Find Us On Social Media :

Lolos dari Masa Kritis di ICU akibat Infeksi Covid-19 dengan Terapi Plasma Konvalesen

Dengan terapi plasma plasma konvalesen ayah Andien lolos dari masa kritis di ICU, dan kini sudah sembuh.

GridHEALTH.idTerapi plasma konvalesen sudah sejak lama digunakan di dunia medis untuk pengobatan.

Jenis terapi plasma konvasalen sebelumnya sudah diterapkan dalam mengatasi penyakit akibat virus lainnya, seperti flu spanyol dan ebola. Bahkan, terapi ini sudah ada sejak lebih dari 100 tahun lalu.

Baca Juga: Sering Tampil Depan Layar, Menko Airlangga Hartarto Sembunyikan Berita Pernah Positif Covid-19, Epidemiolog Geram: 'Sangat Disayangkan'

Saat pandemi Covid-19 ini, terapi plasma konvalesen pun menjadi salah satu andalan untuk pengobatan pasien Covid-19.

Terlebih hingga saat ini belum ada obat spesifik untuk mengobati infeksi Covid-19.

Hal inilah yang dirasakan oleh Didiek Hariadi, salah seorang pasien Covid-19 yang kini telah sembuh, dimana sebelumnya sempat dirawat di ICU.

Untuk diketahui, terapi plasma darah konvalesen merupakan bentuk vaksinasi pasif dari pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh kemudian disalurkan darahnya kepada pasien Covid-19 yang masih dalam keadaan positif Covid-19.

Jadi dengan terapi plasma konvalesen ini diharapkan antibodi pasien Covid-19 yang sudah sehat bisa membantu pasien yang masih sakit untuk mengatasi penyakitnya.

dr Theresia Monica R., Sp.AN., KIC., MSi., kepada GridHEALTH.id menjelaskan, ada berbagai manfaat dari metode terapi plasma konvalesen.

Baca Juga: Plasma Darah Pasangan Suami Istri Ini Berhasil Selamatkan 68 Nyawa Pasien Covid-19

"Manfaatnya dari terapi plasma konvalesen ini kekebalan instan, zaman sekarang kan semuanya serba instan. Nah ini salah satunya manfaat kekebalan instan" ujar dokter Monica, ahli genetika dan biologi molekular Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

Dokter Monica pun menjelaskan manfaat lain dari terapi plasma konvalesen, yaitu prosesnya relatif mudah dan cepat, sama seperti transfusi darah. 

Selain itu terapi plasma konvalesenhemat segi biaya atau ekonomi. 

"Kemudian biaya tentunya lebih terjangkau. Kalau misalnya kita bandingkan orangnya sudah ke pemakaian ventilator, atau sudah diikubasi ke ventilator, terus hasil 14 hari 21 hari sudah bisa keluar. Tapi kalo misalkan tidak diberikan terapi plasma ini, bisa manjang terus, gak sembuh-sembuh mungkin bisa lebih buruk lagi. Kan biaya yang dikeluarkan lebih lagi, belum obat-obatannya," papar dr. Monica.

Baca Juga: Pemkot Tangerang Ikuti Jejak Pakai Terapi Plasma Darah Untuk Pasien, Jumlah yang Sembuh Makin Banyak

"Selain itu, kalau misalnya kita berikan juga terapi plasma ini kepada pasien yang berat yaitu yang belum diinkubasi, belum masuk ICU, dia juga akan memberikan efek menghindarkan biaya itu supaya tidak masuk ke ICU. Jadi pemakaian ventilator juga akan menurun kan" kata dr Monica.

Adapun yang terjadi pada Didiek Hariadi, menurut sang anak, Andien, ayahnya sempat dalam keadaan kritis dan menjalani perawatan di Ruang ICU RS Fatmawati selama tiga minggu.

Hal ini diceritakan Andien dalam sebuah unggahan di Instagram TV @andienaisyah pada Rabu (3/3/2021) yang berjudul "Cerita Papah di ICU karena Covid-19".

Baca Juga: Tanda Mengalami Long Covid, Segera Periksa ke Dokter Jika Fungsi Organ Tubuh Ini Mulai Terganggu

Dalam video tersebut, penyanyi berusia 35 tahun itu juga menceritakan bahwa sebelum dirawat insentif, ayahnya sempat mengalami saturasi oksigen yang sangat rendah dan penurunan napsu makan yang drastis.

Selagi dirawat intensif, terlihat bahwa dari hasil rontgen paru-paru sang ayah sudah memutih semua, sehingga membutuhkan terapi plasma konvalesen dan CRRT.

Sayangnya, stok plasma darah di RS saat itu habis dan sulit sekali untuk mencari di tempat lain.

Beruntungmya Andien bertemu Vence, salah satu manager Rossa, yang bersedia dan memenuhi syarat untuk mendonorkan plasma darahnya.

Baca Juga: World Obesity Day: Sepertiga Penduduk Dunia Kegemukan, Ahli : 'Ini Pandemi Nyata yang Terabaikan'

Baca Juga: Nasib Vaksin Sinovac di Indonesia, Setelah Ditemukan Kasus Virus Corona Baru B117 di Karawang - Jabar

Pada akhirnya, keadaan ayah dari Andien pun berangsur membaik hingga dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Perlu diketahui, ada syarat bagi pendonor dan penerima plas darah.

"Penerimanya (plasma darah konvalesen) jelas harus positif Covid-19" ujar dr Monica, pada Zoominar GridHealth x Intisari Talk yang mengangkat tema "Terapi Plasma Darah untuk Solusi Pengobatan Covid-19" Kamis (7/5/20) sore.

dr Monica juga menyebut, kriteria kedua yang perlu dipenuhi yakni pasien Covid-19 dengan kondisi yang berat.

"(Kriteria) yang kedua adalah Covid-19 yang berat, seperti sesak napas, frekuensi napas lebih dari 30 kali per menit. Nah ini kalau orang awam kan ngerti, nafasnya cengat-cengat, itu merupakan salah satu kriteria untuk bisa menerima terapi plasma konvalesen" kata dr Monica.

Kriteria dan syarat lainnya, bisa klik di SINI.(*)

#berantasstunting

#HadapiCorona

#BijakGGL