Find Us On Social Media :

Tips Tetap Aman Menyusui Si Kecil Saat Berpuasa di Bulan Ramadan

Ibu yang ingin berpuasa, terapkan cara berikut agar puasa saat menyusui tetap aman untuk bayi dan ASI.

GridHEALTH.id - Kebanyakan wanita muslim percaya bahwa saat kita sedang menyusui memiliki izin untuk tidak berpuasa.

Namun jika kita memutuskan untuk berpuasa, semua aman dilakukan. Pasalnya, tubuh akan tetap membuat ASI dengan cara yang biasa.

Baca Juga: Begini Cara Ibu Milenial Menyimpan ASI Perahnya yang Kekinian, Mau Tahu?

Menunggu berjam-jam antara senja dan fajar untuk makan dapat mengurangi asupan kalori, tetapi hal ini tidak memengaruhi jumlah susu yang dibuat.

Setelah tubuh membakar energi dari makanan terakhir, ia beradaptasi dan menggunakan energi dari berbagai gudang.

Tubuh membakar kalori dari simpanan gula darah terlebih dahulu, dan setelah itu mengubah simpanan lemak menjadi gula darah. Hal ini lah yang akan membantu kita sampai makan berikutnya.

Namun, puasa terkadang bisa membuat perubahan kecil pada kandungan ASI. Kadar beberapa vitamin dan mikronutrien dalam ASI dapat berubah.

Melansir dari babycentre.co.uk dalam artikel 'Breastfeeding and fasting', sebuah penelitian menunjukkan bahwa kadar seng, magnesium, dan kalium akan menurun jika ibu menyusui berpuasa selama Ramadhan.

Namun, banyak hal tergantung pada simpanan nutrisi dan energi tubuh kita. Cadangan tubuh akan habis sebelum ASI terpengaruh dan bayi akan terus berkembang meskipun tingkat mikronutrien menurun selama jam puasa.

Meskipun puasa selama Ramadan tidak wajib bagi semua wanita menyusui, ada banyak cara untuk para ibu yang masih ingin memenuhinya.

Baca Juga: Tidak Cukup Minum Air? Beberapa Gangguan Kesehatan Bakal Muncul

Kita bisa menjalani puasa sambil mengikuti beberapa tips untuk ibu menyusui seperti dilansir dari lactationmatters.org dalam artikel 'Ramadan and Breastfeeding', berikut ini.

1. Tetap terhidrasi

Asupan air setiap hari sangat penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. Dianjurkan untuk minum sedikit demi sedikit selama waktu yang diizinkan, dari matahari terbenam hingga awal matahari terbit.

Minum terlalu banyak sebelum puasa hanya akan mengisi kandung kemih dan segera buang air kecil setelahnya, sehingga ibu merasa haus sepanjang sisa hari.

2. Makan makanan seimbang

Makan makanan yang seimbang, termasuk protein dan karbohidrat kompleks, selama "sahur" (makan tepat sebelum dimulainya hari puasa) sangat penting. Ini akan memberikan energi yang dibutuhkan ibu untuk sisa hari, hingga berbuka puasa.

3. Segera berbuka puasa pada waktunya

Saat puasa berakhir, ibu harus berbuka puasa secepat mungkin saat waktunya tiba, dengan mengonsumsi makanan alami berenergi tinggi, agar energinya cepat pulih.

Pilihan umum di kalangan komunitas muslim (yang juga direkomendasikan secara budaya) adalah kurma hitam. Para ibu dapat memilih persiapan kreatif seperti mencampurkan kurma dengan susu.

4. Siapkan stok ASI

Baca Juga: Aneka Makanan dan Minuman Untuk Dikonsumsi Agar Sukses Menyusui

Memerah ASI (untuk ibu yang harus dipisahkan dari bayinya) bisa menjadi pengalaman yang bervariasi. Beberapa ibu tidak menemukan perubahan sama sekali dalam hal kuantitas ASI, terutama pada paruh pertama hari.

Namun, beberapa orang mungkin menemukan bahwa hasil susu yang dikumpulkan di penghujung hari lebih rendah dibandingkan dengan pada hari sebelumnya. Jika ini terjadi, ibu perlu tetap tenang dan memahami bagaimana produksi ASI.

Ketika ASI dikeluarkan dari payudara secara teratur, suplai ASI baru akan diproduksi.

Namun, ketika jumlah cairan tubuh berkurang sebagai bagian dari efek puasa, jumlah ASI bisa sedikit lebih rendah dari biasanya, dan para ibu akan mendapati bahwa ASI mereka pada saat ini biasanya terlihat lebih kental.(*)

#berantasstunting

#HadapiCorona

#BijakGGL