada sebuah analisa dari sembilan kali percobaan menunjukkan efek positif kedelai bagi penderita ginjal kronis. Hal ini dikarenakan adanya kandungan protein di dalamnya.

Baca Juga: Wanita Dapat Memperkirakan Kapan Menopausenya Dengan Melihat Ibunya

Baca Juga: Meski Jadul, Toilet Jongkok Ternyata Lebih Sehat Daripada Toilet Duduk

5. Baik untuk penyandang diabetes tipe 2

Penyandang diabetes tipe 2 kerap mengalami penyakit ginjal, menyebabkan tubuhnya mengeluarkan protein berlebihan dalam urine.

Penelitian juga telah menunjukkan bahwa orang yang hanya mengonsumsi protein kedelai dapat mengeluarkan lebih sedikit protein daripada mereka yang hanya mengonsumsi protein hewani.

6. Memperbaiki fungsi otak dan elastisitas kulit

Kandungan isoflavon dan lecithin pada tahu juga diduga memiliki pengaruh baik terhadap fungsi otak dan ingatan.Selain itu, isoflavon secara signifikan mengurangi keriput dan meningkatkan elastisitas kulit.

7. Mencegah osteoporosis

Selain senyawa isoflavon, tahu juga mengandung tinggi kalsium. Kalsium merupakan bahan utama untuk pembentukan tulang. Bila kita kekurangan asupan kalsium, maka akan mudah menyebabkan osteoporosis terutama di usia tua.

Baca Juga: Mendapat Haid di Usia Dini Ternyata Tidak Baik, Ini Alasannya

Baca Juga: Idealnya BAB Dilakukan Setiap Hari, Bila Sembelit Ini Waktu yang Bisa Ditolerir

Kita bisa mendapatkan kandungan kalsium melalui tahu sehingga disarankan dikonsumsi anak dan dewasa.

Sering mengonsumsi tahu dapat memperlambat pengeroposan tulang dan menjaga tulang tetap kuat. (*)

#berantasstunting #hadapicorona #bijakGG: