Find Us On Social Media :

Masalah Tidur Penyandang Diabetes, Sleep Apnea Sampai Kebanyakan Tidur

Gangguan tidur seperti kebanyakan tidur banyak dialami penyandang diabetes.

GridHEALTH. id - Diabetes mempengaruhi puluhan juta orang di dunia  dan merupakan penyebab kematian ke tujuh.

Bentuk diabetes yang paling umum adalah diabetes tipe 2, penyakit kronis yang berkembang karena resistensi insulin.

Insulin adalah hormon yang membantu mentransfer glukosa dari darah ke otot, lemak, dan hati, dan sel-sel lain, di mana ia dapat digunakan untuk energi.

Resistensi insulin terjadi ketika tubuh mengalami kesulitan memproduksi insulin, atau ketika insulin gagal mentransfer glukosa ke dalam sel-sel ini.

Hal ini menyebabkan penumpukan glukosa dalam darah, atau dikenal sebagai gula darah tinggi, yang merupakan gejala khas diabetes. Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat berakibat burukbagi jantung, ginjal, dan organ lainnya.

Diabetes dan tidur berhubungan erat, dan banyak orang dengan diabetes tipe 2 mengalami kualitas tidur yang buruk atau insomnia atau malah kebanyakan tidur karena sering mengantuk.

Kabar baiknya adalah bahwa perhatian yang cermat terhadap diet, olahraga, dan kadar gula darah dapat membuat perbedaan besar pada kualitas tidur dan, pada gilirannya, pada kesehatan secara keseluruhan.

Bagaimana diabetes dapat mempengaruhi tidur? Diperkirakan satu dari dua orang dengan diabetes tipe 2 memiliki masalah tidur karena kadar gula darah yang tidak stabil dan gejala terkait diabetes yang menyertainya.

Gula darah tinggi (hiperglikemia) dan gula darah rendah (hipoglikemia) pada malam hari dapat menyebabkan insomnia dan selanjutnya kelelahan dan mengantuk di siang hari yang membuat penyandang diabetes bisa tidur sepanjang hari.

Baca Juga: Ini Penjelasannya, Mengapa Kurang Tidur Bisa Munculkan Diabetes Tipe 2

Baca Juga: Healthy Move, 3 Latihan Mudah Untuk Mengencangkan Bokong dan Paha

Seperti banyak kondisi kronis, perasaan depresi atau stres tentang penyakit itu sendiri juga dapat membuat tetap terjaga di malam hari.

Ketika kadar gula darah tinggi, ginjal melakukan kompensasi berlebihan dengan menyebabkan kita buang air kecil lebih sering.

Pada malam hari, seringnya perjalanan ke kamar mandi ini menyebabkan tidur terganggu. Gula darah tinggi juga dapat menyebabkan sakit kepala, rasa haus yang meningkat, dan kelelahan yang dapat mengganggu tidur.

Sebaliknya, terlalu banyak waktu tanpa makan atau mengonsumsi obat diabetes yang tidak seimbang juga dapat menyebabkan kadar gula darah rendah di malam hari. Kita mungkin mengalami mimpi buruk, berkeringat, atau merasa kesal atau bingung saat bangun tidur.

Sama seperti diabetes yang dapat menyebabkan masalah tidur, masalah tidur juga tampaknya berperan dalam diabetes.

Kurang tidur atau kebanyakan tidur telah dikaitkan dengan kadar gula darah tinggi pada penyandang diabetes dan pradiabetes.

Namun, tidak sepenuhnya jelas apakah yang satu menyebabkan yang lain atau apakah lebih banyak variabel yang bekerja.

Para peneliti percaya bahwa pembatasan tidur dapat mempengaruhi kadar gula darah karena efeknya pada insulin, kortisol, dan stres oksidatif.

Seperempat orang dengan diabetes melaporkan tidur kurang dari enam jam atau lebih dari delapan jam semalam, yang menempatkan mereka pada risiko lebih tinggi mengalami peningkatan gula darah.

Baca Juga: Jangan Begadang, Ini Manfaatnya Tidur di Bawah Jam 10 Malam, Bebas Penyakit Jantung

Baca Juga: Sarapan Berisi Nutrisi Seimbang Penting Untuk Tumbuh Kembang Anak

Selain meningkatkan kadar gula darah pada orang yang sudah menderita diabetes, kurang tidur juga meningkatkan risiko mengembangkan resistensi insulin. Kaitan ini menjadi jelas sejak masa kanak-kanak.

Studi juga menemukan bahwa jadwal tidur yang terlambat atau tidak teratur berkorelasi dengan gula darah yang lebih tinggi, bahkan pada orang non-diabetes.

Namun, mungkin ada variabel lain yang menjelaskan hal ini, seperti fakta bahwa orang dengan jadwal tidur yang tidak teratur lebih cenderung mengikuti pola makan yang tidak menentu.

Kurang tidur meningkatkan kadar ghrelin, hormon rasa lapar, dan menurunkan kadar leptin, hormon yang membuat kita merasa kenyang.

Untuk mengimbangi tingkat energi yang lebih rendah, orang yang kurang tidur mungkin lebih cenderung mencari bantuan dalam makanan yang meningkatkan gula darah dan menempatkan mereka pada risiko obesitas, yang merupakan faktor risiko diabetes.

Orang dewasa dengan diabetes tipe 2 yang mengalami gangguan tidur atau sering terbangun di malam hari juga cenderung tidak mengikuti standar perawatan diri diabetes lainnya, seperti berolahraga cukup dan memantau kadar glukosa darah dengan cermat.

Selain efek langsungnya pada kadar gula darah, kurang tidur dapat berdampak jangka panjang pada individu dengan diabetes tipe 2.

Mereka yang menggunakan obat tidur atau yang mengalami kesulitan untuk tetap tidur lebih mungkin melaporkan merasakan tekanan psikologis yang serius.

Ada juga bukti sementara yang menunjukkan bahwa orang dengan diabetes yang tidak cukup tidur mungkin berisiko lebih tinggi mengalami penurunan kognitif di kemudian hari. (*)

Baca Juga: Flavonoid Dalam Propolis Bisa Mencegah atau Menunda Masuknya Covuid-19 ke Dalam Tubuh Baca Juga: 10 Keuntungan Olahraga di Pagi Hari, Anti Polusi dan Tambah Semangat