“Selain itu, gaya hidup seperti merokok, mengonsumsi alkohol berlebih, mengonsumsi makanan berlemak, kurang berolahraga, obesitas, dan stres dapat menambah risiko,” tandas dokter spesialis jantung tersebut.
Baca Juga: Berat Badan Bayi Rendah Saat Lahir, Ini Caranya Agar Jadi Gemuk!
Pemeriksaan oleh dokter diperlukan untuk memastikan diagnosisi ini. Diperlukan juga berbagai macam tes seperti Elektrokardiogram (EKG), Tes toleransi olahraga (ETT), Foto Rontgen dan CT scan.
Bila perlu ditambah dengan angiogram koroner, untuk memeriksa kondisi arteri jantung dengan menyuntikkan zat pewarna (bahan kontras) khusus dan dipantau dengan memasukkan selang tipis dan lentur (kateter) melalui pembuluh darah besar di paha atau lengan menuju ruang jantung.
Dokter biasanya akan merekomendasikan tes ini jika diagnosis angina belum ditemukan atau pasien mengalami angina tidak stabil.
Baca Juga: Menopause Dini Bisa Terjadi di Usia 30-an, Simak Penyebabnya!
“Apabila memiliki gejala seperti yang tersebut di atas segeralah memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit terdekat. Jangan sampai terlambat karena dapat berakibat fatal sampai dengan kematian mendadak,” tutup Addiena.(*)
#berantasstunting
Source | : | Kompas Health,awalbros.com,cardiosmart.org |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar