GridHEALTH.id - Sebelum membahas lebih jauh penyebabnya. Kita harus tahu terlebih dahulu apa itu autis yang benarnya.
Ketahuilah hingga saat ini masih banyak orang yang salah persepsi dan mengartikan autis,
Autisme adalah gangguan perkembangan yang terjadi saat masa perkembangan awal anak.
Gangguan ini dapat diidentifikasi dengan adanya kesulitan kominukasi, interaksi social, perilaku dan aktivitas yang kaku.
Autisme dapat ditemukan pada anak anak yang pintar maupun yang mempunyai kepribadian santai.
Anak dengan autisme, seperti dikutip dari autisme.co.id, mungkin juga memiliki kebutuhan lain seperti ADHD dan disleksia yang perlu diintervensi.
Penting diketahui, saat ini, kategori ASD (Autism Spectrum Disorder) termasuk:
• Gangguan Autisme (Autis)
• Sindrom Asperger
• PDD-NOS (autism atopic).
Baca Juga: Segera Cek di Sini, BLT UMKM Terdampak Pandemi Covid-19 Cair 1,2 Juta
Anak autis poun dapat dideskripsikan berbeda-beda berdasarkan tingkat keparahan gejala; “high function” dan “low function”. Anak-anak “low function” bias tantrum atau berperilaku kurang baik di kehidupan sosial.
Nah, anak-anak “high function” dapat mengontrol perilakunya, namun, memiliki kesulitan dalam berteman atau menjadi target pembulian di sekolah.
Sebagai orang dewasa, mereka mungkin mengalami kesulitan untuk bekerja karena lemahnya kemampuan social mereka.
Penting diingat, autisme bukan disebabkan oleh rasa malu, kesalahan pola asuh ataupun trauma masa kecil.
Autisme adalah gangguan genetis yang berperan besar.
Baca Juga: Tanda-tanda Tubuh Kekurangan Vitamin D, Segera Periksakan Jika Mengalaminya
Penting juga diketahui, menurut penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology pada 2014 menemukan, anak-anak yang lahir dari ibu yang kekurangan zat besi ternyata lima kali lebih mungkin mengalami autisme.
Bahkan, ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun, memiliki riwayat tekanan darah tinggi, dan diabetes menjadi penyebab bayi mengidap autis.
Karenanya, bagi bumil yang mengalami masalah kehamilan tersebut, segera kunjungi dokter guna melakukan pemeriksaan kehamilan.
Ada baiknya, jika ibu hamil selalu memeriksakan kandungan rutin setiap bulan guna melihat pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan.
Hal tersebut penting, karena autisme pada anak bisa dideteksi sejak dirinya masih dalam kandungan.
Para peneliti dari Universitas Cambridge, Inggris menyatakan untuk melihat si bayi menderita autis atau tidak, ibu hamil akan melakukan serangkaian tes.
Tes dilakukan dengan meneliti kandungan hormon tertosteron (hormon laki-laki) dalam kandungan.
Jika di dalam kandungan yang terkena hormon testosteron tinggi memiliki resiko kelak akan berkembang menjadi anak autis.
Baca Juga: 5 Hal yang Dapat Dilakukan Vagina, Luar Biasa di Luar Perkiraan!
Para peneliti mengungkapkan dan menunjukkan kondisi abnormal dari tingkat testosteron tinggi dalam rahim dapat menjadi salah satu pemicu ciri bawaan anak autis.
Berikut ciri-ciri ibu hamil dengan kondisi hormon testosteron tinggi, seperti dilansir dari WebMD;
* Berjerawat
* Kelebihan rambut wajah, dada, punggung, atau tubuh lainnya
* Penipisan rambut
* Perubahan suasana hati
* Klitoris membesar
Baca Juga: Perawatan Mata Diabetes Untuk Menghindari Komplikasi Berujung Kebutaan
* Peningkatan massa otot
* Pengurangan ukuran payudara
* Kehilangan gairah seksual
* Pendalaman suara
* Dalam kasus yang parah, kadar testosteron tinggi pada wanita dapat menyebabkan obesitas.
Terlepas dari itu, ciri-ciri hamil anak autis ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor.(*)
Baca Juga: Sertifikat Vaksin Jangan Dicetak, Berbahaya! Cukup Diunduh di Hanphone