GridHEALTH.id – Ibadah puasa Ramadan harus dijalani umat muslim di seluruh dunia selama satu bulan penuh.
Tapi tidak semua umat muslim akan berpuasa dalam waktu yang sama.
Muslim Indonesia, karena hidup di katulistiwa dan ada di iklim tropis, puasanya kurang lebih hanya 13 jam.
Baca Juga : Makanan Ini Harus Dihindari Saat Buka Puasa, Padahal Favorit Orang Indonesia
Udara di Indonesia pun terbilang mendukung, tidak dingin, juga tidak terlalu panas.
Berbeda jauh dengan di Inggris.
Muslim di Inggris harus kuat berpuasa di iklim yang dingin. Apalagi di bulan Ramadan tahun 2019 ini, awal puasa pas di musim semi.
Saat itu suhu udaranya kira-kira 6-13° celcius.
Akhir Ramadan di Inggris, masuk musim panas. Kondisi suhu rata-rata pada musim panas ini sekitar 12-20°C.
Bagi masyarakat Indonesia tentu masih cukup dingin.
Baca Juga : Walau Bersantan, Menu Buka Puasa Kolak Pisang Ternyata Lebih Menyehatkan Dibanding Es Buah!
Tak hanya cuaca, lamanya berpuasa muslim di Inggris pun berbeda dengan di Indonesia
Di Inggris umat Islam harus berpuasa mulai dari pukul 03.30 dini hari sampai pukul 21.30 malam.
Jeda antara buka puasa dan sahur hanya sekitar 5 jam lebih.
Karenanyalah, terkadang pada saat ingin sahur, masyarakat muslim di Inggris masih merasa kenyang.
Salat tarwih biasanya mulai pukul 23.00-24.00.
Setelah salat tarwih, umumnya umat muslim di Inggris tidak tidur.
Sebab sekalinya tidur bisa ketinggalan makan sahur, bahkan bisa ketinggalan shalat subuh.
Sebab di Inggris pukul 05.00, matahari sudah terbit.
Baca Juga : Aturan Mandi di Saat Puasa, Jangan Berlama-lama Karena Bikin Kulit Kering
Olebh karenanya saat bulan puasa, muslim di Inggris mempunyai cara tersendiri untuk bisa berpuasa satu bulan penuh.
Buka puasa muslim di Inggris mengonsumsi banyak cairan, makanan rendah lemak, makanan kaya cairan dan makanan yang mengandung beberapa gula alami untuk energi.
Seperti; minuman air, minum susu, minum jus buah atau smoothie.
Air memberikan hidrasi tanpa tambahan kalori atau gula tambahan. Susu dan buah menyediakan gula dan nutrisi alami.
Buah kurma pun menjadi favorit saat bulan puasa di Inggris.
Baca Juga : Aturan Minum di Saat Puasa Agar Tak Dehidrasi
Mengonsumsi buah kurma adalah cara yang bagus untuk berbuka puasa, juga sahur.
Karena kurma menyediakan gula alami untuk energi, menyediakan mineral seperti kalium, tembaga dan mangan, dan merupakan sumber serat.
Sup adalah menu yang biasa dijsajikan saat makan besar di Inggris.
Sup kaldu daging mengandung kacang-kacangan, dan makanan bertepung seperti pasta atau biji-bijian, menyediakan nutrisi dan energi.
Makan besar lainnya, seperti makanan yang mengandung susu dan makanan kaya protein seperti daging, ikan, telur dan kacang-kacangan, tak alpa dikonsumsi, juga yogurt.
Saat sahur masyarakat Inggris mengonsumsi banyak cairan. Mulai dari minuman dan makanan mengandung kaya air.
Makanan seperti gandum yang kaya akan energi, juga pilihan utama. Tapi mereka hanya pilih yang kandungan seratnya tinggi.
Semisal, oat yang bisa dibuat sup, bubur, dicampur susu dan yogurt. Lainnya, sereal sarapan yang berserat tinggi.
Sereal kaya serat dan sering diperkaya dengan vitamin dan mineral, memberikan nutrisi tambahan. Apabila dikonsumsi susu bisa menjadi sumber cairan, kalsium, yodium, dan vitamin B dari susu.
Yogurt pun ternyata menjadi menu sahur. Hal ini beralasan karena yogurt kaya nutrisi seperti protein, kalsium, vitamin dan juga mengandung cairan yang dibutuhkan tubuh.
Baca Juga : Inilah Tanda Awal Kanker Sedang Berkembang yang Seharusnya Diwaspadai Sebelum Terlambat
Roti pun bisa menjadi makanan sahur bergizi di Inggris. Tapi yang dipilih adalah yang kaya serat, misalnya roti gandum atau chapatti.
Umat Muslim di sana, menghindari makan roti dengan makanan asin, seperti keju, atau daging yang diawetkan.
Baca Juga : Difasilitasi, Sekarang BPJS Akan Tanggung Biaya Pengobatan Caleg Stres Karena Gagal di Pemilu 2019 Ini!
Bagaimana, tertarik mencoba tips buka puasa dan sahur ala muslim di Inggris?(*)
Source | : | Tribun Timur,nutrition.org.uk |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar