GridHEALTH. id - Saat ini, Indonesia sudah termasuk dalam negara menua (aging country) hal ini ditunjukan dengan peningkatan populasi penduduk lansia setiap tahunnya.
Pada tahun 2010, penduduk lansia mengalami peningkatan sebesar 18 juta jiwa (7,56%), menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019 dan diprediksi akan terus menigkat menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%) pada tahun 2035.
Hal ini tentu menjadi alasan yang kuat akan perlunya kesadaran masyarakat dalam hal kesehatan jasmani dan kesehatan mental bagi penduduk usia 40 tahun ke atas.
Penting untuk melakukan deteksi dini gejala-gejala yang terjadi pada perempuan menopause agar tidak terjadi penurunan kualitas hidup.
Gangguan kognitif merupakan gejala yang paling umum dialami setidaknya 44-62% populasi1.Perubahan hormon pada perempuan dalam masa menopause menyebabkan penurunankemampuan berpikir, yaitu mengalami kondisi lupa sesaat atau ‘Brain fog’, kesulitan memilihkata (verbal fluency), dan penurunan daya ingat.
Selain itu, perubahan hormon seperti estrogen, FSH dan LH, serta fluktuasi prolaktin dan kortisol menjadi penyebab gejala stress, kecemasan, dan depresi dialami oleh perempuan dalam masa menopause.
Dalam masa perimenopause dan postmenopause, setidaknya perempuan mengalami peningkatan risiko 2 sampai 4 kali untuk mengalami depresi.
Dr. dr. Tita Husnitawati, Sp.OG (K)-Fer, Presiden Perkumpulan Menopause Indonesia(PERMINESIA), menjelaskan bahwa menopause merupakan kejadian alamiah yang pastidialami semua perempuan.
Kondisi menopause merupakan kondisi berhentinya siklus menstruasi secara alami. Perubahan hormon pada tubuh perempuan menopause menyebabkan gejala-gejala yang dapat mengurangi kualitas hidup.
“Semua perempuan harus mengenal gejalanya, kapan terjadi untuk siap menghadapi sebagai proses alami yang patutdisyukuri,” katanya virtual media briefing World Menopause Day 2022: Cognition and Mood Life After 40 Happy and Healthy. KESEMPATAN (Kehidupan Setelah Empat Puluh Tahun): Sehat dan Bahagia di Jakarta (19/10/2022).
Ia melanjutkan, kondisi menopause menyebabkan gejala atau sindroma metabolik yang terdiri dari obesitas perut yang ditandai lingkar perut lebih dari 80 cm, tekanan darah meningkat, dan pemeriksaan laboratorium menunjukan profil lemak abnormal dan gula darah meningkat.
Hal ini terjadi karena konsumsi makanan berkalori tinggi, kebiasaan merokok, dan pertambahan usia.
Baca Juga: Perlu Waspada, Kenali Gejala Hipertensi yang Mirip dengan Menopause
Baca Juga: Hipertensi Pada Wanita Angkanya Juga Tinggi, Ada Hubungannya dengan Hormon
Risiko perubahan tubuh akibat menopause dapat dihindari dengan kebiasaan hidup sehat, bahkan sejak remaja putri.
Yaitu dengan berolahraga teratur, mengonsumsi makanan bernutrisi sehat dan gizi seimbang,dan menghilangkan kebiasaan buruk seperti merokok.
“Jenis olahraga yang tepat adalah olahraga yang membuat lancar atau tidak menghambat pertukaran udara (aerobik) adalah jenis olahraga yang dianjurkan, sebaiknya dilakukan setiap hari selama 30 menit, minimal 4 kali seminggu, dengan jenis aktivitas yang disesuaikan dengan usia,” tutur dr. Tita.
Selain gaya hidup, pengobatan untuk gejala menopause dapat dilakukan dengan pengobatanhormon.
“Pengobatan hormon untuk keluhan menopause bukan pengobatan utama untuk menopause, lagi pula bila ibu memiliki sindroma metabolik obat tersebut tidak bisa digunakan."
Penelitian terkini membuktikan bahwa pengobatan hormon relatif aman bila diberikan topikal:melalui kulit, selaput lendir atau vagina,” tambah dr. Tita.
Baca Juga: Ibu Wajib Tahu, Cara Cepat Menghilangkan Bekas Luka Jahitan Sesar
Baca Juga: Ciri-ciri Kanker Payudara Tanpa Benjolan, Wajib Kenali Sejak Dini
Untuk diketahui, acara ini diadakan oleh Perkumpulan Menopause Indonesia atau PERMINESIA yang mendukung International Menopause Society (IMS) dalam kampanye dengan tema ‘Cognition and Mood’.
Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kondisimenopause khususnya yang berhubungan dengan daya pikir (kognitif) dan pengelolaanemosi.
Perubahan kognitif dan psikologi ini disebabkan oleh perubahan hormon yang terjadi pada tubuh perempuan menopause.
Perkumpulan Menopause Indonesia atau PERMINESIA mengajak perempuan Indonesia untuk memiliki kehidupan setelah empat puluh tahun (KESEMPATAN) yang dan sehat dan bahagia.
Dalam sambutannya pada kesempatan sama, dr. Achmad Mediana, Sp.OG, Sekretaris Jendral Perkumpulan Menopause Indonesia (PERMINESIA) menyatakan, “PERMINESIA ingin memberikan informasi seluas-luasnya tentang pentingnya menumbuhkan kesadaran dalam masyarakat dan menyiapkan tenaga ahli yang mampu memberikan pedoman dan acuan dasar bagi permempuan dalam memasuki masa menopause di usia 40 hingga 60 tahun agar tetap terjaga kesehatan jiwa dan raganya.”
“PERMINESIA yang merupakan organsasi yang mewadahi dokter- dokter dan tenaga medis yang berkonsentrasi pada Perkumpulan Menopause Indonesia, mempunyai tujuan yaitu ikutmeningkatkan derajat Kesehatan bangsa Indonesia dan mengupayakan peningkatan kualitashidup perempuan pre menopause, menopause, dan pasca menopause melaluipengembangan ilmu Kesehatan dan IPTEK kedokteran terutama yang berkaitan denganmasalah menopause,” tutur dr. Achmad. (*)Baca Juga: Waspada Gejala Ginjal Pada Anak yang Tak Boleh Disepelekan
Baca Juga: 5 Cara Cek Kesehatan Kaki, Sederhana, Cepat dan Murah
Baca Juga: Healthy Move, Dua Latihan Terbaik Untuk Penyandang Multiple Sklerosis (MS)