GridHEALTH.id - Setelah hampir setahun melanda seluruh dunia, Covid-19 bukannya mereda, tetapi angkanya malah makin meningkat dari hari ke hari.
Terbukti, lonjakan infeksi Covid-19 masih dialami sejumlah negara setahun pasca virus corona mewabah.
Update Covid-19 global hari (07/01/2021) menunjukkan total kasus di seluruh dunia hingga Kamis (7/1/2021) pukul 08.00 WIB telah mencapai lebih dari 87,58 juta infeksi.
Dikutip dari worldometers, sebanyak 753.613 orang di dunia dilaporkan terinfeksi selama 24 jam terakhir.
Disebutkan juga, Indonesia jadi salah negara yang mengalami lonjakan kasus baru dengan rekor infeksi harian.
Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan 8.854 kasus baru dalam satu hari, terbanyak sejak Maret 2020.
Baca Juga: Setelah Anosmia, Muncul Parosmia, Gangguan Penciuman Pasien Sembuh Covid-19
Baca Juga: Ini Waktu yang Tepat Untuk Berolahraga Agar Bisa Tidur Nyenyak
Penambahan infeksi harian Indonesia tercatat jadi yang terbanyak ketiga setelah India (20.460) dan Turki (13.830). Juga lebih banyak dari infeksi harian di Israel (7.309), Iran (6.283), Jepang (4.357), dan Libanon (4.166).
Sementara dari total seluruh kasus Covid-19, Indonesia merupakan terbanyak keempat di Asia dengan jumlah 788.402 infeksi.
Demikian pula dengan angka kematian pasien Covid-19, di mana Indonesia telah melaporkan 23.296 jiwa sejak awal pandemi.
Secara global, angka kematian akibat Covid-19 telah mencapai 1.889.006 jiwa, bertambah 13.602 jiwa di dunia dalam satu hari.
Amerika Serikat, Brasil, Inggris, Jerman, dan Meksiko menyumbang angka kematian harian lebih dari seribu. Amerika Serikat bahkan mencapai 3.627 jiwa.
Selain Amerika Serikat yang bertambah kasus baru di atas 200 ribu, hanya dua negara yang bertambah infeksi harian di atas 50 ribu, yakni Brasil (62.532) dan Inggris (62.322).
Sementara itu, saat dunia berjuang dengan kasus Covid-19 gelombang kedua yang melonjak, Taiwan, bersama dengan Vietnam dan Singapura, telah berhasil membatasi penularan lokal hingga hampir nol.
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Perut Kembung Saat Haid, Terjadi Karena Perubahan Hormon
Baca Juga: Penderita Diabetes Wajib Tahu, Indeks Glikemik dan Glycemic Load
Baca Juga: Merebus, Mengukus dan Mengetim, Tiga Metode Memasak Paling Sehat
Trio Asia ini menawarkan kisah sukses langka dalam menahan transmisi lokal. Kuncinya adalah isolasi yang ketat, masyarakat yang patuh pada protokol kesehatan, dan melakukan ribuan testing setiap hari.
Namun demikian ketiga pemimpin negara tersebut tidak bersikap jumawa. Mereka mengaku, tantangannya adalah mengatasi risiko gelombang baru.
Apalagi Singapura sebagai tetangga terdekat, belajar dari kasus Thailand. Setelah secara umum mengendalikan virus corona, Thailand dilanda wabah lebih dari 1.000 orang yang terkait dengan pasar makanan laut dekat Bangkok pada bulan Desember 2020.
Total infeksi negara itu lebih dari dua kali lipat hanya dalam dua minggu, mencapai sekitar 9.000 pada hari Selasa.
Mayoritas orang di cluster ini adalah para pekerja pasar dari Myanmar. Terlepas dari larangan masuk yang ketat di Thailand, virus tersebut tampaknya menyebar di antara mereka yang masuk secara ilegal.
Infeksi baru telah dikonfirmasi di seluruh negeri, tampaknya ditularkan dari penduduk setempat yang berada di pasar, memicu kekhawatiran kebangkitan yang lebih luas.
Baca Juga: Terpaksa Menyimpan Telur di Kulkas? Hindari Menyimpan di Bagian Pintu
Baca Juga: Studi: Di Indonesia Hanya 13,2% Lansia yang Tergolong Sehat & Bugar
Baca Juga: Siklus Haid Tidak Teratur? Coba Cek, Mungkin Akibat 4 Hal Ini
Menanggapi kekhawatiran yang berkembang, pemerintah Thailand bergerak pada Senin (04/01/2021) untuk memperketat pembatasan, memerintahkan penutupan sekolah dan jam kerja yang lebih pendek untuk 27 provinsi dan Bangkok. Ibukota juga melarang makan malam, mulai Selasa (05/01/2021). (*)