GridHEALTH.id - Asam lemak Omega 3 sangat penting untuk fungsi tubuh. Beberapa manfaat di antaranya adalah untuk menurunkan kadar lemak dalam darah, menurunkan tekanan darah dan menghentikan pembekuan.
Baca Juga: Studi: 80% Anak Indonesia Kekurangan Omega 3, Ini Dampaknya Bagi Tumbuh Kembang
Ada juga asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam docosahexaenoic (DHA), yang disebut Omega 3 rantai panjang.
Jenis Omega 3 ini bisa ditemukan dalam minyak ikan salmon dan ikan, termasuk minyak ikan cod. Lalu benarkan suplemen ini menjauhkan penyakit diabetes tipe 2?
Dikutip dari dailymail.co.uk, suplemen minyak ikan tidak melakukan apa-apa untuk mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2, dan menurut penelitian, itu adalah mitos.
Meskipun banyak penelitian di masa lalu menyarankan, jika asam lemak Omega 3 yang ditemukan dalam minyak ikan dapat mengurangi kemungkinan terkena penyakit mematikan ini.
Tetapi tinjauan ilmiah lebih dari 80 percobaan, yang ditugaskan oleh Organisasi Kesehatan Dunia, menemukan asam lemak tidak memberikan manfaat seperti itu.
Baca Juga: Mulai Juli 2020 Kantong Plastik Dilarang di Jakarta, Ini Dampak Sampah Plastik Bagi Kesehatan
Para peneliti di University of East Anglia menyimpulkan, orang yang mengonsumsi Omega 3, tidak kemungkinan rendah didiagnosis dengan penyakit diabetes tipe 2.
Tim itu juga mengklaim bukti menunjukkan kadar gula darah, insulin, dan hemoglobin terglikasi serupa di antara orang-orang yang tidak dan memang mengonsumsinya.
Baca juga: Makanan Rakyat Murah Meriah, Cuma Makan Nasi Sama Tempe, Lihat Perubahan yang Terjadi Pada Tubuh
Ketiganya adalah ukuran bagaimana tubuh menangani gula dan dianggap sebagai langkah penting yang memicu risiko diabetes tipe 2.
Sebaliknya kajian tersebut mengungkapkan bahwa, orang yang mengonsumsi suplemen minyak ikan dalam dosis tinggi dapat mengalami metabolisme gula darah yang lebih buruk.
Meskipun mengakui bukti itu lemah, para ahli mengatakan orang harus menghindari dosis lebih dari 4.4 gram perhari.
Sementara itu, badan kesehatan Inggris atau NHS menyarankan agar orang makan dua porsi ikan dalam seminggu. Termasuk setidaknya satu ikan berminyak, karena tingkat Omega 3 yang tinggi.
Masalahnya, banyak orang tidak makan ikan berminyak dan memilih suplemen minyak ikan. Suplemen yang dijual dalam bentuk kapsul, pil dan minyak ini, tersedia tanpa resep di supermarket, apotek, dan toko-toko sudut.
Baca Juga: Studi: Makan Pisang Sejak MPASI Sampai 2 Tahun Mampu Turunkan Risiko Leukemia Pada Anak
Padahal suplemen minyak ikan tersebut melebihi dosis harian yang disarankan. Sehingga alih-alih bermanfaat bagi kesehatan, malah memperburuk kadar gula darah.
Peneliti utama Dr Lee Hooper mengatakan: "Penelitian kami sebelumnya telah menunjukkan suplemen omega 3 rantai panjang tidak melindungi terhadap penyakit jantung, stroke, atau kematian."
Baca Juga: Kram Perut Parah Saat Menstruasi? Jangan Abaikan, Bisa Jadi Tanda Menstruasi Tak Normal
Ulasan ini menunjukkan bahwa, suplemen Omega3 dari minyak ikan tidak mencegah atau mengobati diabetes. Untuk itu, suplemen Omega3 tidak boleh dianjurkan untuk pencegahan atau pengobatan diabetes.
"Jika orang memilih untuk mengambil kapsul minyak ikan tambahan, maka mereka harus menggunakan dosis kurang dari 4,4 gram per hari untuk menghindari kemungkinan hasil negatif," tambahnya.
Sementara rekannya, Dr Julii Brainard, mengatakan: "Ikan berminyak bisa menjadi makanan yang sangat bergizi sebagai bagian dari makanan seimbang. Kami menyarankan untuk makan lebih banyak ikan berminyak, daripada mengonsumsi suplemen minyak Omega3." (*)
#berantasstunting
Source | : | Nakita.id,Gridhealth.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar