Find Us On Social Media :

Diet Telur Rebus Berat Badan Berkurang Cepat, Waspadai 3 Risiko Ini

Diet telur rebus membuat berat tubuh berkurang drastis tapi menyimpan risiko malnutrisi.

GridHEALTH.id - Diet telur rebus adalah diet populer yang menjanjikan penurunan berat badan yang cepat.

Seperti namanya, diet ini melibatkan makan beberapa porsi telur rebus per hari, bersama dengan protein tanpa lemak lainnya, sayuran non-tepung, dan buah-buahan rendah karbohidrat.

Meskipun ada beberapa variasi diet, biasanya melibatkan makan telur atau jenis protein tanpa lemak lainnya setiap kali makan, serta sayuran non-tepung dan satu hingga dua porsi buah rendah karbohidrat per hari.

Menurut pencipta diet, pola makan rendah karbohidrat dan rendah kalori ini dapat membantu kita menurunkan hingga 11 kilogram hanya dalam 2 minggu.

Selain meningkatkan penurunan berat badan, para pendukung mengklaim bahwa diet memasok nutrisi yang meningkatkan kontrol gula darah, mendukung penglihatan yang sehat, dan memperkuat tulang, rambut, dan kuku.

Untuk sarapan, kita harus mengonsumsi setidaknya dua butir telur, bersama dengan satu porsi sayuran non-tepung seperti tomat atau asparagus, serta satu buah rendah karbohidrat, seperti jeruk bali.

Baca Juga: Fakta: Konsumsi Telur Setiap Hari Tidak Meningkatkan Risiko Stroke!

Baca Juga: Senam Kaki Diabetes, Cegah Amputasi Bagi Penyandang Diabetes

Makan siang dan makan malam harus terdiri dari sayuran non-tepung dan telur atau porsi kecil protein tanpa lemak jenis lain seperti ayam atau ikan.

Meskipun olahraga tidak diperlukan sebagai bagian dari rencana, aktivitas fisik ringan seperti bersepeda, aerobik, atau jalan cepat dianjurkan untuk memaksimalkan hasil.

Ingatlah bahwa diet ini hanya dimaksudkan untuk diikuti selama beberapa minggu pada suatu waktu. Setelah itu, masa transisi direkomendasikan untuk membantu memudahkan kembali ke pola makan biasa.

Sebab, dikutip dari Health Line, apabila diet telur rebus dilakukan terus-menerus dapat berdampak pada risiko berikut;

1. Malnutrisi

Meski protein telur meningkatkan kerja metabolisme, tubuh tetap perlu nutrisi seimbang lainnya dari karbohidrat, serat, vitamin, dan mineral yang tidak sepenuhnya ada di telur.

Apabila tubuh kekurangan nutrisi penting, efeknya justru lebih serius karena fungsi tubuh jadi bekerja tidak maksimal, kurang berenergi, dan menghambat kegiatan sehari-hari.

Diet tinggi protein serta rendah karbohidrat juga bisa menyebabkan ketosis. Kondisi ini terjadi ketika tubuh kekurangan karbohidrat untuk dibakar menjadi energi.

Baca Juga: Studi: Masalah Pada Mulut dan Gigi Bisa Sebabkan Impotensi Pada Pria

Baca Juga: Ada Benjolan Putih di Langit-langit Mulut Bayi, Berbahayakah?

2. Berat badan naik turun 'yoyo'

Penurunan berat badan yang cepat dan ekstrem umumnya memicu berat badan naik-turun tak menentu alias 'yoyo'.

Berat badan memang turun cepat, tapi kondisi ini tidak akan bertahan lama. Sebab yang hilang bukan lemak melainkan cairan tubuh.

Berdasarkan anjuran Kemenkes, berat badan turun secara normal yaitu 0,5-1 kg per minggu, dan bukan dalam hitungan minggu bisa drastis lebih dari 1 kg kecuali menderita penyakit serius.

Baca Juga: Jangan Takut Penyakit Kanker, Ini 4 Fakta Kanker yang Wajib Diketahui

Baca Juga: Sleep Apnea Pada Anak Berisiko Munculkan Gangguan Jantung Saat Dewasa

3. Meningkatkan kolesterol

Ketika menjalani diet ini, konsumsi telur akan lebih banyak dari biasanya, sehingga khawatir memicu lonjakan kolesterol dan berisiko pada penyakit kardiovaskular.

Terutama bagi yang memiliki riwayat alergi, tidak disarankan mengikuti diet telur karena bisa menimbulkan reaksi seperti ruam kulit, biduran, mual, gatal, hingga gangguan pencernaan. (*)

#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL