Find Us On Social Media :

Ini Jenis Obat Biduran Orang Dewasa yang Tersedia di Apotek

Obat biduran orang dewasa dapat dibeli di apotek. Namun sebagian besar harus dengan resep dokter.

GridHEALTH. id - Biduran mengakibatkan gatal-gatal di kulit, cenderung muncul dan hilang dalam beberapa jam.

Beberapa orang mengalami satu serangan dan tidak pernah mengalami gatal-gatal lagi. Tetapi ada yang sering mengalami kekambuhan.

Jika  terus mengalami gatal-gatal setiap hari atau hampir setiap hari selama enam minggu atau lebih,  menderita gatal-gatal kronis. Istilah medis untuk ini adalah "urtikaria kronis". Bilamemiliki biduran kronis, pengobatan yang paling efektif seringkali bergantung pada jenis biduran yang miliki dan riwayat kesehatan kita.

Yang pasti, biduran jangan digaruk karena dapat menimbulkan luka di kulit yang malah dapat memperparah kondisi kulit.

Obat Biduran yang Tersedia di Apotik

Ada baiknya segera ke dokter untuk mendapatkan perawatan. Tetapi sebagai pengetahuan, ada obat gatal biduran kronis yang dapat dibeli di apotek, seperti dikutip dari Honest Doc;

1. Antihistamin

Urtikaria kronis juga diobati dengan obat antihistamin. Namun, kita perlu menyiapkannya secara teratur sehingga apabila biduran muncul sewaktu-waktu kita bisa langsung menggunakannya. Dosis dapat ditingkatkan jika gejala tidak merespons dengan dosis yang biasanya digunakan. Dengan peningkatan dosis, seringkali bisa membantu mengendalikan gejala yang tidak merespons terhadap pengobatan sebelumnya. Tetapi obat ini hanya boleh digunakan di bawah pengawasan dokter.

2. Krim menthol

Krim menthol bisa digunakan sebagai alternatif atau tambahan antihistamin karena membantu meringankan gatal. Konsultasikan dengan dokter mengenai jenis produk yang direkomendasikan untuk kita.

3. Tablet kortikosteroid

Baca Juga: Ternyata Begini Cara Mengobati Biduran Agar Tidak Kambuh Lagi

Baca Juga: Hari Kesehatan Nasional, Cara Membuat Obat Tradisional Untuk Atasi Asam Urat

Terkadang, serangan biduran atau urtikaria yang lebih serius dapat diobati dengan tablet kortikosteroid dosis pendek, seperti prednisolon. \

Kemungkinan efek samping tablet kortikosteroid meliputi peningkatan nafsu makan dan kenaikan berat badan, perubahan mood, dan kesulitan tidur (insomnia).

Sekali lagi, obat biduran jenis steroid ini harus digunakan sesuai resep dokter. Penggunaan kortikosteroid jangka panjang untuk urtikaria kronis tidak dianjurkan karena alasan di atas.

4. Antihistamin H2

Jika kita memberli obat antihistamin di apotek, maka kebanyakan akan menyediakan antihistamin H1 seperti yang dijelaskan sebelumnya. Namun, ada beberapa jenis antihistamin lainnya, termasuk antihistamin H2. Antihistamin H2 berguna untuk mengobati urtikaria kronis, karena memberikan efek mempersempit pembuluh darah sehingga mengurangi kemerahan pada kulit. Obat ini juga dapat digunakan sebagai alternatif antihistamin H1 atau dikombinasikan. Obat yang juga disebut sebagai antagonis reseptor H-2 ini dapat disuntikkan atau diminum secara oral. Contohnya meliputi cimetidine, ranitidine, dan famotidine. Efek samping antihistamin H2 jarang terjadi, meliputi sakit kepala, diare, pusing. Jangan mengemudi atau menggunakan alat atau mesin jika merasa pusing setelah minum obat ini.

5. Antagonis reseptor leukotrien

Antagonis reseptor Leukotrien adalah jenis obat yang dapat membantu mengurangi kemerahan dan pembengkakan pada kulit.

Obat ini bisa menjadi alternatif penggunaan tablet kortikosteroid jangka panjang, karena obat biduran yang satu ini lebih risiko efek sampingnya dibanding steroid. Efek sampingnya jarang terjadi dan relatif ringan, seperti sakit kepala dan mual. Contoh obatnya antara lain montelukast (Singulair) dan zafirlukast (Accolate).

Baca Juga: Sensasi Rasa Haus Menurun Pada Lansia, Ini Cara Membantunya Agar Tetap Terhidrasi

Baca Juga: Infeksi Mulut dan Gigi Akibat Diabetes Bisa Dicegah, Lakukan Hal Ini

6. Ciclosporin

Pada sekitar dua pertiga kasus, obat ciclosporin terbukti efektif dalam mengobati urtikaria. 

Ciclosporin bekerja dengan cara yang mirip dengan kortikosteroid, yakni menekan efek berbahaya dari sistem kekebalan tubuh. Di apotek, obat ini tersedia dalam bentuk kapsul atau sebagai cairan yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.

7. Omalizumab

Omalizumab diberikan dengan suntikan dan diperkirakan bisa mengurangi jenis antibodi yang berperan dalam menyebabkan urtikaria. Suntikan obat ini biasanya diberikan sebulan sekali, dan lagi-lagi harus dengan konsultasi dokter lebih dulu. (*)

Baca Juga: Ini Dampak Tak Diduga Bila Tidak Membersihkan Riasan Menjelang Tidur

Baca Juga: Sedang Diteliti Apakah Anak Juga Berisiko Mengalami Long Covid-19 Setelah Sembuh