Hasil penelitian tersebut pun menemukan bukti bahwa, peserta penelitian yang makan gorengan 4-6 kali per minggu memiliki risiko 39% peningkatan diabetes tipe 2, dan mereka yang makan gorengan 7 kali atau lebih per minggu memiliki risiko 55% lebih tinggi, dibandingkan dengan mereka yang makan gorengan kurang dari sekali per minggu.
Baca Juga : Difasilitasi, Sekarang BPJS Akan Tanggung Biaya Pengobatan Caleg Stres Karena Gagal di Pemilu 2019 Ini!
Kebayang dong apa jadinya jika kita mengonsumsi gorengan tiap buka puasa dan sahur?
Mengenai penelitiannya itu, Cahill pun mempunyai keterangan lain yang menakjubkan.
Menurutnya makanan gorengan yang dibeli dari penjual gorengan, sangat jauh berisiko merugikan kesehatan berkali-kali lipat dari hasil penelitian di atas.
Alasannya karena penjual gorengan menggunakan minyak gorong tidak segar alias bekas.
Baca Juga : Sandiaga Uno Dikabarkan Alami Gangguan Lambung, Selama Sakit Tidak Tidak Boleh Konsumsi Makanan Ini
Asal tahu saja, penggunaan minyak gorong bekas atau telah dipanaskan berkali-kali, minyak menjadi lebih terdegradasi, dan lebih banyak diserap ke dalam makanan.
Karenanya gorengan dapat berkontribusi pada kenaikan berat badan, kolesterol tinggi, dan tekanan darah yang lebih tinggi.
Ini semua berkontribusi pada risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Baca Juga : Duka Pemilu 2019, 9 Polisi & 12 Petugas KPPS Meninggal Kelalahan; Bagaimana Kelelahan Berisiko Kematian?
Source | : | hsph.harvard.edu |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar