Find Us On Social Media :

Qailulah, Andalan Waktu Tidur Rasullullah Nabi Muhammad SAW di Bulan Ramadan Agar Fit Menjalankan Ibadah dan Puasa

Rasulullah Nabi (SAW) biasa tidur sebentar sebelum salat siang (Dhuhur), tindakan ini dinamakan qailulah selama bulan Ramadan.

Tidur lebih awal dan bangun lebih pagi sangat dianjurkan dalam budaya Islam. Ini karena pola tidur umat Islam dipengaruhi oleh waktu salat.

Muhammad (SAW) juga mendorong teman-temannya untuk tidak aktif setelah salat gelap (Isya) (kira-kira 2 jam setelah matahari terbenam).

Nabi (SAW) dilaporkan berkata, “Seseorang seharusnya tidak tidur sebelum salat malam (kegelapan), atau berdiskusi setelahnya” (SB 574).

Muslim diharuskan untuk melakukan salat wajib lima waktu (As-Salāt) setiap hari selama waktu-waktu tertentu dalam sehari.

Mengikuti waktu salat sangat memengaruhi waktu tidur dan paparan cahaya. Waktu salat Islam awalnya diatur sesuai dengan pergerakan matahari.

Karena kemiringan bumi, rotasi dan revolusinya mengelilingi matahari, berbagai garis lintang lokasi bumi, dan penghematan waktu siang hari, waktu untuk salat wajib ini tidak tetap dan dipengaruhi oleh musim dan lokasi.

Baca Juga: Pertanyaan Awam di Bulan Ramadan, Bisakah Orang Dengan Gangguan Mental Ikut Berpuasa?

Baca Juga: Keguguran Bisa Menandakan Adanya Masalah Kesehatan Lain, Studi

Lantas, di bulan Ramadan, bagaimanakah waktu tidur yang digunakan Nabi (SAW) agar tidurnya tetap cukup, dan terpentingnya tidak mengganggu ibadah puasa dan salatnya?