GridHEALTH.id - Olahraga dapat memberikan banyak manfaat jika rutin melakukannya, tak terkecuali bagi pengidap penyakit ginjal.
Ginjal merupakan organ tubuh yang memiliki ukuran kecil, bentuknya seperti kacang dan ada di masing-masing sisi tubuh.
Penyakit ginjal dapat menghambat kemampuan ginjal untuk membersihkan darah, memfilter kelebihan cairan dari darah, dan mengontrol tekanan darah.
Melansir WebMD, penyakit ini juga dapat mempengaruhi produksi sel darah merah dan metabolisme vitamin D yang dibutuhkan oleh tulang.
Saat ginjal rusak, limbah dan cairan yang tidak terbuang akan menumpuk di tubuh.
Ini akan menyebabkan pembengkakan di pergelangan kaki, mual, lemas, kurang tidur, dan sesak napas.
Jika tidak diobati, kerusakan bisa bertambah parah dan ginjal berhenti bekerja. Ini dapat berujung pada kondisi serius dan mengancam nyawa.
Pada tahap awal, pengobatan penyakit ginjal dilakukan dengan pemberian obat-obatan dan mengubah pola makan.
Ketika menjalani pengobatan, pengidap penyakit ginjal bisa mengombinasikannya dengan olahraga.
Dilansir dari National Kidney Foundation, olahraga dapat memberikan banyak manfaat bagi pengidap penyakit ginjal.
Mulai dari meningkatkan fungsi dan kekuatan otot, pengelolaan tekanan darah lebih baik, menurunkan kolesterol, membuat tidur berkualitas, hingga kelola berat badan.
Baca Juga: Mengecilkan Perut Buncit Tanpa Olahraga, 7 Cara Ampuh yang Bisa Dicoba
Jenis Olahraga untuk Penyakit Ginjal
Untuk mendapatkan hasilnya secara maksimal, tentu jenis olahraga yang dilakukan tepat dan tidak memberatkan pengidap penyakit ini.
Disarankan utuk melakukan aktivitas fisik yang mengharuskan banyak menggerakkan kelompok otot besar secara terus-menerus. Beberapa di antaranya:
1. Jalan kaki
2. Berenang
3. Bersepeda (sepeda statis atau sepeda di luar ruangan)
4. Menari aerobik
Latihan kekuatan dengan intensitas rendah, juga termasuk olahraga yang bisa menyembuhkan penyakit ginjal.
Setidaknya berolahraga tiga hari seminggu. Hari-hari berolahraga sebaiknya selang-seling, misal dilakukan setiap hari senin, rabu, dan jumat.
Untuk durasinya, bisa dilakukan selama 30 menit per hari atau jika ingin ditambahkan, bisa hingga 45 menit per sesi olahraga.
Agar jenis olahraga yang dilakukan tepat, bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang menangani pengobatan.
Hentikan olahraga jika merasa sangat lelah, kehabisan napas, nyeri dada, detak jantung cepat, atau pusing. (*)
Baca Juga: Tanpa Olahraga, Lemak di Perut Bisa Hilang dengan Diet Seperti Ini