Hal ini bisa dapat terlihat ketika kulit ayam dikelupas.
Jika ayam sehat maka warnanya merah muda segar karena darah keluar maksimal.
Sementara ayam tiren berwarna merah tua kecokelatan karena darah tidak keluar maksimal.
Selain itu, ketika ditekan maka permukaan daging ayam sehat terlihat lentur elastis dan kembali ke posisi normal.
Sedangkan daging ayam tiren cenderung cekung atau lebam serta tidak elastis atau tidak kembali ke posisi normal.
"Bisa juga dilihat dari harga. Harga ayam sehat tentu normal, sedangkan harga ayam tiren sangat murah, bisa separuh atau bahkan bisa kurang dari separuh harga normal," bebernya.
Nanung menjelaskan, aroma daging ayam sehat memiliki harum normal, sedangkan daging ayam tiren berbau busuk.
Daging ayam tiren berbau busuk karena darah tidak keluar dan menjadi timbunan makanan yang berlimpah bagi bakteri pembusuk.
"Lalu perhatikan juga bekas sembelihan di leher. Bekas sembelihan pada ayam sehat nampak terbuka lebar, sedangkan pada ayam tiren nampak sempit dan rapih, seperti bekas kertas yang digunting, sangat rapi," pungkasnya.
Selain itu, melansir litbang.pertanian.go.id, perhatikan juga; dagaging ayam tiren beraroma agak amis, berwarna kebiru-biruan, pucat dan tidak segar.
Kalau dipegang kulitnya licin dan mengkilat, karena pakai formalin.
Terdapat bercak-bercak darah pada bagian kepala atau leher ayam, dan biasanya harganya lebih murah.
Hal ini penting diperhatikan, karena ayam tiren tidak layak konsumsi, selain pastinya tidak halal, juga bisa merugikan kesehatan manusia yang mengonsumsinya.
Daging ayam tiren banyak mengandung bakteri merugikan kesehatan, juga penyebab kanker.(*)
Source | : | sajiansedap.com,Tribunsumsel.com,litbang.pertanian.go.id |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar