GridHEALTH.id - Minuman berenergi yang banyak beredar di pasaran digambarkan sebagai minuman yang dapat membangkitkan tenaga dan semangat. Makanya banyak dikonsumsi mereka yang bekerja lembur atau banyak menggunakan tenaga.
Baca Juga : Kandungan Garam pada Makanan Kemasan 2,5 Kali Lipat, Risiko Penyakit Jantung dan Tekanan Darah Meningkat
Secara umum, minuman berenergi merupakan jenis minuman non-alkohol yang mengandung asam amino taurin, kafein, vitamin, dan bahan tambahan lainnya.
Pada batas tertentu, kandungan dalam minuman tersebut aman dikonsumsi. Namun, bila melebihi batas toleransi akan mengundang berbagai risiko kesehatan.
Contohnya, para peneliti telah menemukan bahwa dampak minuman berenergi hanya satu porsi tetap berisiko menyebabkan masalah jantung. Efeknya bahkan bisa muncul setelah 90 menit.
Melansir New York Post pada Jumat (3/5/2019), konsumsi jenis minuman berernergi bisa membuat pembuluh darah menyempit.
Kondisi tersebut meningkatkan risiko penyumbatan yang berujung pada serangan jantung serta stroke.
Baca Juga : Studi: Jarang Berhubungan Intim Pasca Menikah Berpotensi Lahirkan Anak dengan Skizofrenia!
"Dengan semakin populernya minuman energi, penting untuk mempelajari dampak minuman berenergi ini pada mereka yang sering mengonsumsinya ketimbang menentukan, jika pun ada, pola konsumsi yang aman," kata Dr. John Higgins, pemimpin studi dari University of Texas, Houston, Amerika Serikat.
Higgins dan rekan-rekannya yakin, kombinasi dari minuman semacam itulah yang berbahaya bagi pembuluh darah.
Baca Juga : Pangeran Naruhito Jadi Kaisar Baru Jepang, Permaisuri Masako Pernah Alami Depresi Berat
Beberapa di antaranya seperti kafein, taurin, gula, serta bahan herbal lain yang bisa merusak lapisan arteri dan vena.
Kebanyakan minuman berenergi mengandung 80 miligram kafein dalam setiap 100 mililiter. Angka ini setara dengan tiga kaleng minuman bersoda dan secangkir kopi instan. Namun, banyak lagi produk yang mengandung kadar gula lebih tinggi.
Para peneliti menggunakan pengukuran ultrasonografi dalam studi ini. Mereka melihat hanya dalam satu setengah jam setelah mengonsumsinya, pembuluh darah manusia mengalami penyempitan.
Pembuluh darah konsumen yang sebelumnya berdiameter 5,1% dalam diameter, berkurang hingga 2,8% setelahnya.
Baca Juga : Tergoda Perawatan Vampire Ala Kim Kardashian, Dua Wanita Malah Kena HIV
Para peserta yang dipilih juga bukanlah perokok dan tidak memiliki masalah kesehatan kronis sebelumnya.
"Hasil dampak minuman berenergi, ini menunjukkan penurunan fungsi vaskular akut," kata para ilmuwan.
Studi lain mengaitkan bahwan konsumsi minuman berenergi bisa menyebakan masalah saraf dan perut.
Penelitian di Kanada tahun lalu ini menemukan bahwa dampak minuman berenergi , khususnya pada anak-anak, sangatlah buruk. Di antaranya adalah masalah jantung dan kejang.
Studi terbaru ini akan dipresentasikan dalam American Heart Association's Scientific Sessions pada awal Mei ini.
Mengingat dampak minuman berenergi, sangat dianjurkan untuk mengonsumsi minuman berenergi seminim mungkin, bahkan bila sanggup, menghentikannya. (*)
Source | : | prevention.com,New York Post,liputan 6 |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar