Find Us On Social Media :

Anak Tanpa Saudara Kandung Memiliki Risiko Mengalami Obesitas, Studi

Anak tunggal berisiko mengalami kegemukan, sebuah studi di Turki menemukan.

GridHEALTH.id - Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di antara 3.000 anak di Ankara, Turki, menjadi anak tunggal mungkin memiliki risiko obesitas yang lebih tinggi.

Studi ini diungkapkan selama konferensi tentang "Obesitas Anak" di Fakultas Kedokteran Universitas Ankara (AÜ).

Sinan İbiş, kepala Asosiasi Pariwisata Medis, mengatakan penelitian tersebut dilakukan dengan mewawancarai 3.280 anak, 130 guru dan 3.510 orangtua selama tiga tahun, periode November 2017 hingga November 20201.

Proyek ini berfokus pada evaluasi kondisi obesitas dan kebiasaan makan remaja, pada anak-anak berusia antara 11 dan 17 tahun, bersama dengan orangtua dan guru mereka.

İbiş mengatakan anak-anak menggunakan ibu dan guru mereka sebagai panutan. Studi tersebut secara menyeluruh menilai kebiasaan makan anak-anak dan keluarganya serta sejauh mana anak-anak menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.

Ibş mengatakan 4,6% dari anak-anak yang disurvei yang memiliki saudara kandung mengalami kelebihan berat badan sedang, sementara 4,7% dari mereka didiagnosis dengan obesitas.

Baca Juga: Pola Makan Ibu Hamil yang Tak Sehat Bisa Sebabkan Obesitas Pada Anak

Baca Juga: Ini Alasannya Mengapa Wanita Lebih Berisiko Menderita Osteoporosis

Studi tersebut lebih lanjut menunjukkan bahwa anak-anak dari wanita yang bekerja memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas.

Ditemukan bahwa 4,8% anak, yang ibunya tidak bekerja, ditemukan kelebihan berat badan sedang, sementara angka tersebut meningkat menjadi 5,7% di antara anak-anak dengan ibu bekerja.

 

“Angka obesitas pada anak yang ibunya tidak bekerja 0,9% lebih rendah dibandingkan kelompok lainnya. Di sisi lain, angka obesitas pada anak yang ayahnya tidak bekerja adalah 7,6%” kata Ibiş.

Sebaliknya, angka obesitas pada anak dengan ayah bekerja adalah 4,9% İbiş mengatakan tingkat obesitas di antara anak-anak dengan ayah yang menganggur lebih tinggi 2,7%.

İbiş juga menekankan bahwa orangtua harus mendorong anak-anak mereka untuk sarapan di rumah.

"Jika anak-anak tidak sarapan secara teratur di rumah, mereka berisiko 3,7% lebih tinggi mengalami kelebihan berat badan sedang dan 2,2% lebih tinggi risiko obesitas," katanya.

Anak-anak yang sarapan di rumah memiliki risiko 2,4% mengalami kelebihan berat badan sedang dan risiko obesitas 3,4% .

Baca Juga: Waktu Sahur Sudah Kepepet, Wafel Telur Kaya Gizi Ini Bisa Jadi Pilihan

Baca Juga: Diet Fruktosa Bisa Berbahaya, Hindari Makanan Ini Untuk Menjaga Sistem Kekebalan

Demikian pula, studi tersebut menunjukkan bahwa anak-anak yang duduk di depan komputer selama lebih dari satu jam memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas.

Menurut temuan studi, anak-anak yang menghabiskan waktu hingga satu jam di depan televisi memiliki risiko mengalami obesitas 4,3%, disusul mereka yang menghabiskan hingga dua jam dengan risiko sebesar 4,6%.

Baca Juga: 3 Alasan Mengapa Roti Tidak Disarankan Untuk Sahur dan Berbuka

Baca Juga: Tip Diabetes : Makan Buah Naga Untuk Mengatur Kadar Gula Darah

Anak-anak yang menonton televisi hingga tiga jam memiliki risiko 6,1 persen mengalami obesitas, sedangkan mereka yang menonton hingga empat jam memiliki risiko 6,5%.(*)

#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL