Masing-masing kelompok tersebut melakukan pertemuan selama 6 minggu. Selama itu, pasien diajari cara membentuk sikap. Mereka juga dilatih untuk santai dan mawas diri.
Baca Juga: Studi: 50% Penderita Penyakit Langka di Indonesia adalah Anak-anak
Kelompok ketiga bertemu dua kali. Dalam pertemuan itu pasien diajarkan untuk menghubungkan stres dan sakit mereka serta diajari cara mengendalikan stres yang bisa dilakukan di rumah.
Begitu studi di atas selesai, semua pasien merasa lebih baik secara fisik maupun mental.
Mengapa bimbingan psikologis bisa mempengaruhi masalah fisik? Psikolog George Everly, Jr. mengatakan bahwa kita belum menyadari sepenuhnya hubungan antara pikiran dan jasmani.
Everly sendiri tengah melakukan studi di Harvard untuk mengetahui mengapa gangguan dan tingkah laku ada hubungannya dengan sejumlah penyakit.
Penyakit-penyakit (termasuk hipertensi, migren, radang dinding lambung, iritasi usus besar, kegelisahan, dan masalah penyesuaian diri) adalah penyakit yang muncul dari sistem limbis otak dan perlu dibantu dengan strategi penerangan.
Baca Juga: Lima Hal Yang Harus Diingat Sebelum Membeli Polis Asuransi Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian itu, kini di AS didirikan pelbagai tempat perawatan untuk penderita somatisizer.
Source | : | intisari-online.com,Psychological Science |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar