GridHEALTH.id -Selama ini kita menganggap bahwa semakin bening kencing kita, berarti semakin baik kondisi kesehatan kita. Semakin banyak minum, semakin baik untuk kesehatan ginjal.
Ternyata anggapan ini salah. Menurut Nurse Rizal, perawat sekaligus
"Warna urine bening justru tanda OVER hidrasi. Normalnya justru kuning jernih ????," katanya menge-tuit.
Menurut Rizal, yang terpenting dari minum bukan sebanyak apa air yang kita minum, tetapi sebanyak apa air yang berhasil diserap oleh sel-sel tubuh kita.
"Terlalu bnyk minum bisa menguras elektrolit tubuh kamu lewat kencing dan itu bikin kamu kekurangan elektrolit. Akibatnya jd gampang kram, lemes. Kasian ginjal".
Rizal melanjutkan, bolak-balik ke toilet mengeluarkan air kencing bening, berarti elektrolit ikut dibuang sehingga kadarnya jadi rendah dan keseimbangannya terganggu.
"Kalau tetap minum banyak, keseimbangan cairan bisa keganggu juga dan itu bikin sel jadi bengkak. Kalau sel otak yang bengkak, bisa koma. Ini yang disebut keracunan air. Bahaya."
Keracunan air sebenarnya kejadian langka. Ini bisa terjadi kalau kita nekat minum sebanyak 3 liter air dalam waktu singkat. Katakanlah dalam waktu 30 sampai 60 menit.
Yang cukup sering terjadi, menurut Rizal, adalah kasus hiponatremia akibat natrium terbuang karena kebanyakan minum air. Otak bisa rusak karena kondisi ini.
Baca Juga: Urine Jernih Bukan Terhidrasi dengan Baik, Tapi Gangguan Penyakit
Baca Juga: Varian Delta vs Omicron BA.4 dan BA.5, Mana Lebih 'Jahat'? Kenali Gejala dan Risikonya
Dilansir dari Mayo Clinic, hiponatremia terjadi ketika konsentrasi natrium dalam darah rendah secara tidak normal.
Natrium adalah elektrolit, dan membantu mengatur jumlah air yang ada di dalam dan di sekitar sel.
Pada hiponatremia, satu atau lebih faktor, mulai dari kondisi medis yang mendasari hingga minum terlalu banyak air, menyebabkan natrium dalam tubuh menjadi encer.
Ketika ini terjadi, kadar air tubuh meningkat, dan sel-sel mulai membengkak. Pembengkakan ini dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan, dari yang ringan hingga yang mengancam jiwa.
Tanda dan gejala hiponatremia antara lain mual dan muntah, sakit kepala, kebingungan, kehilangan energi, mengantuk dan lelah, dan muncul kegelisahan dan lekas marah.
Gejala lainnya adalah kelemahan otot, kejang atau kram, kejang, dan terjadi koma.
Perawatan hiponatremia ditujukan untuk mengatasi kondisi yang mendasarinya. Tergantung pada penyebab hiponatremia.
Kita mungkin hanya hanya perlu mengurangi seberapa banyak kita minum. Dalam kasus hiponatremia lain, kita mungkin memerlukan larutan elektrolit intravena dan obat-obatan.
Jadi kita minum sesuai kebutuhan tubuh saja. Ada dua cara pengukuran;
Baca Juga: 9 Alasan Mengapa Kopi dalam Jumlah yang Tepat Baik Untuk Kesehatan
Baca Juga: Begini 3 Cara Potong Daging Sapi yang Benar agar Empuk dan Sehat Saat Dikonsumsi
- Rumus sederhana sesuai kebutuhan tubuh selama 24 jam
Berat badan x 40. Contoh BB 65 kg x 40 = 2600 ml.
Jumlah 2600 ml gampangnya dibagi dalam 24 jam, berupa 60% air mineral, dan 40% sisanya dari buah-buahan berair, sayur, kuah makanan, dll.
- Memakai ukuran dari Kemenkes (lihat tabel)
Contohnya BB 65kg butuh air sebanyak 2.700 ml/24 jam. Nah 60% dari 2.700 ml yg didapat dari air mineral, bagi lagi jam 8 gelas utk memudahkan dan mengingatkan waktu minum.
Baca Juga: Siapa Berikutnya? Ini 10 Kandidat Penyakit Calon Pandemi di Masa Depan
Baca Juga: Perubahan Pada Tubuh, Ini yang Terjadi Ketika Proses Menua Dimulai
Misalnya, segelas saat bangun tidur, sebelum dan sesudah sarapan, makan siang, makan malam, dan sebelum tidur. (*)