Find Us On Social Media :

Tiga Anak Meninggal di RSCM Karena Hepatitis Akut yang Masih Misterius Sudah Jalani Vaksin

Tiga anak meninggal di RSCM akibat virus hepatitis yang belum diketahui pasti model dan asalnya.

GridHEALTH.id - Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA/United Kingdom Health Security Agency) melanjutkan penyelidikan atas peningkatan kasus hepatitis (peradangan hati) yang terjadi secara tiba-tiba pada anak-anak di seluruh Inggris.

Hingga 21 April, jumlah kasus telah mencapai 111. Dari kasus tersebut, 10 anak telah menerima transplantasi hati. Namun, sejauh ini tidak ada kematian yang dilaporkan.Dalam pembaruan terbarunya, UKHSA telah mengklarifikasi bahwa tidak ada tautan ke vaksin Covid-19. "Tidak ada satu pun kasus yang dikonfirmasi saat ini pada anak di bawah 10 tahun di Inggris yang diketahui telah divaksinasi," katanya.

Menurut dinas kesehatan, kasus-kasus tersebut sebagian besar terlihat pada anak-anak di bawah 5 tahun. Mereka menunjukkan gejala awal penyakit gastroenteritis (diare dan mual) diikuti dengan timbulnya penyakit kuning.Berdasarkan informasi yang dikumpulkan melalui penyelidikan, UKHSA menyarankan bahwa peningkatan kasus hepatitis yang parah mungkin terkait dengan infeksi adenovirus.Adenovirus adalah patogen paling umum yang terdeteksi pada 40 dari 53 (75%) kasus terkonfirmasi yang diuji.

Adenovirus merupakan virus yang umum menyebabkan beberapa penyakit. Namun, ini biasanya tidak terkait dengan hepatitis pada anak-anak yang sehat.

Kelompok virus ini diketahui lebih umum menimbulkan gejala infeksi yang mirip dengan flu. Namun sementara ini, adenovirus diduga kuat menjadi pemicu hepatitis misterius akut yang dialami oleh beberapa anak di dunia.

Dugaan kuat timbul karena dari 169 kasus yang dilaporkan oleh WHO, terdapat sekitar 74 anak yang memiliki infeksi adenovirus.

Baca Juga: Hepatitis Misterius Akut Pada Anak-anak, Benarkah Gegara Adenovirus?

Baca Juga: Pemeriksaan BRCA 1/2 Germline Seperti Dilakukan Angelina Jolie Mampu Deteksi Mutasi Gen Terkait Risiko Kanker Payudara

Delapan belas dari anak-anak tersebut, terinfeksi oleh adenovirus tipe 41, yang biasanya menyebabkan gejala gastrointestinal dan pernapasan

Tetapi adenovirus biasanya tidak menyebabkan hepatitis, ini adalah komplikasi virus yang jarang terjadi, kata UKHSA.Penyebab potensial lainnya sedang diselidiki secara aktif, tetapi virus biasa yang menyebabkan hepatitis menular (hepatitis A hingga E) belum terdeteksi, katanya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan setidaknya ada dugaan sekitar 228 kasus hepatitis akut pada anak-anak.

Dilansir dari Euro Weekly News, lebih dari 20 negara telah melaporkan adanya kasus hepatitis misterius akut ini dalam kurun waktu 10 hari.

Juru bicara WHO Tarik Jasarevic mengatakan, rata-rata kasus hepatitis dilaporkan terdeteksi di Eropa, tapi ada juga di Amerika, Asia Pasifik, dan Asia Selatan.

Anak-anak yang terkonfirmasi mengalami hepatitis dapat pulih sepenuhnya, tetapi beberapa yang lain dilaporkan mengalami kondisi yang parah.

WHO menyebutkan, sekitar 10 persen dari kasus hepatitis misterius akut ini, anak-anak membutuhkan transplantasi hati.

Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, tapi para ilmuwan menduga kalau merebaknya kasus hepatitis misterius ini disebabkan oleh adenovirus.

Baca Juga: 7 Mitos Umum Tentang Virus HPV, Penyebab Infeksi Menular Seksual

Baca Juga: Sleep Apnea Pada Anak Berisiko Munculkan Gangguan Jantung Saat Dewasa

“Ini masih awal. Sulit untuk memprediksi apakah ini akan menjadi semakin umum atau jika, pada kenyataannya, itu hanya akan menjadi kesalahan dalam kisah penyakit menular 2022 kami,” kata Dr Richard Malley, spesialis penyakit menular di Boston Children’s Hospital, dikutip dari New York Times, Rabu (04/05/2022).

Namun, dugaan ini juga masih belum sepenuhnya benar. Karena tidak semua anak yang mengalami hepatitis dinyatakan positif terinfeksi adenovirus.

Meskipun virus tersebut dapat menyebabkan peradangan hati, tapi gejala tersebut lebih sering muncul pada orang-orang dengan kekebalan tubuh yang lemah atau immunocompromised.

“Ini bukan penyebab umum gagal hati pada anak-anak,” kata Dr. Aaron Milstone, spesialis penyakit menular pediatrik di Johns Hopkins Children’s Center.

Ada kemungkinan bahwa jenis adenovirus baru telah muncul atau bahwa infeksi adenovirus terjadi bersamaan dengan beberapa faktor lain.

Misalnya paparan racun atau infeksi pathogen lain, sehingga menyebabkan hasil yang luar biasa parah, kata Badan Keamanan Kesehatan Inggris.

Adenovirus sangat umum di antara anak-anak ini, menyebabkan cukup sulit untuk menentukan apakah virus tersebut menjadi penyebab kasus hepatitis misterius akut ini atau apakah banyaknya anak-anak yang terinfeksi pada waktu bersamaan hanya sekadar kebetulan.

“Seseorang dapat terinfeksi adenovirus dan kemudian mengembangkan hepatitis berdasarkan faktor lain,” kata Dr. Malley.

“Untuk bukti kausalitas, Anda benar-benar membutuhkan banyak data, yang tidak kami miliki,” jelasnya.

Baca Juga: Kelompok Lansia Sering Mengalami Beser dan Mengompol, Apa Bedanya?

Baca Juga: Musimnya Berhemat, DIY Masker Bunga Mawar Bikin Wajah Jadi Mulus

Hal yang sama terjadi di Indonesia ketika tiga anak yang meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta akibat hepatitis misterius.

Ketiga anak tersebut sudah menjalani vaksinasi. Akan tetapi vaksi yang diberikan tersebut tidak mempan untuk membentengi tubuh karena jenis virusnya berbeda dari hepatitis A, B, C, D atau E yang sudah ada sebelumnya.

Hal itu diungkapkan Juru Bicara Kemeterian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi. Dia mengatakan jenis virusnya benar-benar baru untuk kategori penyakit hepatitis.

“Sudah (vaksin), tapi ini jenis virusnya beda. Termasuk kelompok adenovirus, tapi bukan hepatitis yang selama ini kita kenal,” kata Siti Nadia Tarmizi dikutip dari JawaPos.com, Selasa (3/5).

Pihak Kementerian Kesehatan kini sedang bekerja serius untuk meneliti jenis virus varian baru ini melalui serangkaian pemeriksaan secara lengkap.

Siti Nadia Tarmizi belum dapat memastikan apakah varian baru ini lebih berbahaya dibandingkan dengan hepatitis B dan C atau tidak. “Masih dipelajari lebih lanjut ya."

Setelah sejumlah vaksin hepatitis sebelumnya tidak mempan untuk menangkal kelompok adenovirus jenis baru ini, ketika sudah terpetakan dengan baik, menurut Siti Nadia, kemungkinan harus ada vaksin yang baru untuk menangkal virus jenis ini supaya tidak membahayakan kesehatan masyarakat.

Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati setelah munculnya kasus 3 anak meninggal akibat hepatitis misterius.

Selain Kementerian Kesehatan, sejumlah pihak juga memberikan perhatian terhadap munculnya hepatitis misterius termasuk kalangan epidemiolog.

Baca Juga: Muncul Bau Tak Sedap di Pusar, Infeksi Bisa Jadi Penyebabnya

Baca Juga: Manfaat Air Kelapa Saat Pandemi Covid-19, Meningkatkan Imunitas Tubuh

Seperti epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, misalnya. Dia menyatakan hepatitis misterius ini mengakibatkan kerusakan hati namun sampai sekarang belum diketahui penyebab pastinya.

“Karena tidak diketahui penyebab pastinya, makanya disebut misterius,” katanya dikutip dari Kompas.com (04/05/2022).

Dr Meera Chand, Direktur Clinical and Emerging Infections di UKHSA, telah menyarankan orangtua, wali dan guru kelasi untuk waspada terhadap tanda-tanda hepatitis (termasuk penyakit kuning) dan untuk menghubungi profesional kesehatan jika mereka khawatir."Anak-anak yang mengalami gejala infeksi gastrointestinal termasuk muntah dan diare harus tinggal di rumah dan tidak kembali ke sekolah atau penitipan anak sampai 48 jam setelah gejalanya berhenti," katanya.Gejala hepatitis lain ya, ng harus diwaspadai menguningnya bagian putih mata atau kulit (jaundice), urin gelap, BAB pucat atau berwarna abu-abu, mengeluh gatal di kulit, nyeri otot dan sendi, suhu badan tinggi, merasa lemas dan sakit,  merasa sangat lelah sepanjang waktu, kehilangan selera makan, dan sakit perut.

Baca Juga: 3 Keluhan Pasca Operasi Sesar yang Sering Muncul, Ini Solusinya

Baca Juga: Bantu Tingkatkan Kesuburan Wanita, Minum Jus Jeruk Bali Setiap Hari

Baca Juga: 6 Fakta Skioliosis, Kelainan pada Tulang Belakang yang Jarang Disadari

Dr Chand menyoroti bahwa tindakan kebersihan normal seperti mencuci tangan secara menyeluruh (termasuk mengawasi anak-anak) dan kebersihan pernapasan yang baik, dapat membantu mengurangi penyebaran banyak infeksi umum, termasuk adenovirus.UKHSA mengingatkan orang-orang bahwa adenovirus biasanya ditularkan dari orang ke orang dan dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi, serta melalui jalur pernapasan. (*)