GridHEALTH.id – Seorang wanita berusia 32 tahun bernama Rose Murphy mengalami serangan jantung secara tiba-tiba saat sedang berada di gym.
Peristiwa tersebut terjadi dua tahun yang lalu.
Wanita yang berasal dari Kent, Inggris, ini ternyata menderita diseksi arteri koroner spontan atau spontaneous coronary artery dissection (SCAD).
Baca Juga: Terungkap, Mengapa Wanita Lebih Rentan Terkena Serangan Jantung
Dia hanya memiliki peluang 10 persen untuk bertahan hidup dan bahkan mengalami tiga serangan jantung hanya dalam satu minggu.
Menurut American Heart Association (AHA), SCAD didiagnosis ketika terjadi robekan di salah satu dari tiga lapisan dinding arteri sehingga menyebabkan darah menembus lapisan terdalam dan tersumbat hingga membengkak ke dalam.
Baca Juga: 4 Menu Sarapan Indonesia Banget, Dijamin Bisa Gagalkan Diet Apapun
Penyebabnya masih belum jelas, tetapi SCAD sering menyerang wanita sehat, bahkan yang tidak memiliki faktor risiko penyakit jantung.
Rose Murphy sendiri mengatakan bahwa dirinya sehat dan aktif.
Biasanya, pasien tidak didiagnosis dengan SCAD sampai setelah mereka mengalami serangan jantung, yang dapat menyebabkan nyeri atau tekanan dada, sesak napas, keringat berlebih, dan pusing.
Rose Murphy mengatakan gejala awalnya dadanya terasa seperti ditusuk, namun dia menyalahartikan gejala tersebut sebagai serangan asma karena olahraga berlebihan di gym.
Baca Juga: ‘Angin Duduk’, Benarkah Serangan Jantung Mendadak? Ini Penjelasan Dokter
"Aku orang yang sehat dan rutin melakukan fitness sehingga sangat mengejutkan untuk mengalami serangan jantung pada usia 30," kata Rose Murphy, dilansir dari Fox News, Senin (13/1/2020).
Dia dilarikan ke rumah sakit di London di mana dia didiagnosis menderita SCAD dan kemudian menderita serangan jantung kedua hanya dua hari setelah dia dibebaskan.
Baca Juga: Nagita Slavina Buat Kejutan dengan Bagi-bagi Uang kepada Crewnya, Ternyata Ada Faedah Dibalik Itu
Lalu, dia dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar di mana dokter telah berencana untuk memasukkan stent (tabung dari logam yang dimasukkan ke arteri untuk membuat pembuluh darah jantung tetap terbuka).
Namun, arteri koroner kirinya malah ditemukan telah pecah, dan dia mengalami serangan jantung ketiga sebelum dia bisa dipindahkan ke rumah sakit spesialis.
"Aku hanya tidak tahu apa yang sedang terjadi, aku tidak pernah merasakan sakit seperti itu,” ujarnya.
Biasanya perawatan untuk pasien SCAD berfokus pada pendekatan konservatif yang mengutamakan kontrol tekanan darah, karena memasukkan stent dapat menyebabkan risiko komplikasi yang tinggi.
Baca Juga: Madu Cegah Kanker dan Serangan Jantung Bila Dikonsumsi Rutin
Dua tahun kemudian, setelah kembali dari ambang kematian, Rose Murphy ingin wanita lainnya menjadi lebih sadar akan kesehatan kardiovaskuler dan waspada terhadap kemungkinan gejalanya.
"Bahaya SCAD benar-benar perlu diketahui, wanita muda yang sehat bisa sekarat karenanya, tetapi bisa diselamatkan asal segera diperiksa. Aku berharap bahwa dalam lima tahun, semua orang akan tahu."(*)
Baca Juga: Pisang dan Singkong Rebus Menu Sarapannya Via Vallen, Ternyata Ada Maksudnya
#berantasstunting
Source | : | foxnews.com,ahajournals.org |
Penulis | : | Deva Norita Putri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar