GridHEALTH.id - Bagi sebagian orang, adanya tahi lalat, terutama di bagian wajah bisa menjadi daya tarik tersendiri.
Namun, jika dalam jumlah yang cukup banyak, rasanya justru bisa ‘merusak pemandangan’ atau membuat tidak percaya diri. Malah ada yang bilang bahwa tahi lalat gejala kanker kulit. Apakah benar?
Untuk diketahui, tahi lalat akan terbentuk ketika sel-sel melanosit tumbuh secara berkelompok dan tidak menyebar ke seluruh tubuh.
Sel melanosit merupakan sel yang berfungsi sebagai produsen pigmen yang mewarnai kulit secara alami.
Tahi lalat yang memiliki melanocytic naevi ini, memiliki bentuk yang bervariasi. Beberapa berbentuk oval, bulat, menonjol, atau pipih.
Pada umumnya, ada tiga jenis tahi lalat yaitu compound melanocytic naevi yang berwarna cokelat muda, tumbuh menonjol ke atas permukaan kulit, dan terkadang ditumbuhi bulu.
Baca Juga: Tulisan Tangan Dokter Jelek Mirip Cakar Ayam? Ternyata Ini Alasannya
Kemudian dermal melanocytic naevy dengan permukaan menonjol keluar yang terkadang ditumbuhi rambut dan berwarna pucat, serta junctional melanocytic naevi yang berwarna cokelat dengan bentuk pipih dan bulat.
Tahi lalat pada tubuh bisa muncul di mana saja, sehingga tidak jarang ditemukan orang yang memiliki tahi lalat dengan jumlah yang banyak.
Baca Juga: Risiko Terlalu Sering Makan Daging Merah, Meski Dalam Porsi Kecil
Meskipun tidak berbahaya, sebuah studi ternyata menunjukkan tahi lalat bisa menjadi gejala kanker kulit.
Peneliti dari King's College London telah meneliti 3.584 warga dan menemukan bahwa mereka yang memiliki lebih banyak tahi lalat, memiliki risiko kanker yang juga lebih tinggi dari pada yang hanya memiliki sedikit tahi lalat.
Hal tersebut terjadi karena kanker kulit biasanya berkembang dari tahi lalat yang jumlahnya tidak wajar.
Jika dihitung, orang yang memiliki lebih dari 50 tahi lalat di tubuhnya memiliki risiko kanker lima kali lebih besar dari pada yang normal, yaitu 10-40 tahi lalat.
Dalam studi yang diterbitkan dalam British Journal of Dermatology, wanita yang memiliki tujuh tahi lalat di tangan kanannya disebutkan berisiko memiliki 50 tahi lalat di seluruh tubuhnya.
Sementara yang memiliki 11 tahi lalat pada tangan kanannya, berisiko memiliki lebih dari 50 tahi lalat di sekujur tubuhnya.
Hitungan sederhana tersebut dikatakan peneliti untuk membantu dokter umum dalam mengidentifikasi penderita kanker kulit.
Meski yang digunakan untuk memprediksi adalah tahi lalat di tangan kanan, kanker kulit dapat berkembang di bagian tubuh lain.
Selain jumlah, perhatikan pula ukuran, warna, dan tekstur dari tahi lalat yang muncul. Jika terjadi perubahan yang cepat pada tahi lalat, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Jika memiliki banyak tahi lalat, sebaiknya hindari paparan sinar matahari secara berlebihan. Perlu waspada akan sinar matahari pada pukul 11.00 sampai 15.00, karena terik matahari di waktu ini cukup berbahaya.
Apabila memang perlu ke luar rumah, bawalah payung atau topi untuk melindungi diri dari sinar matahari. Sebaiknya selalu mengenakan krim tabir surya dengan jumlah SpF yang cukup tinggi.
Saat ada tahi lalat baru yang muncul dan terlihat ada perubahan pada kondisi tahi lalat lama, coba untuk lebih memerhatikannya. Lihat apakah warnanya tebal, tepiannya tidak merata, ukurannya semakin membesar, dan terasa gatal.
Jika gejala kanker kulit seperti itu yang muncul, segera temui dokter untuk mengantisipasi risiko yang lebih serius.
Baca Juga: Hati-hati, Polusi Udara Ternyata Bisa Memengaruhi Kejantanan Pria
Memang belum tentu tahi lalat yang muncul pada tubuh akan berbahaya. Namun setelah mengetahui kaitan tahi lalat penyebab kanker kulit ini, kita diharapkan bisa lebih waspada. (*)
Source | : | Tabloid Nakita,WebMD,Cancer Research UK,British Journal of Dermatology |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar