Find Us On Social Media :

Ramai Antre Isian Oksigen Medis, Satgas Covid-19 Ingatkan Bahaya Penggunaan Tanpa Pantauan Tenaga Kesehatan

Antrean tabung pengisian oksigen medis. Hati-hati penggunaan tanpa pantauan tenaga kesehatan.

GridHEALTH.id - Kasus Covid-19 yang melonjak tinggi dan berimbas pada melonjaknya kebutuhan oksigen isi ulang. Di Depok, Jawa Barat, oksigen isi ulang semakin langka.

Dikutip Tribun Jakarta (04/07/2021), sekalipun ada depot yang masih menyediakan tabung gas oksigen, warga harus rela antre beberapa menit untuk mengisi satu tabung gas.

Kondisi ini terjadi di Toko Restu Gas Sawangan Medical Oxygen. Pembeli terus berdatangan hingga membuat Linda, salah seorang karyawan di toko tersebut, cukup kewalahan melayaninya.

Linda mengatakan bahwa kondisi tersebut sudah terjadi sejak sekiranya dua pekan belakangan ini. Celakanya, pasokan oksigen dari pabrik juga menipis. 

Linda mengatakan, ketika awal pandemi, maksimal tokonya mampu melayani 30 pembeli, baik itu mengisi ulang, atau pun membeli tabung dan peralatan lainnya.

Namun, saat ini, dirinya mengaku ada lebih dari 75 pembeli dalam sehari yang harus dilayani.

Baca Juga: Bolehkah Memadukan Dua Vaksin Covid-19 yang Berbeda Pada Suntikan Pertama dan Suntikan Kedua? WHO Beri Saran Ini

Baca Juga: Kunyah 3 Siung Bawang Putih Setiap Pagi Bantu Hilangkan Lemak di Perut

Pasokan yang langka membuat harga oksigen ikut meningkat hingga 100%. Mau tak mau, Linda juga menaikkan harga isi ulang oksigen di tokonya.

Harga isi ulang tabung oksigen berukuran satu meter di Toko Restu Gas Sawangan dibanderol Rp 45.000, ukuran 1,5 meter Rp 55.000, ukuran dua meter Rp 80.000, dan ukuran tabung setengah meter seharga Rp 25.000.

Melihat orang berbondong-bondong membeli dan mengisi tabung gas, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita mengingatkan masyarakat yang menjalani isolasi mandiri di rumah berhati-hati memakai tabung oksigen.

Wiku mengatakan, pemberian oksigen tanpa pemantauan dari tenaga kesehatan bisa menimbulkan bahaya.

"Penting untuk diketahui, pemberian oksigen secara berkepanjangan tanpa pemantauan tenaga kesehatan bisa berbahaya," kata Wiku dikutip dari Kompas.com (04/07/2021).

Wiku menekankan, saat ini tabung oksigen sangat dibutuhkan untuk merawat pasien Covid-19 dengan gejala sedang dan berat di rumah sakit serta penderita penyakit kronis seperti Penyakit Paru Obstruktif Khusus (PPOK) berat.

Baca Juga: 5 Pengobatan Rumahan Untuk Mengatasi Gusi Berdarah (Gingivitis)

Baca Juga: Brokoli Dapat Mencegah Pengerasan Pembuluh Darah Leher Pada Lansia

Untuk itu Wiku meminta masyarakat yang menjalani isolasi mandiri tak perlu berbondong memberli tabung oksigen dengan alasan untuk persediaan.

Hal ini dapat menghambat ketersediaan oksigen yang dibutuhkan rumah sakit.

Menurut Wiku, pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri dapat melakukan cara-cara lain apabila mengalami gejala sesak napas. Misalnya dengan menjaga ruangan tempat isolasi agar terventilasi dengan baik.

Baca Juga: Ini Penjelasannya, Mengapa Kurang Tidur Bisa Munculkan Diabetes Tipe 2

Baca Juga: CT Value, Angka yang Perlu Diperhatikan Saat Melihat Hasil Tes PCR

Baca Juga: Eropa Sedang Mengembangkan Vaksin Hipertensi Agar Pasien Darah Tinggi Tak Perlu Sering Minum Obat

"Gejala sesak napas dapat berkurang dengan mempraktikkan posisi telungkup (proning), menyamping, dan semi fowler (setengah duduk) secara bergantian selama 30 menit sambil membuka jendela lebar-lebar," terang Wiku. (*)