Baca Juga: Virus Monkeypox Berpotensi Menyebabkan Komplikasi Jantung, Waspada
Baca Juga: Bersihkan Bulu Ketiak Tak Perlu ke Salon, 4 Bahan Rumahan Ini Bisa Dipakai
Meskipun telah menjadi endemik di beberapa bagian Afrika selama beberapa dekade, cacar monyet sebagian besar menular ke manusia dari hewan liar yang terinfeksi dan biasanya tidak menyebar terlalu jauh ke luar benua.
Para ahli menduga wabah cacar monyet di Amerika Utara dan Eropa mungkin berasal dari Afrika jauh sebelum penyakit itu mulai menyebar melalui hubungan seks di dua rave (pesta massal) di Spanyol dan Belgia. Saat ini, lebih dari 70% kasus cacar monyet dunia berada di Eropa, dan 98% kasus terjadi pada pria yang berhubungan seks dengan pria.
WHO sedang mengembangkan mekanisme pembagian vaksin untuk negara-negara yang terkena dampak, tetapi telah merilis beberapa detail tentang cara kerjanya.
WHO tidak membuat jaminan tentang memprioritaskan negara-negara miskin di Afrika, hanya mengatakan bahwa vaksin akan dibagikan berdasarkan kebutuhan epidemiologis.
Beberapa ahli khawatir mekanisme tersebut dapat menduplikasi masalah yang terlihat dengan COVAX, yang dibuat oleh WHO dan mitra pada tahun 2020 untuk mencoba memastikan negara-negara miskin akan mendapatkan suntikan Covid-19.
Program ini dinyatakan kurang berhasil mengingat banyak kekurangan untuk berbagi vaksin dengan negara-negara miskin dan terkadang mengandalkan sumbangan.
"Hanya meminta negara untuk berbagi tidak akan cukup," kata Sharmila Shetty, penasihat vaksin untuk Medecins Sans Frontieres atau Organisasi Dokter Tanpa Batas.
"Semakin lama cacar monyet bersirkulasi, semakin besar kemungkinannya masuk ke reservoir hewan baru atau menyebar ke populasi umum manusia. Jika itu terjadi, kebutuhan vaksin dapat berubah secara substansial," Shetty memperingatkan.
Saat ini, hanya ada satu produsen vaksin cacar monyet yang paling canggih yakni perusahaan Denmark Bavarian Nordic. Kapasitas produksinya tahun ini adalah sekitar 30 juta dosis, dengan sekitar 16 juta vaksin tersedia sekarang.
Pada bulan Mei, Bavarian Nordic meminta AS untuk melepaskan lebih dari 215.000 dosis yang seharusnya diterima, untuk membantu permintaan internasional yang diterima perusahaan, dan AS menurut, menurut Bill Hall, juru bicara Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan A.S. masih akan menerima dosis, tetapi di kemudian hari.