Find Us On Social Media :

Pahami Risiko Merokok di Usia Tua dan Bahaya untuk Kesehatan Mental

Kebiasaan merokok ternyata bisa merusak kesehatan mental seseorang

GridHEALTH.id - Mulai banyak yang melakukannya, ternyata merokok bisa merusak kesehatan mental.

Kebiasaan merokok tentunya menjadi fenomena yang unik.

Pasalnya, semua sudah mengetahui bahaya dari merokok tersebut.

Namun, kebiasaan merokok masih terus dilakukan dan jadi ketergantungan.

Tidak hanya masalah fisik saja, merokok juga dapat mempengaruhi kesehatan mental.

Efek merokok terhadap mental seseorang dapat bervariasi dan tidak semua orang mengalaminya.

Beberapa perokok juga mungkin sebenarnya menyadari perubahan emosi sebagai efek dari merokok, namun memilih untuk membiarkannya.

Merokok Bisa Memengaruhi Kesehatan Mental

Nikotin mempengaruhi kinerja otak sehingga memicu ketergantungan, yang pada akhirnya mengubah cara seseorang berpikir dan perilaku.

Efek tersebut dapat bersifat permanen karena nikotin sangat mudah terakumulasi pada otak.

Nikotin dapat diserap oleh mukosa mulut saat merokok, dan mencapai otak hanya dalam waktu 10 detik setelah dihisap.

Semakin banyak nikotin, semakin kuat efek ketergantungan dan perubahan psikologis yang dialami seseorang.

Baca Juga: 3 Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak yang Dilakukan Orangtua Sejak Dini

Ketergantungan pada perokok juga melibatkan mekanisme lainnya yang memicu ketidakseimbangan fungsi otak.

Nikotin membuat seseorang ketergantungan dengan cara memicu peningkatan hormon dopamin pada otak.

Peningkatan dopamin berlebih pada perokok juga disertai dengan penurunan enzim monoamineoxidase, yang berperan dalam menurunkan kadar dopamin.

Tanpa enzim tersebut, kadar dopamin akan lebih sulit terkendali sehingga menyebabkan ketergantungan.

Sebagian besar perokok merasakan efek peningkatan dopamin berlebih sebagai rasa ketenangan, bahagia, atau kesenangan saat merokok.

Hal ini menyebabkan seseorang menjadi kesulitan menenangkan pikirannya sendiri jika tidak mengisap rokok.

Jika hal itu terjadi, maka perokok akan mencari dan menggunakan rokok tanpa henti.

Tanpa disadari, perokok juga menjadi lebih agresif dan mudah marah saat harus menahan keinginannya untuk merokok.

Hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap kehidupan sosial perokok yang justru membuat stress dan memicu perubahan perilaku yang lebih parah.

Terlepas dari segala dampak buruk sebuah rokok, perokok meyakini ada dampak baik yang dirasakan ketika mengisap rokok.

Mereka cenderung mencari rokok ketika merasa stres, cemas, atau menghadapi masalah yang terjadi.

Baca Juga: 8 Cara Menjaga Kesehatan Mental saat Menghadapi Deadline Pekerjaan yang Mendesak

Bagi sebagian perokok, rokok juga diyakini sebagai media yang memudahkan produktivitas dalam bekerja.

Baik dalam arti mencari ide, inspirasi, atau memperlancar proses terbentuknya suatu karya.

Merokok Menimbulkan Kesehatan Mental

Mengingat perilaku merokok menimbulkan dampak psikologis yang sangat besar, bahkan juga mempengaruhi kesehatan dan menyebabkan kematian.

Maka perlu dilakukannya psikoterapi berhenti merokok pada orang-orang yang mengalami kecanduan rokok.

Penting sekali bagi perokok untuk, mengetahui cara menghilangkan kebiasaan buruk ini dan mengganti dengan hal yang lebih bermanfaat.

Oleh karena itu, terapi secara psikologis atau psikoterapi sangat penting untuk diberikan dalam rangka mengatasi beragam faktor psikologis yang membuat seseorang kembali untuk merokok.

Baca Juga: Cara Mengatasi Depresi Tanpa Obat dan Risiko pada Kesehatan Mental