Find Us On Social Media :

Dampak Paparan Gas Air Mata Skala Besar dan Kedaluwarsa Dalam Tragedi Kanjuruhan, Mata Perih Hingga Kematian

Perhatikan, ini dampak papasan gas air mata skala besar dan kedaluwarsa dalam tragedi Kanjuruhan.

 

GridHEALTH.id - Menindaklanjuti tragedi Kanjuruhan, Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo akhirnya mengakui adanya penggunaan beberapa gas air mata yang kedaluwarsa di Stadion Kanjurahan, melansir Nasional.kompas.com pada Senin (10/10/2022).

Selain ditemukan yang kedaluwarsa, pihak kepolisian juga mengakui ada tiga jenis gas air mata yang digunakan.

Mulai dari skala kecil dengan tulisan 37/38MM SMOKE berwarna hijau, sedang dengan tulisan 37/38MM 5 CLUSTER CS berwarna biru, hingga besar dengan tulisan POWDER KAL. 37/38MM.

Lalu bagaimana dampaknya jika gas air mata berskala besar dan sudah kedaluwarsa ini mengenai seseorang, simak ulasannya berikut ini.

Kandungan Gas Air Mata Berskala Besar, Gas CS

Disebutkan dalam buku yang berjudul Acute Exposure Guideline Levels for Selected Airborne Chemicals:Volume 16, gas air mata adalah bubuk kristal putih dengan bau seperti merica.

Pertama kali disintesis oleh Corson dan Stoughton tahun 1928 dan dikenal dengan singkatan gas CS, lalu dikembangkan lebih lanjut dengan iritasi yang jauh lebih kuat dibanding bahan kimia lainnya, tetapi tidak terlalu beracun.

Penggunaannya semakin luas setelah tahun 1989 digunakan militer dalam Perang Vietnam dan kini digunakan sebagai salah satu senjata anti huru-hara oleh banyak aparat penegak hukum di seluruh dunia karena dianggap dapat membubarkan pengunjuk rasa dalam satu menit.

Kandungan gas air mata ada yang mengandung aerosol sebanyak 4mg/m3 dan 10mg/m3, di mana saat ditembakkan akan menyebabkan sensasi nyeri serta merangsang reseotor iritan paru yang dapat menyebabkan bronkokonstriksi.

Dengan tingkat konsentrasi tinggi menyebabkan setelah adanya kontak dengan kelembapan pada kulit (permukaan mukosa), maka atom klorin yang dilepaskan dari gas CS direduksi menjadi asam hidroklorida sehingga menyebabkan luka bakar dan iritasi kulit.

Dampak gas CS dapat dikurangi dan terdegradasi dengan menggunakan air setelah 15 menit atau dalam 1 menit jika menggunakan larutan basa.

Baca Juga: Belajar dari Tragedi Sepak Bola Kanjuruhan, Begini Mitigasi Bencana di Tempat Kerumunan