Buktinya, sebuah penelitian dalam jurnal di pediatrics.aappublications.org menunjukkan makan bersama dengan keluarga di rumah bisa memperbaiki asupan nutrisi keluarga.
Seorang peneliti dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, Julia A. Wolfson mengatakan kalau pengaruh kesehatan dari makan bersama keluarga bisa berasal dari frekuensi makanan rumahan yang sehat dan tidak tinggi kalori.
“Saat orang lebih sering memasak di rumah, mereka mengonsumsi karbohidrat, gula, dan lemak yang lebih sedikit dibandingkan yang jarang masak,” kata Wolfson dalam penelitiannya Home Cooking is a Main Ingredient in Healthier Diet.
Selain itu, menurutnya makanan di rumah bisa dikonsumsi dan diatur sendiri dalam porsi yang wajar sehingga bisa terhindar dari risiko kesehatan seperti obesitas.
Meski begitu, Adelia merasa bersyukur karena Pasha ternyata masih bisa menerima kekurangannya itu.
Baca Juga: 3 Gaya Hidup Aktif Ini Bisa Jadi Olahraga Untuk Turun Berat Badan
"terimakasih lho sayang udh jadi suami yang sabar,nerima aku apa adanya,"
"gak bisa masak kaya istri2 lain malah suami aku ini kalau mau dimasakin gak usah ntar kenapa2 ntar kecipratan minyak katanya,setidaknya belajar berusaha mencoba..."
"maaf blom bisa jadi istri yang sempurna dg serba kekurangan...," ungkap Adelia.
Source | : | theatlantic.com,pediatrics.aappublications.org,Tribun Solo |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar