Find Us On Social Media :

4 Alasan Mengapa Terlalu Banyak Gula Buruk Bagi Kesehatan Kita

Konsep diabetes menyarankan tidak ada konsumsi gula untuk meningkatkan kesehatan . Ini cara membuat panganan bebas gula.

GridHEALTH.id - Dari saus marinara hingga selai kacang, tambahan gula dapat ditemukan bahkan di produk yang paling tidak terduga.

Banyak orang mengandalkan makanan cepat saji olahan untuk makanan dan camilan karena dipikirnya gurih (tidak mengandung gula).

Padahal, makanan-makanan ini sering kali mengandung gula tambahan. Itu membuat sebagian besar asupan kalori harian konsumen meningkat terus sesuai gradasi.

Di Amerika Serikat, gula tambahan menyumbang hingga 17% dari total asupan kalori orang dewasa dan hingga 14% untuk anak-anak.

Pedoman diet menyarankan untuk membatasi kalori dari tambahan gula hingga kurang dari 10% per hari.

Sebab ara ahli percaya bahwa konsumsi gula merupakan penyebab utama obesitas dan banyak penyakit kronis, seperti diabetes tipe 2.

Baca Juga: Gula adalah Gula, Hati-hati dengan Berbagai Penamaan yang Bikin Terkecoh

Baca Juga: Varian Virus Corona Makin Beragam, Apakah Gejala Covid-19 Tetap Sama?

Berikut sejumlah alasan mengapa makan terlalu banyak gula berdampak buruk bagi kesehatan;

1. Tekanan darah tinggi

Gula akan menyebabkan tekanan darah tinggi dengan mengubah kadar oksida nitrat dalam tubuh. 

Nitrit oksida disintesis dalam tubuh dan kadarnya berusaha menjaga pembuluh tetap terbuka dan sehat.

 

Tapi, ketika ada terlalu banyak sirkulasi gula dalam aliran darah karena pilihan diet, itu pada gilirannya menurunkan kadar oksida nitrat  dan penurunan ini menyebabkan pembuluh darah menjadi lebih sempit.

Jika arteri menyempit karena alasan yang mendasari, maka akan menyebabkan hipertensi dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

2. Kolesterol tinggi

Gula juga bertanggung jawab ketika kita berbicara tentang kolesterol. Jika konsumsi gula meningkat, profil lipid darah akan berubah drastis ke posisi yang juga dapat menyebabkan penyakit jantung.

Jika sebelumnya mengonsumsi banyak gula, kemungkinan besar kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida akan lebih tinggi dari kadar kolesterol baik (HDL)

Profil lipid yang tinggi dapat menyumbat pembuluh darah dan bisa menyebabkan penyakit jantung.

Baca Juga: Ini Aturannya Setelah Mendapat Suntikan Vaksin Covid-19, Kata Ahli

Baca Juga: Memulai Menstruasi Lebih Awal Mudah Alami Depresi Saat Dewasa

3. Perlemakan hati

Orang tidak menyadari sebelum terlambat bahwa mereka mungkin memiliki masalah hati. Pembunuh diam-diam di sini adalah hati berlemak.

Salah satu kontribusinya adalah diet tinggi gula yang dipercaya memperburuk penyakit hati berlemak.

Lonjakan İnsulin yang disebabkan oleh konsumsi gula yang berlebihan akan mengangkut lemak ke dalam sel hati, menyebabkan peradangan. Peradangan hati kronis pada akhirnya akan menyebabkan hati menjadi sirosis (kanker hati).

4. Resistensi insulin

Saat kita mengonsumsi gula, insulin akan membuka pintu untuk memungkinkan gula masuk ke dalam sel.

Namun, ketika konsumsi gula terus berlanjut dan dalam jumlah yang besar, akan ada lonjakan terus menerus dalam kadar gula darah di mana insulin akan menjadi alat yang kurang efektif dalam koordinasi proses gula tubuh.

Gula yang kronis atau berlebihan akan mengunci tubuh sehingga menimbulkan efek toksik yang berpotensi menyebabkan obesitas dan tentunya diabetes.

The American Heart Association merekomendasikan tidak lebih dari enam sendok teh gula tambahan sehari. 

Baca Juga: Dari Pejabat Tinggi Hingga Artis Ramai Daftar Jadi Orangtua Asuh Aisyah yang Jadi Sebatang Kara Akibat Covid-19

Baca Juga: Juga Pakai Vaksin Covid-19 Buatan China, Turki Berani Suntik Lansia

Ini kira-kira sama dengan 100 kalori yang bernilai gula. Memang jauh lebih banyak daripada jumlah total gula dalam kaleng soda.

Namun jangan lupa bahwa pedoman ini tidak mencantumkan sumber gula alami termasuk buah-buahan, sayur mayur, dan biji-bijian. Konsumsi gula harian rata-rata orang Amerika setidaknya empat kali lebih besar dari nilai ini.

Solusinya adalah berhenti membeli dan mengonsumsi makanan olahan yang mengandung gula.

Baca Juga: Pola Makan dan Olahraga Perlu Disesuaikan dengan Tahapan Siklus Menstruasi Agar Nyaman Menjalaninya

Baca Juga: Asupan Gluten Di Usia Balita Berisiko Munculkan Diabetes Tipe 1

Pilih alternatif yang lebih sehat, yang tidak memiliki tambahan gula, termasuk gandum utuh, makanan utuh, dan makanan sehat. (*)